chapter 51 [S²] MENYULAM KENANGAN DI TEPI DANAU

238 17 0
                                    

☆☆☆

51.MENYULAM KENANGAN DI TEPI DANAU

"Nama dia bakal selalu abadi,begitu juga dengan kenangannya yang indah, dan itu sulit untuk dilupakan."
-Lintang Granada Sanjaya

Setelah pulang sekolah,mereka balik ke rumah masing masing, Ziel sama Lintang belum kasih tau sama yang lain nya biar besok aja sekalian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah pulang sekolah,mereka balik ke rumah masing masing, Ziel sama Lintang belum kasih tau sama yang lain nya biar besok aja sekalian.Ian melakukan aktivitas nya seperti biasa mengantarkan kesayangan nya untuk pulang ke rumah terlebih dahulu.

"Ian,kamu liat gak sih wajah Ziel sama Lintang kaya bahagia banget, Mereka kenapa ya kira kira?"tanya Kanglim.

"Mungkin lagi kerasukan iblis kali sayang,"Kanglim naik ke motor ninja milik Ian,dan motor siapa meninggal kan area gedung sekolah.

Sebelum sampe ke rumah Kanglim dua manusia itu jalan jalan terlebih dahulu sambil cari angin sore yang berjalan mau jadi senja.Senja memang indah tapi indah nya hanya sementara.

Ian menghentikkan motor nya di pinggir jalan,mereka menikmati langit sore.Kanglim foto langit nya untuk mengabadikan moment,dia juga mengajak Ian untuk foto berdua.

"Sayang,Lu tau gak lu itu sama indah nya sama langit senja,Kalo lu untuk selama nya indah kalo langit senja hanya untuk sementara,Senja akan menghilang dan berganti menjadi langit yang gelap,kalo lu bakal Indah terus,selama lama nya."

"Gombal mulu,gak capek apa?"

"Gak,gua gak cape untuk mencintai lu terus,"Kanglim menggeplak tangan Ian.sang empu tidak merasakan sakit atau semacam nya.ia malah terkekeh melihat tingkah gemas kesayangan nya itu.

"Mau pulang sekarang,hm?"tanya Ian memaju kan wajah nya dengan Kanglim,wajah mereka benar benar dekat sekarang.

"Iya pulang,kamu mau ke basecamp kamu kan?pulang ke rumah Ian, keluarga kamu pasti--"belum selesai Kanglim bicara sudah langsung di potong oleh Ian.Ian meletakkan jari telunjuk nya di bibir Kanglim.

"Gua gak bakal mau untuk pulang ke rumah,sayang. Karena gua juga udah punya rumah sendiri yang jauh lebih nyaman,"

"Siapa rumah itu?"

"Lu,adalah rumah ternyaman yang pernah gua singgahi,untuk gua pulang,untuk mendapat kan kenangan yang paling indah seumur hidup gua,"lagi lagi pipi Kanglim merona merah sempurna seperti tomat.

"Misalkan kalau aku rumah berarti kamu adalah penghuninya?"

"Iya gua adalah seorang penghuni di rumah yang paling nyaman untuk gua pulang,"

"Terus jadikan aku sebagai rumah kamu Ian,jadikan aku juga sebagai orang yang membuat kamu nyaman,"

"Tentu,Lu adalah orang spesial dalam hidup gua, Terimakasih karena telah hadir,"Kanglim memberi anggukan dan senyuman khas manis nya.

Setelah puas jalan jalan sore akhirnya mereka berdua untuk balik ke tujuan pertama,"Sayang,jangan tinggalin gua ya?"

"Gak bakal aku ninggalin kamu sendiri Ian,kamu kenapa ngomong kaya gitu terus sih?"

DIA IANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang