Jennie melangkah dengan percaya diri memasuki ruang sidang, ini adalah sidang pertamanya selama mendarat di korea . Kasus yang dia tangani kali ini cukup berbahaya, dua negara terlibat dan tentu saja ini bisa membahayakan nyawanya mengingat dia akan melawan negaranya sendiri.
Bukan rahasia lagi, terdakwa memiliki ikatan kuat dengan kejaksaan atau pun pemerintah korea sendiri, baik itu dengan pejabat tinggi atau pun dengan kejaksaan negeri.
Jennie berdiri memberi salam bersama korban yang merupakan putri orang kaya di Jepang. Sedangkan di hadapannya adalah Kai suaminya sendiri sebagai Jaksa agung.
"Ada dua hal yang mencurigakan." Jennie memulai bagiannya dengan serius, menunjukkan dua bukti yang di dapat kepolisian Korea. "Tapi di dalam foto ini yang saya lihat ada 3 bukti." Semua mata mulai memperhatikan sebuah foto di layar. "Jam tangan, sepatu hitam dan sebuah pensil. Tapi mengapa hanya ada 2 bukti yang di tampilkan di sidang?"
"Keberatan yang mulia." Seorang pengecara berdiri mengangkat tangan.
"Tuan Hong, saya belum selesai." Ucap Jennie penuh perhatian pada pengecara terdakwa. "Yang mulai, dalam sidang ini saya hanya ingin mempertanyakan kinerja kerja kepolisian negara kita. Apakah itu di sengaja atau-"
"Keberatan yang mulia...Jennie anda tidak boleh meragukan barang bukti yang di dapat di TKP."
"Jika mencari bukti di luar Kepolisian adalah Legal maka saya dan tim akan melakukannya. Kenapa? Karena melihat gambar yang ada di layar seharusnya tim kepolisian mengambil semua barang yang ada di TKP sebagai bukti."
"Yang mulai, apakah foto yang di bawa oleh tim Jennie sah? Mengingat itu Ilegal, dan bukan dari tim kepolisian."
"Itu yang ingin saya katakan." Jennie maju menuju meja Jaksa, dia memberikan sebuah berkas. "Jika yang mulai bisa melihatnya dari dua sisi gambar..." Seorang petugas kejaksaan menampilkan dua gambar yang sama namun di ambil dari sudut yang berbeda. "Kedua gambar adalah hasil yang di ambil oleh kepolisian, tapi ada yang aneh dari keduanya. Pertama, gambar sebelah kanan menunjukan posisi dari atas yang melihatkan dua bukti. Sedangkan gambar sebelah kiri di ambil dari sudut yang berbeda,."
"Yang mulia-"
"Tuan Hong, biarkan pengacara Kim melanjutkan." Kai meminta agar Hong mendengarkan penjelasan Jennie. "Silahkan."
"Gambar sebelah kiri jika kita perhatikan ada sebuah benda bewarna hijau dan biru yang terselip di balik kaki kursi. Seharusnya jika di foto dari sudut atas itu akan terlihat dengan jelas tapi di gambar ini..." Jennie menunjuk gambar sebelah kiri. "Benda itu tidak ada seakan-akan gambar itu di edit atau benda itu di ambil."
"Yang mulai, jika di izinkan saya akan menunjukkan foto asli yang di ambil oleh tim saya sebelumnya."
"Di izinkan." Ucap Kai dengan tenang.
Jennie memberikan file kepada staff kejaksaan dan menampilkan. "Di lihat dari gambar yang di ambil, ada bekas sebuah benda kecil panjang yang tertinggal. Mungkin para penyidik tidak menyadari bahwa tepung putih yang di gunakan untuk membuat kue meninggalkan bentuk benda di lantai. Gambar ini adalah gambar yang di ambil dengan posisi yang sama dan di waktu yang berbeda. Dimana kita tahu, tidak sampai saat ini TKP masih dijaga oleh kepolisi, tidak ada yang boleh masuk kecuali petugas dan penyidik."
Tuan Hong menyugar rambutnya sedikit cemas. Namun Jennie menanggapi itu sebagai kekalahan mereka.
"Baik, saya mengerti maksud anda Pengecara Kim." Kai mencatat beberapa point yang disampaikan. "Pihak terdakwa kami persilahkan."
"Terimakasih yang mulia." Tuan Hong berdiri dengan percaya diri. Sebelum memulai dia tersenyum pada Jennie. "Nyonya Kim, saya ingin menanyakan beberapa pertanyaan pada korban. Apakah itu di perbolehkan yang mulia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
STORIES FROM THE SKY [JENLISA] COMPLETE
FanficJennie memiliki Suami yang kaya, tampan dan baik hati. Hampir seluruh populasi manusia di bumi mengirikannya, hidup mereka bahagia seperti di dongeng tapi apa yang terjadi ketika ternyata kehidupan rumah tangganya tidak seperti yang dunia kira? Hidu...