07. Mengenal Lebih Dekat

8.1K 697 40
                                    

Gatari memukulkan kepalanya pada stir mobil. Mengeratkan pegangannya kuat-kuat. Dia malu setengah mati kalau mengingat-ingat chat-nya semalam dengan Atlas.

Bodoh! Si bodoh Gatari!

Perempuan itu tidak sadar mengetik aku-kamu saat mengirimkan pesan kepada pria yang baru satu kali ditemuinya.

Perempuan gila mana yang se-aku-kamu itu dengan pria yang baru dikenal sehari?! Nah, Gatari adalah perempuan gila itu.

"Ah, sumpah, gue malu banget pas baca balesannya si Yanto. Kesannya kek gue cewek genit yang langsung mau meng-aku-kamu-kan setelah ketemuan sekali, padahal belum tentu perjodohannya jadi. Muka gue mau ditaroh mana coba, Mbak? Gila malu banget!" Gatari curhat kepada manajernya—Mbak Nita—sepanjang perjalanan menuju stasiun televisi. Hari ini Gatari ada jadwal syuting iklan.

"Lebay banget nggak sih lo?" komentar Nita dengan suara jutek seperti biasa. Bertahun-tahun menghadapi Gatari yang selalu overreacting membuatnya kebal. "Mas Yanto-mu itu aja bilang nggak apa-apa, lo aja yang lebay. Lagian aneh banget kalo masih ada orang yang menganggap aku-kamu itu panggilan intim kekasih, preet, aku-kamu mah bentuk sopan santun selain saya-anda, dari pada lo-gue bagus juga aku-kamu. Penuh sopan santun, unggah-ungguh. Orang Indonesia kan lo?" Nita menceramah panjang lebar.

"Iya Mbaaak, tapi kan tetep aja maluuu! Gue tuh harusnya tetep jaga image!" Gatari masih keukeuh dengan overreacting-nya.

"Sejak kapan lo punya malu? Lo biasanya juga malu-maluin. Cewek gila kayak lo bilang malu gara-gara nge-chat cowok dengan aku-kamu? Gue kepret lo ya, Tar!"

"Mbak Nita mah nggak ngerti perasaan gue!"

"Nggak. Nggak ngerti gue. Nggak mau ngerti juga. Bodo amat gue."

"Jahat!"

"Emang."

"Manajer yang jahat sama artisnya ya cuma Mbak Nita doang. Manajer lain ke artisnya mah di-treat like a princess. Lah, Mbak Nita? Manajer mana yang ngebiarin artisnya nyetir sendiri begini? Cuma Mbak Nita! Mbak Nita doang! Dasar perempuan jahara!"

"Ngoceh mulu." Nita tidak ambil pusing dengan keluh kesah dan protesan Gatari. "Lo dikasih apa sih sama si Yanto jadi ceriwis begini? Diajak kawin lo sama dia?"

Gatari menginjak rem mendadak. Keduanya terantuk ke depan otomatis. Nita hampir saja kelepasan mengumpat.

"Kok, Mbak Nita bisa tau?" Gatari menengok ke samping, terheran-heran karena tebakan manajernya sangat tepat.

"Gua bego banget kalo nggak tau," jawab Nita setengah malas. "Jalan cepet! Malah berhenti! Udah tau telat masih banyak drama lo!"

Gatari gelagapan menghadap depan. Menginjak pedal gas kembali. Manajernya memang kurang ajar. Sudah digaji mahal-mahal tiap bulan malah menyuruhnya menjadi supir! Suka marah-marah lagi! Gatari seperti sedang bersama ibu tiri Cinderella.

"Nggak takut dipecat apa marah-marahin yang ngasih gaji?!" balas Gatari menyamai volume suara Nita.

"Bagus, sih, kalo gue dipecat. Alhamdulillah bisa nyari artis yang lebih mudah diatur. Lo rese. Bikin darah tinggi."

Gatari melirik Nita sengit. Tatapannya penuh dengan permusuhan. Manajer satu ini tidak ada takut-takutnya.

"Manajer jahat!"

Nita hanya membuang muka ke jendela. Geleng-geleng kepala seraya mengelus dada. 12 tahun menjadi manajer anak bebal satu ini, namun sikap kekanak-kanakannya tidak pernah berubah juga. Paringono sabar, Gusti.

***

Atlas bangun tidur dan memulai harinya seperti biasa. Namun hari ini ada yang tidak biasa. Senyum semua orang di rumahnya membuat hari ini terkesan istimewa. Efek dari kabar perjodohannya hari kemarin yang menggemparkan.

ROMANTIC ESCAPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang