Episode 7 : Berita utama

2.8K 260 2
                                    

Lisa memasuki kantornya dengan tergesa-gesa. Wajahnya tidak terlihat baik-baik saja, ada garis lurus di keningnya yang menandakan dia sedang marah dan serius. Meskipun Alkohol belum hilang dia berusaha untuk tetap sadar. Setelah mendapatkan informasi saham ULO menurun karena berita terkait Jennie dia langsung datang kepertemuan direksi ULO untuk membahas apa yang perlu mereka bahas.

Di meja panjang terlihat Chaeyoung, Jisoo, Iren dan beberapa Karyawan Managemen lainnya. Lisa masuk dan duduk di kursinya, ada Chaeyoung yang membuka beberapa file di tabnya untuk memeriksa saham mereka dan ada Jisoo yang sibuk menelepon media agar menutup berita. Dan Ada Iren yang ikut melaporkan pergerakan saham pada Chaeyoung.

"Apa kau tahu soal perselingkuhan ini, Lisa?" Lisa hanya diam memijat pelipis matanya saat Chaeyoung bertanya. "Kau juga tahu Jisoo?" Jisoo membuang wajah dan kembali ke handphone miliknya. "Jadi hanya aku yang tidak tahu."

"Berhenti membahasnya, Chaeng. Ada orang lain di sini." Ucap Lisa memberi tatapan tegas.

"Yang lain boleh pergi." Chaeyoung memerintahkan karyawannya untuk meninggalkan mereka bertiga di ruangan. "Jadi benar Kai selingkuh?"

"Soal itu kau bisa tanyakan pada Jennie."

"Sejak kapan?"

"Tanyakan pada Jennie." Balas Lisa dengan menggertakan rahangnya.

"Seharusnya kau memberitahuku lebih awal agar kita dan pihak managemen bisa memprosesnya lebih awal."

"Chaeng, kau tahu aku baru membeli ULO beberapa minggu lalu jadi aku pikir itu bukan tanggung jawabku, jadi-"

"Oh, jadi kau sudah tahu lama Kai selingkuh? Aku tebak...bahkan sebelum Jennie kembali ke korea?"

"Sekarang marilah cari solusinya dari pada harus berdebat." Jisoo menengahi Lisa dan Chaeng yang saling tegang. Sambil melirik ke arah Chaeyoung, dan memohong pada Lisa dengan tatapan Jisoo masih menghubungi pihak media.

Lisa menyisir rambutnya kebelakang dan duduk di kursinya dengan tegang. Dia tidak berpikir ini akan terjadi, apa lagi harus melibatkan saham perusahaan induknya. Bukan hanya Chaeyoung yang kesal, direksi utama dari LM Financial Groub juga akan menuntutnya atas ini semua. Tapi Lisa justru memikirkan hal lain.

"Kira-kira siapa yang melakukan ini?" Tanya Lisa pada ke dua temannya. "Apa itu Kai sendiri?"

"Aku tidak yakin, tapi bisa jadi itu ancaman untuk Jennie agar Jennie menarik surat perceraiannya."

"Apa? Bercerai?" Chaeyoung mendekat ke meja, menekan meja dengan kedua tangannya. "Mereka bercerai?"

Jisoo membuang muka dari Lisa, begitupun dengan Lisa. Mereka berdua  lupa kalau Chaeyoung tidak tahu soal perceraian Jennie.

"Jika kalian tidak berbicara...baiklah...aku akan tanya Jennie langsung."

"Jangaan.!" Lisa dan Jisoo serempak.

"Dia..tidak tahu kalau kami tahu." Kata Lisa sambil menggaruk pelipis matanya. "Chaeng, kita fokus dulu sama masalah perusahaan. Aku janji...nanti aku ceritakan semuanya."

..

Di perjalanan Jennie duduk dengan tenang di kursi penumpang mobil, dia melipat kedua tangannya dan memejamkan mata. Sambil menikmati berita yang menggemparkan di seluruh negri, seluruh televisi dan radio mempertanyakan video amatir yang tersebar.

"Nyonya Kim, apa anda baik-baik saja?" Tanya kristine melirik Jennie dari spion depan.

"Kau juga berpikir itu adalah suamiku, kris?" Jennie masih menutup matanya dengan tenang.

"Maaf...tapi...semua orang membicarakannya."

"Kau benar..." Mata Kristine langsung melirik ke Jennie. "Semua orang sedang membicarakannya." Lanjut Jennie membuka matanya. Kemudian Jennie hanya diam memandangi kota yang dia lewati, hari ini tujuannya adalah ke ULO, memberi beberapa materi setelah itu dia akan ke LM Lawyers.

Jennie terlihat tenang meskipun sebenarnya isi kepalanya ingin meledak. Dia ingin menutupi semua masalah yang terjadi pada hidupnya agar semua orang tahu bahwa dia memiliki kehidupan yang bahagia, tapi harapannya sepertinya telah berakhir.

