Episode 20

2.3K 242 15
                                    

Sudut Pandang Lisa.

Aku terus menyesali apa yang telah aku lakukan pada Jennie terakhir kali. Aku tahu apa yang aku lakukan adalah kesalah, tidak seharusnya aku ikut campur dengan urusan rumah tangganya. Tapi ini sungguh menyakitkan, ini bukan perihal aku cemburu padanya tapi ini perihal Kai. Laki-laki psikopat yang selalu merusak segalanya.

Kai bukanlah laki-laki baik, dia memanfaatkan Ayah Jennie untuk mendapatkan anaknya bahkan dia bisa melakukan apa pun untuk ambisinya.

Menerima kenyataan bahwa Jennie sebenarnya mengetahui suaminya selingkuh adalah hal yang menyakitkan untukku. Mengapa dia tetap diam jika dia tahu dari dulu? Mengapa dia masih memberi harapan dan seolah-olah Kai adalah suami yang baik. Dia tidak perlu berpura-pura memiliki keluarga yang bahagia untuk rasa takutnya.

Aku tahu Jennie memiliki rasa sakit dan trauma soal rumah tangga kedua orang tuanya tapi dia tidak perlu bertahan jika itu menyakitkan, dia tidak perlu mempertahankan Kai jika itu hanya untuk ke egoisannya. Dan tentu saja dia tidak perlu bertahan karena rasa malunya padaku.

Sekarang apa yang harus aku lakukan untuk menembus kesalahanku?

Aku bahkan tidak berani menghubunginya untuk meminta maaf. Aku terus berdiam diri selama tiga hari di dalam apartement. Apa yang harus aku katakan jika bertemu dengannya? Apa yang harus aku lakukan?

Handphoneku berdering, aku melirik nama yang muncul. Dengan antusias aku menjawabnya. "Apakah kau menemukannya?"

Satu jawaban dari yang ku harapkan. Aku meminta seorang detektif yang aku kenal di kepolisian untuk mencari berkas kasus Andreas dan Angle yang di minta Jennie. Dengan sangat senang aku membuka email yang baru saja masuk.

"Kau akan berakhir Kai." Aku segera bergegas memakai Jaket jeans ku dan turun menuju basement untuk mengambil mobil Jeep hitam ku. Aku harus memberi tahu Jennie soal ini, sudah waktunya dia memutuskan sendiri apa yang harus dia lakukan.

Jantung ku berdebar kencang saat memasuki Hotel. Aku menarik napas dan berusaha tetap waras, aku berharap Jennie masih mau menerima ku dengan baik. Kakiku masuk ke dalam lift dan seseorang menabrak ku tanpa sengaja saat dia ingin keluar.

"Maafkan aku." Kataku dengan tenang, kakiku gemetar karena aku tahu Jennie akan bersikap dingin padaku jika aku melukai perasaannya.

Saat aku sampai di depan kamarnya aku melihat pintu kamar Jennie tidak terkunci, ada sedikit cela yang masih terbuka. Pikiran ku langsung kalut, aku langsung berpikir seseorang telah masuk ke kamarnya dan melukainya seperti ancaman pada kotak hadiah kemarin, aku takut sesuatu terjadi padanya.

"Jennie!" Aku masuk sambil berteriak, aku mencari wanita itu keseluruh ruangan. Membuka pintu satu persatu dan menjelajahi semua ruangan tapi tidak menemukan Jennie. Aku mencoba menghubunginya dan suara dering teleponnya terdengar dari dapur, aku terus berjalan ke arah belakang dan mendengar dengan seksama di mana bunyi handphonennya. Saat aku hampir sampai ke suara dering handphonenya, aku melihat Jennie terbaring di lantai tanpa sadarkan diri.

Ya Tuhan, ini jantung ku berhenti. Jennie terbaring di lantai dengan luka di keningnya yang berdarah. Aku berusaha mencoba menyadarkannya dan memeriksa denyut nadinya, aku berteriak minta tolong setelah menghubungi 119. Sambil menunggu pertolongan datang aku terus berusaha membangunkannya di pangkuanku.

Firasat ku benar, dia dalam bahaya. Ini pasti ulah dari orang yang sama dengan mengiriminnya kotak hadiah.

"Apa yang kalian lakukan?" Aku berteriak di telepon sesaat setelah Jennie dilarikan ke ruang gawat darurat. "Aku membayar kalian untuk menjaganya tapi lihat yang terjadi!!!" Tidak berguna, percuma aku banyak menaruh penjaga di sekitar Jennie tapi tetap saja dia terluka. Untuk apa aku membayar mereka dengan mahal jika tidak ada gunanya. "Periksa seluruh cctv, dan curigai seseorang yang keluar ketika aku masuk lift. Seseorang yang bertopi hitam dengan hodi hitam,"

STORIES FROM THE SKY [JENLISA] COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang