Bagaimanakah rasanya rindu?
Kedua mata yang menutup mencoba mengendalikan pikiran dan hatinya. Jantung nya berdebar tak karuan.
Bertahun tahun lamanya berusaha menyembunyikan segalanya, berusaha menguatkan hati nya untuk terus melindungi keluarga nya, walau ia berteriak meminta tuk berhenti akan tetapi ia sama sekali tak dapat menghentikan hidup bagai neraka seperti ini.
Tangan yang bergetar memegang erat alat komunikasi yang menempel pada daun telinganya.
"Ini aku, Taufan."
Suara pemuda yang berada di seberang sana memberikan sensasi panas pada seluruh inci tubuhnya.
Bahkan hanya sebuah suara kerinduan langsung meledak dalam hatinya.
Bahkan hanya sebuah suara ia langsung tak berdaya seperti ini, bagaimana jika bertemu langsung apa ia akan berlari dan memeluk tubuh itu lantas menyatu dalam kehangatan dibawah derasnya hujan.
Bahkan hanya sebuah suara dapat menyembuhkan segala gelonjak hati dan pikiran yang membuat nya stres.
Obat alami dari seseorang yang datang menimbulkan kerinduan yang amat besar.
"Ah..!"
Entah mengapa tenggorokan nya tercekat, lidah nya kelu, ia sama sekali tak dapat mengeluarkan suaranya.
"Ayah?"
Tidak.
Wajah Amato kian mengeras menahan kesedihannya.
"Temui saya di taman tengah kota, siang ini."
Amato tidak bisa menahannya lagi, ia tak kuat mendengar suara itu terus menerus. Amato ingin bertemu langsung, ingin menatap wajah anak nya yang sudah ia tinggalkan.
Ia ingin menebus dosa nya, menebus segala kesalahannya.
Mengapa saat itu ia tak mampu menjadi ayah yang baik,
Mengapa saat itu ia tak mampu membela kekasih dan anak nya,
Mengapa saat itu ia tak mampu menerima segala resiko hanya karena takut pada seseorang,
Mengapa ia tak bisa melindungi nya.
Tut.
Amato menutup telepon nya dengan sepihak sebelum Taufan membalas perkataannya.
____________Taufan berdiri dalam diam, ia menatap lekat layar ponsel nya yang menghitam. Ia menoleh pada kaca yang menggantung di tembok, tersenyum miris kala melihat pantulan wajahnya pada kaca.
Wajah pucat, kantong mata dan garis hitam yang terlihat disekitaran pasang permata sapphire itu.
"Temui saya di taman tengah kota, siang ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth
FanfictionPulang? Taufan tak mengerti arti dari kata pulang. Ia hanyalah seorang anak yang kini tengah mencari jati dirinya, yang ia ketahui ia hanya hidup sendirian tanpa orang tua dan saudara. Namun siapa sangka ternyata ia memiliki seorang keluarga, hanya...