Jennie berjalan memasuki kelas, sambil membawa tas dan buku dengan tenang dia duduk di mejanya meski bisikkan-bisikkan dari mahasiswa jelas terdengar. Dia tidak perduli, dengan senyuman tipis, rambut hitam lurusnya membuat garis rahangnya terlihat tegas meskipun pipi mandunya masih menggemaskan.

"Aku harap kalian mengerjakan tugas yang kuberikan." Katanya menyalakan proyektor. "Baiklah..." saat matanya menelusuri kelas, semua mahasiswa diam memperhatikannya. "Kita mulai dengan materi perceraian karena paksaan."

..

"Lisa...dia suduh cukup menderita karena keluarganya jadi tolong berhentilah menjadi gila karena opsesi cinta monyetmu."

"Opsesi? Chaeng...dengar...ini bukan opsesi, aku hanya ingin melindunginya dan berhentilah seolah-olah kau tahu segalanya tentang kami dulu." Lisa melipat tangannya dengan kesal, dia tahu Chaeyoung selalu ikut campur dengan urusan dia dan Jennie sejak dulu, seolah-olah tahu apa yang terjadi padahal bagi Lisa teman Jennie itu tidak tahu sama sekali tentang Jennie.

Chaenyoung memutar matanya penuh kekesalan, dia tidak percaya selama ini Lisa masih ikut campur dengan urusan Jennie bahkan setelah wanita itu menikah. "Aku tahu bagaimana cara kalian berpisah."

"Katakan jika kau tahu?" Tantang Lisa dengan penuh amarah. Dia mulai kehabisan kesabaran jika terus berbicara dengan Chaeyoung. Dari dulu rasanya dia ingin mencekik leher wanita tinggi itu saat dia tidur.

"Berhentilah menjadi anak-anak!" Kini Jisoo membentak membuat kedua temannya diam penuh tatapan.

..

10 Tahun yang lalu.

Chaeyoung datang mendobrak pintu kamar Jennie dengan wajah merahnya yang marah. Napasnya tersenggal karena emosi. "Jen, katakan padaku...apa wanita ini selingkuh darimu?" Chaeyoung menunjuk wajah Lisa dengan geram.

"Katakan padaku Jen?" Wanita berambut abu-abu itu menahan napasnya saat Jennie hany menatapnya dengan lemah. "Astaga Jen, sudah aku katakan jangan pernah berkencan dengannya...dia...playgirl!"

"Hei you...bisakah tinggalkan kami?" Lisa membentak dengan tatapan tajam.

"Lisa! Jangan pernah menyakitinya."

"Chaeng, aku tidak melakukan itu."

"Semua orang di Kampus tahu siapa kau Lisa."

"Chaeng, tinggalkan mereka berdua." Jisoo datang dengan ransel di bahunya, ia menarik lengan Chaeyoung agar meninggalkan Lisa dan Jennie.

"Sayang, katakan padaku apa yang salah? Aku hanya melihatmu menangis satu harian ini, apa aku berbuat salah?"

Jennie hanya diam memeluk lututnya di atas kasur. Dari pagi sampai malam dia hanya menyendiri di dalam kamar, bahkan saat Chaeyoung membawakannya makananpun dia tidak menyentuhnya. Begitupun dengan Lisa yang terus mencoba merayunya agar kekasihnya itu mau menceritakan apa yang dia pendam.

"Jennie, aku bolos kuliah bukan hanya untuk mendengarmu menangis. Katakan sesuatu, atau makanlah sesuatu." Lisa bersujud dengan kedua lututnya di atas kasur, mensejajarkan wajahnya dengaN wajah Jennie. "Aku takut kamu sakit lagi."

"Aku..."

"Ya...katakan sayang. Kamu kenapa?"

"Aku merindukan ibuku." Ucap Jennie dengan bibir gemetar, dia memandang Lisa dengan wajah yang bengkak dan mata yang penuh air mata. "Mereka bercerai Lisa."

Lisa menelan benjolan di lehernya, menarik napas yang dalam sebelum akhirnya di memeluk Jennie. Tangan Lisa mengelus belakang Jennie dengan lembut, mencoba memberi rasa hangat agar wanitanya bisa merasakan sesuatu.

Perlahan Jennie meredahkan tangaisannya, bahu Lisa basah karena air mata Jennie. Dengan lembut Lisa menarik bahu Jennie agar mereka bisa bertatap-tatapan.

"Aku tidak tahu apa yang terjadi selain kau mengatakan kedua orang tuamu bercerai. Tapi aku ingin kau tahu bahwa aku akan selalu di sini untuk mendengarkan semuanya Jen."




***

STORIES FROM THE SKY [JENLISA] COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang