my brother's obsession 2.

33.8K 793 13
                                    

Calista sampai didapur. Matanya tertuju pada Endah, Mamanya. Yang sedang menyiapkan makan soup iga dan juga roti canai sambil gosip-gosip tipis tentang tetangga sebelah yang menjadi perbincangan panas di sekitar sini.

"Bun tau nggak sih, Si itu. Nara, hamil diluar nikah." ucap Siti. Selaku ART di rumah ini. Endah yang mendengar ini hanya mengangguk kecil.

"Anaknya sih, friendly banget. Semua cowok di embat." Nara mendengar itu tertawa pelan, pasalnya Endah sendiri sifatnya pun seperti Nara.

"Semuanya, Pagi!." teriak Calista dengan gembira. Mereka hanya menghela nafas panjang karena ini sudah menjadi rutinitas pagi mereka sehari-hari. Calista lalu mencium pipi Endah dan Angga.

"Sayang, Jangan keras-keras." Endah menghentikan kegiatannya dan mengelus dadanya pelan. Ia harus hati-hati dengan Calista, pasalnya. Ia bisa terkena serangan jantung jika lengah sedikit saja.

"Mama ini kayak gatau Calista aja." Calista hanya nyengir tanpa dosa. Matanya tertuju pada hidangan soup iga yang masih didalam panci, cacing di perutnya sudah ingin diisikan makanan segera.

"Eitss, tidak sekarang. Panggil kakak kamu dulu baru boleh makan." Endah menghidangkan makanannya diatas meja. Sedangkan Calista, terdiam ditempat sambil melihat mamanya menuangkan soup iga yang terlihat lezat.

Ia sangat tidak ingin bertemu kakaknya yang autis itu setelah tadi menanyakan hal yang tidak jelas tentang bajunya, "Malas lah aku, Mah." Calista duduk di kursinya dan membenamkan diri di antara tangannya.

"AWHH."

Endah menjewer telinga Calista dengan kasar, "Mama, ihhh." Calista langsung berdiri dan mengusap telinganya yang memerah akibat ulah Mamanya itu.

"Panggil kakak mu itu. Nanti, Mama kasih goceng." ucap Endah memberikan penawaran kepada Calista. Calista yang mendengar itu mengerutkan dahinya. Sangat sedikit sekali, minimal gotiao lah.

"Padahal tadi aku udah lewat sana, Mama. Malaslahh." ucap Calista kesal. Padahal dirinya sangat mager kesana kemari dan hanya diberikan upah sedikit.

"Udah sana. Nanti, Mama kasih gotiao deh." Calista yang mendengar itu membulatkan matanya tidak percaya.

"Yaudah, Calista mau ke kamar kakak dulu." Calista pergi sambil tersenyum tidak jelas karena ia akan membeli skincare innisfree yang sangat mahal dengan uang itu.

•••

Calista sampai di kamar Nathan, kamar yang sangat menyeramkan. Dulu ia pernah masuk dan mendapati pocong yang ada di atas lemari kakaknya itu. Sepertinya karena kakaknya kebanyakan dosa jadi setan di kamar pada banyak dan betah.

Calista lalu mengetuk pintu kamar. Dan ia tidak mendapati jawaban dari dalam ruangan tersebut. Ia kemudian mencoba membuka pintu kamarnya dan anehnya ternyata tidak terkunci. Calista kemudian masuk dalam keadaan kamar yang gelap.

Setelah masuk kedalam kamar. Calista tidak dapat melihat apapun, hanya gelap. Didalam gelapnya kamar, Calista mencium aroma maskulin kakaknya yang membuatnya hanyut dalam aromanya.

ia segera menepis semuanya dan fokus pada tujuannya disini.

"Disuruh, Mama makan. Kak!." ucap Calista sambil meraba apapun yang dapat ia jangkau disekitarnya agar tidak terjatuh.

Calista berpegangan dengan lemari disebelah ranjang kakaknya. Dipikirannya semoga tidak ada hantu yang berada di atasnya. Kemudian ada tangan kekar yang menariknya jatuh kedalam kasur.

"Ahh!." Calista mendesah kaget. Ia langsung berada diranjang kakaknya. Calista dapat mencium aroma itu lebih jelas lagi didekatnya, aroma yang memabukkan.

Ia memejamkan matanya. Takut bahwa yang memeluknya ialah pocong yang ada di atas lemari, "K-amu siapa!." ucap Calista terbata-bata yang membuat sang empu tersenyum jahil.

"Gue genderuwo." Calista yang mendengar suara itu langsung ngeh bahwa yang memeluknya ialah kakaknya sendiri Nathan.

"Kak, Nathan. Jangan gituu lah." Calista membuka matanya dan menatap kakaknya dengan kesal. Ia ingin sekali mendorong kakaknya ini kejurang saja.

"Ya lo liat sendiri. Masa orang seganteng gue genderuwo? Apa nggak kegantengan nanti dialam jin?."

Calista memutar bola matanya malas selalu saja kakaknya ini merasa bahwa dirinya sangat tampan.

"Ngapain lo kesini?." Nathan memeluk calista dengan sangat erat, kemudian mengecup leher Calista yang membuatnya kegelian.

Tunggu! Calista merasa ada yang aneh dari Kakaknya, dari dulu Kakaknya tidak pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya. Ini sangat aneh. Apa dia kerasukan jin yang ada disini?.

Calista kemudian mencoba memberontak untuk melepaskan diri, tapi usahanya sia-sia.

"Aku cuma disuruh mama buat manggil kamu, Kak. Udalah lepasin." Nathan tidak mendengarkan ocehan Calista dan tetap diposisinya semula.

"Tunggu disini dulu."

"Gue masih pengen tidur tapi sama lo." tambah Nathan dengan suara beratnya.

TBC

⭐⭐⭐⭐⭐

Obsesi My Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang