Episode 33 (END)

3.7K 240 18
                                    

"Omma, apa yang kalian lakukan?" Suara Lisa terdengar khawatir saat dia keluar dari Rumah, pekarangan belakang rumahnya berantakan bahkan lebih berantakan dari yang dia bayangkan.

Pagi ini Jennie pergi kerja lebih awal karena ada kasus pembunuhan yang harus dia tangani. Kasus yang seharusnya tidak perlu repot-repot membutuhkan pengacara hebat sepertinya, tapi lagi-lagi keadilan tidak berpihak pada yang susah. Itu sebabnya Jennie dengan suka rela membela yang lemah.

"Astaga, ini membuatku mual." Lisa menutup mulut dan hidungnya dengan bersamaan.

Dara tertawa. "Ini hanya kesenangan Lisa, bagaimana bisa kau menjadi seorang Ibu jika melihat anakmu bermain lumpur saja kau mengeluh."

"Halmoini benar. Momy terlalu takut."

"Bagaimana bisa Ibumu meninggalkanmu dalam ke adaan seperti ini,Lily." Lisa mengacak-acak rambutnya tidak percaya melihat Anaknya penuh dengan lumpur. Sedangkan Dara hanya tertawa melihat dari kursi goyangnya.

"Jennie pergi karena dia ada kasus."

"Ya aku tahu itu tapi Omma, ya Tuhan lihat wajahnya.." Lisa mulai mengangkat Lily dan menunjukkan tubuh anaknya yang berantakan. "Kau seperti monster." Kata Lisa.

Lily merengut, gadis kecil itu marah dan melemparkan sisa lumpur yang ada di tangannya ke wajah Lisa. Lalu dia tertawa bersama Dara.

"Lily, Lisa, Ibu? Apa yang terjadi?" Jennie datang dari pintu setelah dia mendengar ke ributan di belakang rumah.

"Ibuu.." Lily berlari ke arah Jennie berniat memeluk tapi Jennie memegangi kepalanya sehingga kedua tangannya yang terentang tidak sampai ke pelukan Ibunya.

"Lisa bagaimana kau bisa menjelaskan ini?"

"Sayang... bukan salahku, aku terbangun dan ya dia sudah bermandi lumpur." Lisa membela diri dan melirik Dara.

"Aku tidak berdaya Jen, Lily mandi di saluran pipa air dan dia bermain tanah. Aku sudah tua aku tidak bisa mengejarnya." Dara ikut membela diri.

Jennie menarik napas pelan, memasang wajah senyuman di depan anaknya. "Lily, gadis kecilku yang baik. Bolekah Ibu bertanya?" Jennie duduk dengan kedua lututnya. Lily mengangguk dan tersenyum. "Siapa yang membiarkanmu main lumpur? Momy atau Halmeoni?"

Lily melirik Dara lalu ke Lisa. Dia tersenyum dan memasang wajah nakal. "Momy." Jawabnya.

"Apa?" Lisa terlonjat dari tepi kolam kecil, dia menatap Lily yang tertawa. "Oh dasar anak nakal." Kata Lisa mengejarnya sambil tertawa. Lily berlari mengelilingi Jennie, dia mengejek sambil tertawa.

"Lily...Lily melakukannya sendiri." Katanya setelah Lisa menggelitik perutnya sambil mencium pipinya yang penuh dengan lumpur.

Jennie mengambil Lily dari gendongan Lisa. "Lily, Ibu tidak pernah mengajarin kamu berbohong?"

"Ayolah Jen, dia hanya anak kecil." Kata Lisa.

"Tapi tetap sajakan."

"Iya, tapi dia hanya bercanda."

"Jangan membelanya Lisa. Itu akan membuatnya mengulangi kesalahannya."

Dara yang duduk santai di kursi goyangnya hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Dia merasa Jennie dan Lisa selalu bertengkar kecil hanya karena tingkah Lily yang terlalu pintar dan menggemaskan.

"Ibu, Momy. Lily lapar." Kata Lily memegang perutnya dengan dramatis, Dara mengedipkan mata pada Lily dengan senang yang pada akhirnya Lisa dan Jennie berhenti saling serang.

Setelah membersihkan kekacauan yang Lily lakukan, akhirnya mereka berkumpul di meja makan untuk makan malam kecil mereka.

