Bagaimana rasanya pulang kerumah?
Sehangat apa itu keluarga?Ingatan lain yang menjadi beban ini, memenuhi jiwa yang menanggung banyak resiko.
Wush~
Angin dingin yang menusuk hingga tulang, syal yang berterbangan mengikuti alirannya. Napas hangat yang berubah menjadi embun menahan dingin nya angin salju yang sering kali menerpa.
Jari nya menaikan syal hingga menutupi bagian bawah wajah nya, telapak tangan yang dilapisi sarung tangan tebal mengusapnya pelan tuk menjaga suhu tubuh yang kian membeku.
Netra egyptian mengerjab sesekali tertutup kala hembusan angin yang membawa salju menerjang wajah nya.
"Sepertinya akan terjadi badai" Batin nya segera mempercepat langkah kaki nya. Berat rasanya saat mengangkat kaki itu, salju semakin menebal membuat jalan kini tertutup tanah putih yang berbusa.
Napas yang memburu, suhu yang kian menurun. Langit gelap tanpa bintang berbentang di angkasa dengan awan awan yang menurunkan lebih banyak buih salju.
Dipaksakan nya untuk tetap melanjutkan perjalanan, agar sampai ke rumah nya.
Clack
Pintu terbuka, segera ia menutup kembali pintu tersebut sebelum salju memasuki ke dalam rumah nya.
Melepaskan sepatu boot yang penuh dengan salju, jaket tebal yang sebelum nya melindungi tubuh nya dari dingin serta tudung kepala yang sudah basah membuat surai brown dengan gradasi blue itu terlihat lembab.
Syal yang sedari tadi bertengger di area leher nya pun ia lepas, seketika udara dingin menjalar dari leher hingga ujung kepala.
"Malam ini akan sangat dingin,"
Ia menoleh, suara lain memasuki indra pendengar nya. Dihadapan nya ada seorang pemuda berkacamata yang tengah bersandar pada dinding samping jendela yang menampilkan keadaan luar.
"Kenapa kau bisa ada disini?" Ia bertanya, pasal nya orang itu mendadak berada di dalam rumah nya tanpa diundang.
"Fang"
Fang menghela napas pendek, embun terlihat kala suhu hangat keluar dari rongga mulut nya.
"Tadi aku bermaksud untuk mengunjungi mu, namun kau tidak berada di rumah dan karena sebentar lagi akan terjadi badai jadi aku berakhir lah disini sambil menunggumu pulang," Fang berujar
"Lagipula aku sudah spam chat dan call tapi kau tak membalasnya satu pun." Lanjutnya dengan nada yang terdengar kesal.
Pemuda itu mengambil ponsel nya yang berada di saku jaket. Saat dibuka dan benar saja ada 8 pesan yang belum terbaca dan 3 panggilan tak terjawab dari Fang Orgil.
"Lagian kenapa sih sore sore malah pergi keluar, prediksi cuaca kan sudah bilang kalau akan terjadi badai malam ini" Fang bertanya dengan heran.
Pemuda itu berjalan melewati Fang, merebahkan diri nya pada sofa. Entah mengapa suhu tubuh nya menurun membuat nya merasa agak menggigil, terasa dingin sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth
FanfictionPulang? Taufan tak mengerti arti dari kata pulang. Ia hanyalah seorang anak yang kini tengah mencari jati dirinya, yang ia ketahui ia hanya hidup sendirian tanpa orang tua dan saudara. Namun siapa sangka ternyata ia memiliki seorang keluarga, hanya...