Pulang? Taufan tak mengerti arti dari kata pulang. Ia hanyalah seorang anak yang kini tengah mencari jati dirinya, yang ia ketahui ia hanya hidup sendirian tanpa orang tua dan saudara.
Namun siapa sangka ternyata ia memiliki seorang keluarga, hanya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Blam
Pemuda bersurai raven memarkirkan mobil nya pada halaman depan rumah yang menjadi tujuan utama nya. Ia menatap arloji yang menunjukan waktu 07:28.
Segera langkah lebar berjalan menuju teras rumah tersebut dan menekan tombol bel yang tersedia di samping pintu utama.
Tak lama pintu itu terbuka memperlihatkan tuan rumah yang sudah siap dengan pakaian rapi dan jaket tebal yang membalut tubuh nya.
"Bagaimana keadaan mu?" Fang membuka pembicaraan, mengingat Taufan sempat demam semalam.
"Sudah membaik, terima kasih buat kemarin" Ujar nya sembari tersenyum tipis, Fang membalas senyuman itu. Mereka pun segera menuju mobil memulai aktifitas rutin setiap hari nya.
Selama perjalanan Taufan sedikit melamunkan sesuatu, diri nya masih bingung dengan nomer asing yang menelponnya nya setelah acara persiapan pagi nya.
Siapa dia? Nomer tak dikenal yang berasal dari negara lain. Bagaimana dia bisa mengetahui kontak nya?
Berkali kali pertanyaan itu berputar, Taufan sempat mengirim pesan pada nomer asing tersebut namun hasil nya nihil. Pesan yang Taufan kirim kan tak sampai pada orang yang bersangkutan dalam artian nomer tersebut sudah tak lagi aktif. Entah Taufan di block atau bagaimana,
Namun kenapa orang asing itu menelpon nya, apakah itu hanya keisengan seseorang yang sedang mengacak acak nomer dan tanpa sengaja malah mendapati nomer pribadi dari seorang Taufan,
Atau malah—
"Heh! Fan!"
"Ah iya"
Taufan terpaksa terhenti bergulat dengan segala teori yang berada di pikiran nya, digantikan dengan rasa kejut saat Fang meneriaki nama nya.
"Kau ini kenapa? Melamun dari tadi, aku memanggilmu tapi kau sama sekali tak merespon" Fang bergerutu kesal.
Taufan terkekeh sedikit merasa bersalah, "Maaf maaf, aku sedang asik memikirkan nanti siang bakal makan apa ya?" Ucap nya berbohong, Taufan mana mungkin berkata terang terangan soal nomer asing itu bisa bisa Fang langsung melacak nya lagi dan jadi berabe kalo jadi khasus rumit.
Fang terheran, bisa bisa nya Taufan masih sempat memikirkan menu makan siang nya hari ini. Ya walaupun begitu Fang juga malah ikut ikutan mikirin itu.
"Intinya sesuatu yang hangat dan berkuah," Ujar Fang sembari membayangkan beberapa menu dengan ciri ciri yang ia sebutkan.
Taufan berkerut malas, "Aku ingin menu lain, aku sudah bosan makanan nya itu itu saja."
"Ya, aku seperti nya sependapat dengan mu" Fang menyetujui, ia juga sudah bosan setiap hari harus memakan makanan yang berkuah, ia ingin sesuatu yang digoreng atau bebakaran.
Pada akhir nya sepanjang perjalanan duo sejoli itu membahas tentang makanan yang mereka inginkan. Walaupun fakta telah mengatakan jelas bahwa mereka akan tetap menghadapi makanan berkuah demi menjaga suhu tubuh dengan kaldu hangat.