10 Tahun yang lalu.
"Namaku Lisa." Remaja berambut pendek itu mengulurkan tangannya untuk berkenalan. "Baiklah." Katanya ketika melihat uluran tangannya tidak di terima. "Aku tidak percaya melihatmu lagi setelah percobaan bunuh dirimu satu bulan yang lalu."
"Jennie, aku akan kembali. Bisakah kau menungguku di sini?" Seorang remaja wanita berambut abu-abu berbicara. Dan Remaja yang di maksud mengangguk.
"Jennie...nama yang bagus." Jennie hanya menatap Lisa dengan kesal. Lisa menanggapi tatapan Jennie dengan senyuman. "Beri aku satu gelas beer." Ucap Lisa pada Bartender.
Jennie sibuk dengan ponselnya, sedangkan Lisa sibuk memperhatikan Jennie dari samping. Dia memperhatikan dengan mata yang berbinar, sorotan matanya menunjukan kekaguman. Wajah Jennie yang cantik, putih bersih dan mulus. Matanya yang tajam seperti kucing dan bibirnya yang mungil merah. Rasanya ini pertama kalinya Lisa melihat wanita seksi dan cantik yang bisa membuat dia tidak bekedip.
Satu bulan yang lalu, lisa berharap bisa bertemu lagi dengan Jennie si perempuan yang menangis di bahunya dengan terseduh-seduh. Lisa tidak berkata apapun saat itu bahkan dia lupa menanyakan nama Jennie karena perempuan itu langsung pergi begitu saja.
Jadi, ketika Lisa bertemu lagi dengan Jennie dia merasa itu adalah takdir baik.
"Apa! Kau pergi meninggalkanku sendirian?" Jennie marah, dia mengumpat saat temannya meninggalkannya di club sendirian. "Kau benar-banar buruk chaeng!" Jennie menutup panggilannya dan meninggalkan selembaran dolar di atas meja, lalu dia bergegas pergi dari club.
"Hei Jen. Butuh tumpangan?" Tanya Lisa saat mengikuti Jennie keluar. "Mobilku ada di sana jika kau mau...ini sudah malam, cukup rawan jika naik uber di tengah malam."
Jennie melirik Lisa sekilas sebelum dia membuang wajah lagi.
"Aku bukan orang jahat...kau tahu itu." Kata Lisa sambil tersenyum Lebar.
Jennie berpikir sejenak, dia melihat ke ujung jalan dan itu gelap. Sepi dan ada beberapa pria di ujung, jika dia bertahan kemungkinan terbesarnya dia tidak akan pulang.
"Tawaranku masih berlaku." Ucap Lisa sambil menekan tombol kunci mobilnya, dan mobil Lisa berbunyi.
Jennie mangangkat alisnya terkejut karena mobil keren dan mewah yang terparkir di depan club adalah milik Lisa.
"Silahkan." Lisa membukakan pintu untuk Jennie.
"Terima kasih." Ucap Jennie dengan malu-malu.
........tbc
Itu buruk, seharusnya Lisa membiarkan Chaeyoung membawa Jennie pulang, bukan sebaliknya. Sekarang yang ada hanyalah ketakutan Jika wanita itu bangun dari tidurnya dan mendapatkan Lisa berada di dalam kamar hotelnya.
Lisa ingin langsung pergi tapi kepalanya terlalu berat untuk dia angkat, kakinya begitu lemas sehingga ketika dia dengan sekuat tenaga keluar dari kamar Jennie dia menjatuhkan dirinya ke lantai dapur.
Jennie tidak sadarkan diri setelah meneguk banyak alkohol di bar malam itu. Begitupun dengan Lisa yang terus berdebat dengan Jennie prihal dia terus mengikuti Jennie. Dan pada akhirnya mereka terkapar di kamar hotel Jennie tanpa sadarkan diri.
Dering telepon Lisa terus berbunyi tanpa henti, tapi pemiliknya tidak bergerak sedikitpun.
"Sial...kepalaku sakit banget." Jennie terbangun, dia duduk di tempat tidur sambil memegang kepalanya dengan kedua tangannya. "Aku butuh susu." Dia mencoba untuk sadar sepenuhnya sebelum akhirnya dia turun dari tempat tidur dan melangkah, membuka pintu kamar dan berjalan menuju kulkas. Tapi tiba-tiba dia mendengar suara deringan telepone. "Apa aku mengganti nada deringku?" Jennie mencoba mengingat tapi dia menggeleng berulang kali.
