20 - Andare

491 73 6
                                    

"Apa kau serius?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa kau serius?"

"Ada apa dengan mu?"

"Bicara lah padaku!"

"Katakan bah— emnhh!"

"Cukup, Fang!"

Taufan yang sedari tadi mengemasi barang barang penting nya kini menatap Fang dengan kesal, pemuda berkacamata itu terus saja memaksanya untuk berbicara dan karena sudah berada diambang batas sabar, Taufan langsung menyumpal mulut Fang dengan kain yang ia temukan.

Taufan bangun pagi buta dan langsung menyiapkan barang bawaan nya untuk kembali pulang ke rumah nya di Eropa. Namun Fang tiba tiba saja datang dengan berbagai celotehannya.

Fang membuang kain tipis yang berada di mulutnya dan menatap Taufan dengan kesal, pemuda biru itu kembali sibuk mengemasi barang bawaannya.

"Aku serius, Fan."

"Aku juga serius, Fang!"

Fang terdiam, ini kala pertama dirinya melihat Taufan dengan emosi yang menggebu seperti itu. Fang yakin ada yang telah terjadi dengan Taufan, hingga membuat pemuda itu sampai hampir kehilangan kesabarannya.

Seakan akan ia dikejar oleh waktu yang kian menyempit, jika waktu itu habis maka kehidupan normal nya juga akan menghilang.

Taufan menutup kopernya, ia hanya membawa koper berukuran kecil karena dia tidak membawa banyak barang. Hanya barang penting yang ia miliki, untuk baju dan yang lain nya akan ia tinggal disini, siapa tau Taufan akan kembali ke rumah ini.

Walau ia tak yakin akan kembali kesini lagi.

"Aku akan pergi ke bandara, pesawat akan terbang jam 6."

Taufan beranjak pergi keluar dari kamar nya, Fang mengejarnya.

"Tunggu, Fan. Kau serius pergi sendiri?"

"Tentu saja serius, aku hanya pulang."

Fang mendecak lidah nya dengan kesal.

"Lalu bagaimana dengan sekolah mu?!"

"Aku sudah meminta Kak Kaizo untuk menulis surat pengeluaran diri. Jadi tak ada masalah lagi."

Fang menarik pergelangan tangan Taufan, membuat mereka harus berhenti berjalan ditengah lorong menuju tangga ke lantai satu.

"Aku sedang buru buru, Fang!" Taufan sudah tak bisa menahan kesabarannya lagi, ia ingin segera pulang ke rumah nya dan membicarakan segala masalah ini dengan bibinya. Namun ada saja yang menghalangi tujuannya.

"Jika kau ingin mengetahui nya maka tanya lah sendiri pada Kakak mu itu!"

Fang menghela napas gusar, ia melepas genggaman nya. Pada akhir nya Fang harus mengalah pada ego yang Taufan miliki.

"Jangan terlalu sembrono, Taufan. Jangan biarkan emosi mu mengendalikan tubuh mu jika tak ingin terjebak dalam rencana mu sendiri!"

Taufan terdiam namun sedetik kemudian pemuda itu langsung melenggang pergi meninggalkan Fang yang masih berdiri pada lorong itu sendirian.

Hiraeth Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang