Voteee duluuu.
Malam harinya, Calista sedang berada di luar villa, menikmati semilir angin yang sejuk menerpa badannya. Dengan langit yang dipenuhi bintang dan suasana yang tenang, dia merasa seperti berada di dunia yang berbeda. Nathan, yang sebelumnya ada di sampingnya, telah pergi karena menerima panggilan telepon penting dan belum kembali.
Entah mengapa, di malam hari ini seperti ada yang aneh. Ia sangat overthinking akhir akhir ini. Calista memilih untuk jalan-jalan ke dalam villa yang belum sempat ia ekspos sebelumnya. Samar samar ia mendengar suara seseorang yang sangat familiar di sebuah ruangan.
"Kak, Nathan ...?"
Sebelumnya, ia sempat yakin bahwa melihat kakaknya saat menerima telefon berjalan keluar villa bukan di dalam. Ia kemudian langsung menghampiri asal suara tersebut. Calista berada di depan pintu, saat ingin menarik gagang pintunya ia mendengar sesuatu yang membuat hatinya hancur dan tak terasa air mata jatuh membasahi pipinya.
Flashback on....
Nathan merangkul Calista dengan erat, setelah melihat kedekatan Calista dengan Marco, membuatnya lebih posesif dengan adiknya ini, ralat 'Tunangannya'. Memikirkan nya saja membuat jantung Nathan berdetak tidak karuan apalagi saat pernikahannya nanti. Pasti Mama akan bangga dengan Nathan.
"Kak."
"Hmmm?."
"Jangan erat-erat, sakit tau!" Calista menggerutu tidak jelas sambil mengerucutkan bibir, Nathan yang melihat itu hanya tersenyum dengan senyuman tipisnya, Omg! Walaupun senyumannya tipis, tetapi itu bisa membuat Calista sedikit salbrut. Bagaimana tidak, saat Calista menoleh, langsung disambut senyuman manis dari Nathan.
Drrtt.
Suara notifikasi berbunyi, Nathan refleks merogoh sakunya dan mengambil handphone nya. Setelah melihat nama yang tertera dinomor itu, Nathan seketika melepaskan rangkulannya. Calista langsung mendongak ke wajah Nathan, ia merasa kebingungan saat melihat wajah kakaknya yang sepertinya senang saat membaca pesan itu.
"Siapa, Kak?."
Nathan kemudian menoleh dengan senyuman yang berubah menjadi seringai, Calista hanya menatap Nathan dengan tatapan polosnya, "Kenapa, Kak?." tanya Calista lagi. Nathan menggelengkan kepalanya pelan, lalu membalas pesan dari orang itu dan berjalan melangkah keluar.
"Tunggu disitu dulu."
Nathan buru-buru, ia melangkah lurus untuk mengambil jalan berbelok supaya Calista tidak curiga. Setelah sampai di ruangan yang paling pojok di villa itu, ia segera menelfon seseorang itu dengan muka yang tidak sabar.
__________________________
'📱' (Orang) :
"Yoo, bro. Apa kabar nih?."'📱' (Nathan) :
"Gausah basa-basi. Langsung aja, gimana keadaan mereka?."'📱' (Orang) :
"Haha, mereka udah mati. Mau gue tunjukkin fotonya? Soalnya jasadnya udah gue injak-injak."'📱' (Nathan) :
"Gausah, jijik gua. Orang tua kek monyet gausah di peduliin, Den."'📱' (Orang) :
"Yoi, bro. By the way, 'dia' enak banget. Gue siksa sama gue perkosa masih kuat tuh bocah."'📱' (Nathan) :
"Apa peduli gua? Gimana sama 'mereka'. Udah lo tangkap belum? Soalnya gua gedeg lama-lama."'📱' (Orang) :
"Belum soalnya mereka dikeluarga yang berada, susah caranya. Tapi gue janji bakal tangkep mereka karena udah main-main sama kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesi My Brother
Ficção Adolescente•⛔⛔ ᴅɪʟᴀʀᴀɴɢ ᴍᴇᴍᴘᴇʀᴀɢᴀᴋᴀɴ ᴀᴘᴀᴘᴜɴ ʏᴀɴɢ ᴀᴅᴀ ᴅɪ ɴᴏᴠᴇʟ ɪɴɪ ᴅɪ ᴋᴇʜɪᴅᴜᴘᴀɴ ɴʏᴀᴛᴀ!!. ᴊᴀɴɢᴀɴ ʟᴜᴘᴀ ғᴏʟʟᴏᴡ ^^ Sinopsis : Setelah memutuskan pertunangannya, Nathan berubah menjadi sosok yang aneh. Calista Bryennios, adik Nathan, awalnya menganggap peru...