Noceur—dari bahasa Prancis—jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia memiliki arti 'orang yang suka terjaga semalam suntuk alias tidak tidur'. One who stays up late, or not sleeps at all. Noceur, sebutan untuk orang-orang yang hidup nokturnal—layaknya burung hantu dan kelelawar. Maka tak heran jika orang yang hobi begadang dijuluki 'kalong'.
Atlas dan Gatari adalah sepasang kalong. Siapa sangka keduanya gemar melek sampai dini hari dan baru beranjak tidur kala matahari menyapa langit timur, lalu terbangun saat hari telah siang dan terik menyelusup dari celah tirai jendela.
Jika Atlas menghabiskan semalam suntuk untuk bermain game di komputernya, maka Gatari menghabiskan malamnya untuk membaca novel dewasa di dalam kamar. Hobi mereka berdua amat berbeda, namun level kronisnya sama parah. Inilah sisi ngeri dari orang sibuk yang setiap hari waktunya hanya digunakan untuk bekerja, sekalinya punya waktu luang mereka rela tidak tidur agar hobinya dapat tersalurkan. Merasa sayang untuk tidur. Kenapa harus tidur jika bisa melakukan banyak hal?
Sayangnya hari-hari bebas bermain game sepanjang waktu dan membaca novel tak kenal jam akan segera berakhir. Hari ini menjadi hari terakhir Atlas dan Gatari menjalani cuti menikah mereka. Besok keduanya sudah harus beraktivitas seperti biasa. Bertemu lagi dengan rutinitas, bersua lagi dengan pekerjaan. Seakan disadarkan sudah saatnya mereka kembali ke habitat masing-masing.
"Baru bangun?" Gatari bertanya saat Atlas duduk di sebelahnya dengan wajah separuh terpejam. "Main game sampai jam berapa kamu?"
"Subuh," jawab Atlas sambil menyandar sofa. Mengucek matanya dengan telunjuk memohon agar kantuk lekas pergi.
"Kamu nanti malem udah nggak bisa main game sampai subuh lagi, Tlas. Besok kamu mulai masuk kantor kan?"
"Jangan diingetin. Aku males kerja."
"Udah punya istri bukannya harus semangat kerja, ya? Kan tambah satu orang yang perlu kamu kasih makan?"
Atlas berhenti mengucek matanya. Kini ia bisa melihat wajah Gatari dengan jelas dari balik lensa kacamata minusnya. "Oh, iya, aku harus nafkahin kamu, kan ya? Lupa udah punya istri."
"Dih, nikah baru kemarin udah lupa. Punya istri secantik ini dilupain? Kamu doang, Tlas." Gatari berlagak sewot.
"Bukan gitu, Gat. Aku cuma masih nggak nyangka aja udah nikah. Kayak mimpi." Atlas mengklarifikasi.
"Emang, sih, nikah sama perempuan secantik aku pasti rasanya unreal banget. Aku bisa maklumin kamu, Tlas."
"Pede," ujar Atlas terkekeh geli. Gatari dengan percaya dirinya yang selangit selalu berhasil membuat semburat tawa merekah di bibirnya tanpa disadari.
"Tapi bener kan?"
Atlas mengangguk setuju. Menikah dengan Gatari rasanya memang seperti mimpi di negeri dongeng. Dongengnya berkisah tentang Atlas menikahi bidadari yang sangat cantik rupawan.
"Gat, aku minta nomor rekening kamu," pinta Atlas kemudian.
"Buat?"
"Transfer uang bulanan."
"Kamu beneran mau kasih nafkah ke aku, Tlas?" Gatari yang awalnya keberatan Atlas memberinya uang nafkah tiap bulan, begitu mendengar kata 'transfer' membuat kedua netranya berbinar antusias. Dipikir-pikir ternyata menyenangkan juga kalau ada donatur yang suka rela memberinya uang secara cuma-cuma, rutin setiap bulan lagi. Toh ini uang Atlas, uang suaminya, Gatari sah-sah saja mendapatkan dan menghabiskannya. Betul kan?
Manusia kalau soal duit memang gampang sekali berubah pikiran.
"Iya, kan udah janji." Atlas menjawab santai. "Kirim lewat WhatsApp ya nomor rekeningnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
ROMANTIC ESCAPE
RomanceGatari Naresdipati adalah seorang model berusia 27 tahun. Berkat sang ibu yang menjadi biro jodohnya, Gatari menikahi Atlas Shane Wijayanto--seorang arsitek yang seumuran dengannya. Di sinilah kisah pernikahan kontrak mereka yang penuh dengan lika-l...