Jennie berjalan lebih dekat ke suara, saat dia merasa lebih dekat tiba-tiba kakinya berhenti melangkah. "Ya Tuhan!" Ucapnya terkejut melihat Lisa berbaring di lantai. "Apa yang terjadi?" Jennie memijit pelipis matanya, mencoba mengingat apa yang terjadi tadi malam. "Ah, sial." Umpat Jennie setelah mengingatnya.
"Hei kau...hei.." Jennie menendang-nendang lengan Lisa agar wanita itu terbangun. "Kebiasaan yang masih sama." Kata Jennie melewati tubuh Lisa. Wanita itu membuka kulkas dan menuang susu ke dalam gelas, lalu dia meneguknya sampai habis. Setelah meredam pusing kepala karena Alkohol Jennie melanjutkan mengambil gelas bekas susunya dan menuang air kran ke dalam. Lalu dengan sangat tidak lembut dia menyiramkan air itu ke wajah Lisa.
Lisa terbangun dengan setengah kesadarannya. "Astaga, hujan dari mana ini." Katanya sambil mengelap wajahnya dengan telapak tangan, matanya masih enggan terbuka, dengan duduk bersilah dan wajah menunduk ia memijat keningnya. "Sial, kepalaku berat banget."
"Aku kasih waktu 15 menit..." Kata Jennie meninggalkan Lisa.
"Ya...yaaahh! Jennie...kau terlalu kejam!" Lisa mengejar Jennie dan menarik tangannya, saat mereka berhadapan mata Lisa dan mata Jennie beradu panas. "Ehm...baiklah...aku...pergi." Lisa menggaruk lehernya dan tergagap. Sedangkan Jennie pergi dan masuk ke kamar.
"Dia masih sama. Menyeramkan." Ujar Lisa sambil mengambil telepon dari saku celananya.
"Ya Hallo."
"Aku di kamar Jennie, bisa kau menjemputku?"
"Nanti aku jelasi, jemput saja aku sekarang sebelum wanita itu mebunuhku." Lisa mematikan teleponenya dan duduk di sofa yang tersedia. Dia memijat pelipis matanya, perutnya mual dan itu benar-benar membuat dia ingin muntah.
Lisa bangkit dari sofa, dia berjalan menuju kulkas Jennie. "Ya Tuhan, apakah ada lemon di sini." Katanya sambil mengacak isi kulkas, Lisa tersenyum ketika menemuka lemon dan memotongnya.
"Kau belum pergi juga?" Suara Jennie mengagetkannya.
"Aku akan pergi jika Jisoo datang...izinkan aku tetap tinggal...untuk beberapa menit" Lisa menyesap Lemonnya. "Oh My God, ini baru hidup" Katanya menggetarkan bahunya. Lisa tidak melirik Jennie sedikitpun ketika wanita itu bersandar pada dinding untuk memperhatikan Lisa.
"Jangan lihat aku seperti itu...menakutkan." Lisa melewati Jennie dengan hati-hati. "Aku tidak melakukan apapun padamu...hanya kebetulan aku pingsan sebelum mencapai pintu." Ucap Lisa menggigit bibir bawahnya dengan takut, pasalnya Lisa punya kenangan buruk dengan emosi Jennie saat mereka berdua terbangun dari mabuk.
Jennie memutar matanya dan membiarkan Lisa memakai sofanya untuk menunggu Jisoo. Setelah itu dia mengambil air dingin dari kulkas dan meneguknya.
Lisa bangkit dari sofa dengan tiba-tiba setelah melibat handphone miliknya. "Jen, kau..." Lisa tergagap, dia bingung bagaimana harus menyampaikan informasi yang baru saja dia dapat. "Kau membuka handphonemu?"
"Apa yang terjadi?" Tanya Jennie masih sangat santai, tapi ekspresi wajah Lisa membuatnya mengerutkan keningnya. "Ada apa?" Jennie menarik handphone milik Lisa dan melihat yang Lisa lihat.
Kening Jennie berkerut, dia menggigit ujung bibir dalamnya dengan geram. Apa yang dia lihat membuat darahnya mendidih. Seharusnya perpisahannya dan Kai harus di rahasiakan tapi mengapa justru foto-foto perselingkuhan suaminya tersebar luas. Meskipun foto itu diblur, tapi siapapun yang melihatnya akan sadar siapa orang di balik foto yang diblur itu.
***
Kalau Ramai yang Komen kita lanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
STORIES FROM THE SKY [JENLISA] COMPLETE
ФанфикJennie memiliki Suami yang kaya, tampan dan baik hati. Hampir seluruh populasi manusia di bumi mengirikannya, hidup mereka bahagia seperti di dongeng tapi apa yang terjadi ketika ternyata kehidupan rumah tangganya tidak seperti yang dunia kira? Hidu...