Sejujurnya, Jennie masih merasakan tatapan Lisa begitu hangat padanya. Cara Lisa memandang wanita itu masih membuat jantung Jennie bergetar, bibir Lisa masih membuat mata Jennie enggan berpaling. Tapi, Jennie bukanlah orang yang mudah mengakui kata hatinya, dia keras kepala dan dia tidak akan tunduk pada apapun yang merugikan penampilan.
"Seharusnya ada banyak cela yang bisa kita tundukkan." Lisa menunjuk kebeberapa Video CCTV yang mereka dapat dari gedung di dekat TKP.
Jennie masih memandang Lisa meski wanita itu menunduk pada tablet. "Aku pikir ini bukan urusanmu, Lisa. Mengapa aku selalu menemukanmu hadir dalam pembahasan kasus yang seharusnya tidak melibatkan CEO."
Lisa mengangkat wajahnya untuk melihat lawan bicaranya. "Anggap saja karena aku ingin selalu bersamamu." Terlalu jujur, Lisa tersenyum.
"Aku pikir karena bisnismu tergantung pada kasus ini." Jennie mencela dengan senyuman sinis yang dibalas Lisa dengan tertawa.
"Ya."
Bisnis dan bekerja adalah satu-satunya pencapaian Lisa yang sangat berharga untuknya. Dia akan melakukan apapun untuk membuktikan pada orang-orang yang meninggalkannya karena keterpurukan. Tapi bisnis bukanlah satu-satunya alasannya untuk selalu berdekatan dengan Jennie, faktanya dia merindukan wanita itu setiap hari.
"Sekedar informasi..." Jennie menarik beberapa berkas dari tasnya dan menunjukan pada Lisa. "Angle memiliki beberapa catatan kriminal yang bekerja sama dengan Tuan Andreas, tapi Ayahnya selalu menutupi dengan membayar beberapa petinggi kepolisian."
Lisa terkejut dengan fakta yang dia dengar. "Jelaskan lebih detail."
"Meski kasus ini selesai akan ada babak baru yang akan membuka kejahatan dari Angle. Menurutmu ayahnya akan menerima?"
"Tidak, itu akan mencemari nama baiknya di Jepang."
"Itu artinya Angle harus berdamai dengan kasus ini."
"Menyerah?"
"Berdamai...kita harus berhenti dengan kasus ini dan menarik tuntutan. Kau juga tahu siapa Ayah dari Andreas, kita tidak bisa melawan begitu banyak pejabat tinggi Lisa."
Lisa tersenyum. "Sebenarnya, ini adalah hal baik untukku."
Jennie menaikkan alisnya atas pernyataan Lisa. "Aku bisa mendapatkan Bisnis Ayahnya di jepang dengan dua kasus ini."
"Apa mengancam salah satu caramu berbisnis?"
Lisa hanya tersenyum membalas pertanyaan Jennie. Bisnis bukanlah hal yang baik, dalam dunia bisnis banyak kekejaman dan dosa untuk mencapai tingkat yang mereka inginkan. Lisa sudah melalukan dunia bisnis cukup lama, banyak hal mengerihkan yang sudah dia lalui tanpa ada satu orangpun bersamanya.
Jennie menatap layar handphone Lisa yang berdering, dengan gugup Lisa menarik handphonenya dari pandangan Jennie. "Omma, apa terjadi sesuatu?"
Wanita yang duduk bersamanya mengalihkan pandangannya ke mata Lisa ketika mendengar suara dari balik handphonenya.
"Kum- baiklah aku akan menjemputnya." Lisa menutup panggilannya dan menyembunyikan layar handphonenya.
"Bukankah kau tidak akrab dengan Ibumu?"
Jennie bukan wanita baru dihidup Lisa, dia telah mengenal wanita itu cukup lama. Dulu segala hal tentang keluarga Lisa adalah informasi yang selalu Lisa katakan pada Jennie. Mendengar Lisa begitu akrab dengan Ibunya membuatnya bertanya-tanya. Adakah sesuatu hal yang baik yang membuat mereka kembali bersama atau sesuatu terjadih.
"Itu bukan Ibuku." Ada sorotan kekecewaan dimata Lisa saat dia membuang wajahnya ke arah lain. "Dia ibu yang bersamaku selama masa sulitku...dia menemukanku saat aku menangis meratapi kesedihan karena Ibu kandungku mengusirku."
KAMU SEDANG MEMBACA
STORIES FROM THE SKY [JENLISA] COMPLETE
FanfictionJennie memiliki Suami yang kaya, tampan dan baik hati. Hampir seluruh populasi manusia di bumi mengirikannya, hidup mereka bahagia seperti di dongeng tapi apa yang terjadi ketika ternyata kehidupan rumah tangganya tidak seperti yang dunia kira? Hidu...