Pekerjaan Atlas sebagai direktur utama perusahaan selain memimpin dan bekerja dengan baik adalah membelikan kopi untuk pegawainya.
Karyawan yang semalaman lembur membuat maket butuh asupan kafein yang banyak di pagi hari.
"Mar, bangun. Tidur tuh di rumah. Kantor bukan penginapan gratis. Bangun udah pagi." Atlas membangunkan Damar, salah satu pekerja paling senior di perusahaannya. Ketua proyek dari Tim 1.
"Lho? Udah pagi?" Damar terbangun seperti orang linglung. Pipinya yang menempel pada permukaan meja tercetak motif merah lekukan kayu.
Atlas memandang prihatin. Sebagai atasan dia sudah menjadi contoh buruk karena membiarkan praktik kerja tidak kenal waktu seperti ini terjadi dalam perusahaannya. Membiarkan adanya budaya kerja rodi semacam ini sangatlah tidak etis secara norma.
"Udah gue bilang lembur itu maksimal jam 10 malem, lo malah tidur di sini. Pengen banget merusak citra gue, Mar? Kalo sampe gue dicap diktator nggak bakal heran lagi, sih," ujar Atlas sambil meletakkan gelas cup kopi yang tadi dibelinya dalam perjalanan ke kantor. Tangannya kemudian sibuk merapikan meja yang penuh dengan serakan potongan kertas dan lainnya.
"Di mana-mana kalo ada karyawan yang lembur dengan suka rela atasan pasti seneng. Lo doang, karyawan hobi lembur malah nggak suka, dimarahin." Damar meregangkan badannya. Menguap lebar-lebar masih mengantuk.
"Karyawan cukup istirahat dan punya pola hidup sehat juga penting buat perusahaan, lembur tiap hari kalo tiba-tiba sakit dan harus nggak masuk kerja dua minggu siapa juga yang rugi? Gue." Atlas menjawab dengan kalkulasi. Bos satu ini kalau masalah perhitungan cepat sekali.
"Kesempatan gunain asuransi kesehatan, Bos. Kapan lagi coba?"
"Ngawur!" omel Atlas.
"Masih pagi udah ribut aja." Iben datang dengan wajah cerahnya. Terlihat sekali sudah mandi, mencukur kumis, menyisir rambut, dan memakai parfum. Ketua proyek Tim 2 memang teladan bagi semua orang di kantor. Berbanding terbalik dengan ketua Tim 1.
"Bos lo nih ngajak ribut pagi-pagi," tunjuk Damar pada Atlas. Menyalahkan pria itu sebagai sumber keributan.
Sebelah alis milik Atlas naik, kenapa jadi dia yang disalahkan?
"Masih pagi kawan-kawan, alangkah baiknya kita menjaga perdamaian dunia." Iben membantu Atlas merapikan meja.
"Dan mending lo mandi, Mar. Jangan mengundang lalat masuk sini," kelakar Iben yang menggundang tawa Atlas.
"Gue mah nggak perlu mandi udah wangi!" Damar membela diri, tidak terima dihina oleh rekannya. Dengan gerakan otomatis mencium ketiaknya kanan dan kiri.
Atlas geleng kepala. Kalau saja Damar bukan temannya, pasti sudah dia PHK. Alasan pemecatan karena membuat polusi udara di dalam kantor, menciptakan aroma tidak sedap.
"Mending lo pulang sekarang. Mandi, sarapan, terus lanjut tidur," ujar Atlas sambil mengambilkan tas kerja Damar dan menaruhnya di pangkuan pemuda bau itu.
Damar memandangi Atlas dengan senyuman, bos satu ini level pengertian dan perhatiannya melebihi angkasa menembus antariksa. Kok bisa sih laki-laki sebaik ini diselingkuhi? Cewek gila macam apa yang pernah Atlas pacari?
"Nanti gue ketemu klien jam satu siang di Heritage. Jadi sebelum itu tolong jaga baik-baik maket gue yang mau gue presentasiin, jaga baik-baik oke?" Damar bangkit berdiri. Menyerahkan sisa tugasnya kepada dua orang terpercaya di kantor.
"Lo ketemu klien sama siapa aja? Anak-anak Tim 1 lo ajak semua kan?" tanya Atlas sambil mengamankan maket rumah karya Damar ke lemari kaca agar aman dari jangkauan tangan manusia-manusia perusak. Maket sendiri merupakan bentuk tiruan dalam bentuk tiga dimensi dan berskala kecil dari suatu bangunan, gedung, atau rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROMANTIC ESCAPE
RomanceGatari Naresdipati adalah seorang model berusia 27 tahun. Berkat sang ibu yang menjadi biro jodohnya, Gatari menikahi Atlas Shane Wijayanto--seorang arsitek yang seumuran dengannya. Di sinilah kisah pernikahan kontrak mereka yang penuh dengan lika-l...