8 Tahun yang lalu...
Tidak akan ada yang tahu dengan masa depan yang menanti, bahka sekalipun dia ahli penapsiran ataupun seorang peramal. Dunia besar ini terlalu kecil bagi Tuhan untuk merahasiakan kejutan bagi manusia yang kepo.
Tapi untuk apa melakukan banyak rencana jika pada akhirnya semua tidak sesuai denga harapan.
Kemarin Jennie dan Lisa sangat bahagia menjalani hari sebagai sepasang kekasih yang belia, meski ada banyak drama yang mengganggu tapi lagi-lagi Lisa bisa meyakinkan Jennie bahwa semua itu tidak pending.
Hari ini mereka bertengkar seperti remaja pecemburu yang kekanak-kanakan bukan hanya untuk Jennie tapi begitu juga untuk Lisa.
"Dengar Lisa, aku tidak punya waktu untuk mengurus masalah ini. Kamu terlalu berlebihan, aku dan dia hanya berteman. Kita satu negara dan dia teman dari teman ayahku...apa salahnya jika aku dan dia berbagi hari...hanya satu hari."
"Kamu memperlakukan dia sebagai teman tapi tidak dengannya...tidakkah kau melihat bagaimana tangannya memegang pinggangmu saat menari?"
"Tidak seharusnya kita berdebat sekarang."
"Kenapa? Apa karena dia mengawasimu dari jauh? Atau kau tidak sabar ingin berduaan dengannya?"
Jennie melempar tatapan panas ke mata Lisa, andai saja ini bukan acara resmi mungkin dia akan menendang kaki Lisa dengan keras. "Oke...kamu benar. Dia datang atas perintah Ayahku."
Lisa tertawa seolah dugaan dan pertanyaannya terjawab tanpa sengaja. "Kenca buta yang sangat jauh. Oh...aku pikir ini sebuah perjodohan." Jennie memutar matanya malas mendengar kalimat Lisa yang menyebalkan.
"Seharusnya kamu tidak melebihi batasmu."
"Ada batas di antara kita sekarang?" Senyumam Lisa tidak tulus, ada rasa sakit dari pertanyaannya.
"Dengar...tidak ada satupun keluargaku yang tahu soal hubungan kita jadi...ku harap kamu mengerti tentangku saat ini." Mungkin Jennie tidak ingin memaksakan terlalu jauh, tapi dia ingin Lisa mengerti dan sadar bahwa ini tidak akan lama. "Aku harus pergi, aku tidak ingin dia mencurigai kita dan melaporkannya pada ayahku." Jennie kecewa, tapi dia tetap harus pergi setelah membelai punggung tangan Lisa dengan lembut.
Lisa menendang lantai seperti anak kecil yang kesal, seandainya dia punya kuasa dan kendali dia akan melakukan apapun agar Jennie kembali padanya. Tapi dia hanya mahasiswa yang kekanak-kanakan untuk melalukan itu, terlebih pria yang bersama Jennie terlihat tampan, mapan dan jelas dia kaya.
Tidak seharusnya Jennie meninggalkan Lisa dengan begitu saja tanpa alasan yang lebih jelas untuk Lisa pahami. Lihat apa yang terjadi akibat perbuatan wanita itu.
"Lisa berhenti, kau sudah terlalu mabuk." Lisa menyingkirkan tangan Jisoo dari bahunya. Tidak perduli bagaimana rayuan temannya untuk membawanya pulang tetap saja Lisa mengambil botol beer dan meneguknya seperti orang putus cinta.
"Jen, aku benar-benar minta maaf karena mengganggu makan malammu tapi..." Terdengar Jennie menghela napasnya cukup dalam. "Bisakah kau datang jika sudah selesai?" Pinta Jisoo kepada Jennie sebelum akhirnya dia menutup teleponnya. Jisoo tidak tahu lagi harus meminta bantuan kepada siapa untuk menyeret Lisa keluar dari Bar. Meski dia sudah meminta bantuan tapi tentu saja Lisa punya uang untuk membayar mereka agar dia tetap tinggal.
Dan pada akhirnya Jisoo menyerahkan semua masalah ini pada Jennie. Meski cukup lama menunggu Jennie datang tapi Jisoo dapat mengerti. "Semenjak meninggalkanmu di acara itu dia mulai lepas kendali." Jennie memijat pelipis matanya mendengar keterangan Jisoo.
"Aku akan membawanya." Jennie meminta bantuan pada penjaga agar menggendonk Lisa ke dalam mobilnya.
"Jen...kau...benar-benar jahaat." Lisa meracau, mulutnya terus berbicara sedangkan Jennie fokus menyetir. Meski bau alkohol membuat Jennie ingin muntah tapi dia berusaha untuk terlihat baik-baik saja.
...
"Aku ingin selesai."
"Selesai kamu bilang?"
"Aku ingin pulang ke Korea."
Lisa menyugar rambutnya dengan frustasi, wajahnya merah penuh amarah. Dia tidak ingin membentak Jennie tapi apa yang di lakukan wanita itu padanya membuatnya benar-benar kehabisan kesabaran.
"Apa yang akan kamu lakukan? Menikah ? Itu alasanmu ingin putus denganku?
"Kuliahmu saja belum selesai dan kamu ingin menikah?" Lanjut Lisa.
"Hanya hitungan bulan maka semua selesai... dan itu urusanku bukan urusanmu."
"Setidaknya berikan aku alasannya."
Jennie memutar badannya saat lengan Lisa menariknya. "Tidak perlu ada alasan untuk hubungan kita Lisa. Dari awal kita sepakat ini hanya sebuah hubungan tanpa makna."
"Untukmu... tidak untukku." Mata Lisa menatap penuh harapan. Dia mencintai Jennie dengan sepenuh hatinya tanpa memikirkan kedepannya bahkan Lisa tidak perduli bagaimana kedua orangtua mereka menentang hubungan mereka. Demi Jennie dia bisa melakukan apapun.
"Selesaikan Kuliahmu, kejar mimpimu dan aku akan kembali untukmu." Jennie melepaskan tangan Lisa dengan keras membuat wanita itu miris. Dua tahun menjalani hubungan dengan Lisa adalah hal yang sangat membahagiakan untuknya tapi bermimpi memiliki kehidupan normal seperti yang lain itu adalah mustahil bagi Jennie.
"Kembali padamu?" Lisa berteriak tidak percaya. "Kamu pikir aku percaya? Kamu pikir aku tidak tahu kau ingin menikah dengan siapa..."
"Akan aku buktikan pria itu tidak baik untukmu." Kata Lisa sambil berusaha tegar meski hatinya benar-benar sakit.
Jennie tidak berhenti, dia terus melangkahkan kakinya tanpa menoleh ke arah Lisa meskipun Lisa memanggil namanya terus menerus. Yang ada dalam pikiran Jennie hanya menyelamatkan masa depan mereka berdua. Dia tahu bahwa tidak akan ada akhir dari hubungan mereka meskipun mereka saling mencintai.
Meskipun pada akhirnya Lisa datang sebagai seseorang yang layak tentu saja baginya itu hanya sebuah harapan yang tidak bermakna. Bahkan Lisa percaya Jennie tidak akan pernah menepati janjinya. Tapi Lisa bukan wanita yang menyerah begitu saja, dia ingin membuktikan bahwa Jennie seharusnya tidak meninggalkannya demi seorang pria yang di jodohkan untuknya.
Lisa berlari di bawah teriknya matahari, dia tidak perduli bagaimana keadaannya saat ini. Yang Lisa rasakan seluruh tubuhnya kebal akan segala hal, rasa sakit, panas membara dan luka kakinya yang mulai berdarah. Dia lari untuk menenangkan isi kepalanya yang penuh akan ribuan pertanyaan tentang Jennie dan berakhirnya hubungan mereka.
"Akan aku buktikan semuanya padamu Jen."
****
KAMU SEDANG MEMBACA
STORIES FROM THE SKY [JENLISA] COMPLETE
FanfictionJennie memiliki Suami yang kaya, tampan dan baik hati. Hampir seluruh populasi manusia di bumi mengirikannya, hidup mereka bahagia seperti di dongeng tapi apa yang terjadi ketika ternyata kehidupan rumah tangganya tidak seperti yang dunia kira? Hidu...