Lisa duduk di depan Jennie dan Lily berada di samping Jennie. Dara memilih pulang ke rumahnya untuk beberapa pekerjaan yang harus dia lakukan.

"Aku senang Omma pulih dengan cepat setelah operasi yang dia lakukan." Kata Lisa menuang jus jeruk ke gelas Lily.

Jennie mengangguk setuju. "Ya dia lebih kuat dari yang aku bayangkan."

Lisa memasukan soup sayur ke dalam mulutnya. Dia melirik anaknya yang dengan semangat makan sendiri dengan lahap.

"Tahun depan sepertinya kita sudah bisa mengirim Lily ke sekolah."

Jennie menggeleng tidak setuju. "Tahun depan dia baru berusia 4 tahun, itu terlalu cepat."

"4 tahun sudah waktu yang tepat Jennie."

"Aku akan les kan dia dengan musik yang dia minati."

"Itu bisa di lakukan setelah pulang sekolah kan? Dia sudah besar, sekolah paud sudah bisa dia lakukan."

"Dia masih terlalu kecik, biar-"

"Aku punya hak untuk ikut memutuskan,.loh."

Lily menarik napas dan menatap kedua Ibunya dengan senyuman yang paling cantik yang dia miliki. "Momy, Ibu. Berhenti berdebat di depan anak kecil. Lily tidak suka!" Gadis kecil itu memasang wajah cemberut yang lucu, marah sambil melirik ke arah Lisa dan Jennie.

"Dia benar, mari kita bahas di tempat tidur." Kata Lisa mengedipkan matanya.

"Dasar mesum"

Tidak berapa lama mereka menikmati makan malam, Lisa dan Jennie menemani Lily nonton acara TV yang dia gemari. Ada Kuma yang duduk di pangkuan Lily dengan nyaman, dan Lily berada di tengah-tengah antara Jennie dan Lisa.

Bel pintu mereka berbunyi, Jennie berdiri untuk melihat siapa yang datang.

"Siapa sayang?" Kata Lisa dari sofa.

Jennie melihat dari kamera pintu dan kembali tersenyum. "Itu Ayah dan Ibumu." Katanya.

"Kakek dan Nenek? " Lily berlari ke pintu dan membukanya dengan senang.

"Hai cucuku yang manis." Ayah Lisa menyambut pelukan Lily dan menggendongnya, sedangkan Ibu Lisa tersenyum bahagia melihat Lily.

"Kalian datang?" Kata Lisa berdiri di samping Jennie.

"Kami ingin melihat cucu kami, tentu saja kami datang." Ucap Ibu Lisa tanpa melihat Jennie dan Lisa.

"Setuju tidak setuju kami akan membawa Lily malam ini, dan akan kami kembalikan besok pagi." Kata Ayah Lisa dengan wajah serius.

"Setujuuu!!." Teriak Lily yang dengan senang menyambut pelukan Ibu Lisa.

Lisa dan Jennie tidak punya kata-kata untuk melarang. Mereka hanya tersenyum melihat Orang Tua Lisa membawa Lily pergi. Ini bukan pertama kalinya kedua orang Tua Lisa menculik Lily di tengah malam, tapi sudah ke sekian kalinya. Setiap kedua orang tua Lisa datang ke Korea mereka selalu satang untuk bertemu cucunya.

"Aku senang Lily jadi alasan mereka untuk datang kesini. Meski Ibumu masih belum menerimaku tapi setidaknya dia menerima Lily sebagai cucunya."

Lisa memeluk Jennie dengan erat. "Bukankah itu artinya mereka menerima kita? Ibuku terlalu keras kepala untuk menerima hubungan kita."

"Tidak masalah, yang penting dia senang bersama Lily." Jennie menarik diri dari pelukan Lisa dan menatap mata wanita itu dengan penuh kasih sayang.

"Aku mencintaimu."

"Aku pun mencintaimu sayang."



*****

END

Gimana Endingnya?
Sesuai harapan gak?

*****












STOP !

AKU PUNYA CERITA BARU.

JUDULNYA

"STAY WITH ME"

Ayo baca sekaraaang !!!!











STORIES FROM THE SKY [JENLISA] COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang