Dua Puluh Tiga : Titik Terang

51 34 62
                                    

Sama seperti hari-hari biasanya lelaki dengan seragam rumah sakit itu tengah menikmati sup yang baru saja diantar perawatnya. Ditemani sang sahabat ia menghabiskan supnya dengan cepat. Suasana diluar sana cukup ramai karena hari ini cukup cerah. Selama dia di rumah sakit ia hanya banyak membaca buku dan bermain dengan salah satu perawat di sana.

"Jan, lo udah baikan?" Lelaki itu mengangguk dengan semangat. Dia merasa semenjak ia masuk Poli Kesehatan Jiwa kondisinya sudah membaik. Dan kabar baiknya dia sudah berdamai dengan Harsa. Iya, Harsa.

Sore itu Janu mengurung diri di kamarnya. Di luar sana suara gedoran pintu semakin kuat. Ia tebak itu pasti mamahnya. Saat itu ia sedang tak ingin bertemu siapapun, bahkan Anin sekalipun. Lelaki itu sudah mengurung diri sejak seminggu yang lalu. Sejak sebuah kebenaran telah terungkap.

Dia sudah mengajukan surat pengunduran diri dari kampus dan memutus hubungan dengan siapapun. Setiap hari mamahnya terus mengujunginya dan meminta untuk tinggal bersama karena dirinya telah diusir oleh pemilik kontrakan sebelumnya. Namun, Janu tak ingin ia tinggal bersama mamahnya. Janu trauma jika mamahnya akan melakukan hal buruk ketika bersamanya.

Setelah ia merenung dan mencoba berpikir dengan akal sehat yang masih tersisa, akhirnya dia memutuskan untuk berbicara dengan kepala dingin bersama Harsa. Ia ingin tau lebih lanjut permasalahannya. Ia tak ingin lama-lama salah paham hingga membuat penyesalan di akhir nanti. Lelaki itu mencoba menghubungi Harsa dan mengajaknya bertemu.

Janu menahan napas kala menunggu balasan Harsa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Janu menahan napas kala menunggu balasan Harsa. Tangannya sedikit bergetar. Jantungnya berdebar begitu saja. Padahal dia mengajak Harsa bertemu karena ingin menyelesaikan semua. Janu ingin semua ini selesai.

Janu sedikit bernafas lega melihat balasan Janu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Janu sedikit bernafas lega melihat balasan Janu. Lelaki itu segera bersiap untuk bertemu Harsa. Ia memilih untuk keluar lewat pintu belakang karena Janu yakin di depan masih ada mamahnya. Dia butuh waktu untuk bertemu dengan mamahnya lagi.

Janu benar-benar keluar lewat pintu belakang dan hanya menggunakan hoodie hitam dan celana training senada. Dia memakai topi serta kupluk hoodienya agar penampilan berantakannya tak menarik banyak orang.

Lengkara di Ujung Senja (Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang