ROMANTIC ESCAPE

19. Hari Patah Hati Nasional

Jika awal tahun lalu ditetapkan sebagai hari patah hati nasional karena Valerie Marsah menikahi seorang diplomat, maka akhir tahun ini ditetapkan sebagai hari patah hati nasional karena Gatari Naresdipati menikahi seorang arsitek.

Publik bergembira sekaligus patah hati.

Resepsi pernikahan digelar meriah di aula Hotel W, Jakarta Selatan. Dihadiri lebih dari seribu tamu undangan. Kebanyakan mereka yang hadir adalah sanak saudara dan rekan bisnis orangtua kedua mempelai. Teman Atlas hanya sedikit yang diundang, kenalan bisnisnya pun hanya beberapa yang diberi undangan. Lain cerita dengan Gatari yang mengundang seluruh anggota geng Femme Fatale-nya, lalu kenalan model, artis, penyanyi, fotografer, desainer, makeup artist, influencer, bahkan businessman dan businesswoman yang bekerja sama dengannya—misalnya CEO dari brand kosmetik atau busana yang menjadikannya brand ambassador, lalu orang-orang TV—baik kru dari acara yang dibintanginya maupun jajaran eksekutif para petinggi stasiun TV, semuanya diundang.

Terlihat sekali perbedaannya bukan, suami introvert dan istri ekstrovert.

Ijab qobul sudah diikrarkan pagi tadi pukul sembilan. Di gedung yang sama, disaksikan ribuan orang yang mengumandangkan SAH layaknya paduan suara. Atlas dan Gatari telah resmi menjadi sepasang suami istri.

Aula yang luasnya melebihi Jakarta Convention Center itu dihias mewah dengan dekorasi bunga-bunga. Langit-langit dipenuhi kristal yang bergelantungan. Wedding aisle dihias dengan gelaran white rose petal. Singgasana pelaminan bak tahta raja dan ratu. Dekorasi glamor aula pernikahan didominasi warna putih dan merah muda. Dengan lilin-lilin yang menyala redup di atas candle holder.

Tamu-tamu duduk di atas tiffany chairs saling berhadapan dipisahkan oleh meja. Mengenakan pakaian terbaik. Yang perempuan berdandan cantik dengan senyum ayu. Yang laki-laki berambut klimis dengan wajah yang tampan.

Orangtua Atlas dan Gatari duduk di baris depan. Mereka memasang wajah paling bahagia, terlebih Anindira. Ibu satu itu telah sukses mengantarkan putrinya menyongsong bahtera rumah tangga.

Tiba saatnya Gatari sang pengantin berjalan di aisle bertabur kelopak bunga. Berjalan mengarungi jembatan cinta. Mengenakan gaun putih, wedding veil berayun di punggung bersaing dengan ujung gaun yang menguasai lantai. Buket bunga lily of the valley erat di tangan.

Atlas telah menunggu di altar pelaminan. Berdiri dengan gagah dipeluk setelan tuxedo hitam. Mengapit tangan di depan badan dikuasai debar. Memandang ke depan pada satu titik perempuan menunggu sosok itu berlabuh pada genggam tangannya.

Gatari melambaikan tangan sesekali sambil membagikan senyum kepada teman-teman yang datang. Serbuan blitz kamera mengabadikan momen terbaiknya. Daniel bekerja keras hari ini.

Aswarina Priambudi datang dengan sang suami, duduk bersebelahan saling bergandeng tangan. Kartika Dwiningrat Soesanto memenuhi janjinya datang bersama sang Mendagri. CEO-nya datang beramai-ramai didampingi artis dan staf Majestic Entertainment. Valerie dan suami diplomatnya—yang jarang terlihat itu—tersenyum ke arahnya. Lestari Laksono berdiri memegang mikrofon di ujung aula mengamankan posisi sebagai master of ceremony. Nita, manajernya tercinta, melambaikan tangan meski menahan haru.

Gatari sampai di langkah terakhir. Tangan Atlas menyambutnya. Mereka bertukar tatapan mata. Saling membagikan senyum mengumbar bahagia. Memulai kembali drama teater penuh cinta di hadapan tamu undangan.

Rencana pernikahan palsu mereka hampir sempurna, hanya saja mengizinkan Lestari Laksono menjadi MC pernikahan adalah kekeliruan besar. Perempuan susah diatur itu seenaknya sendiri menyetir acara. Gatari sudah memperingatkan dengan jelas sebelum acara dimulai—apa saja yang boleh dan tidak boleh Laksono lakukan—salah satunya yang paling terlarang adalah ia dengan Yanto berciuman di depan seluruh tamu undangan. Itu tidak boleh. Sangat tidak boleh. Pokoknya tidak. Coret bagian itu. Gatari mengancam akan membakar rumah MC gadungan itu jika tiba-tiba dirinya dan Yanto diminta untuk berbagi kecup di hadapan ribuan mata.