my brother's obsession 9.

21.5K 491 14
                                    

Nathan yang mendengar nada bicara Calista yang lebih tinggi langsung terbakar emosi. Ia tidak suka melihat adiknya berani menantangnya seperti itu. “Berani ya lo sekarang?” teriak Nathan, mengepalkan tangannya dengan niat untuk menghancurkan pintu yang ada di depannya.

Brakk.

“Main-main sebentar ya, sayang,” Nathan menyeringai, pikirannya dipenuhi rencana untuk membuat Calista tunduk di bawah kendalinya. Ada rasa kepuasan yang menyelimuti hatinya melihat betapa ketakutannya mampu mengendalikan situasi.

Di dalam kamar, Calista terduduk, berkeringat dingin. Ketakutan menyelimutinya saat memikirkan sikap kakaknya yang sekarang. Ia menoleh ke samping dan melihat lemari yang tampak cukup untuk tempat bersembunyi. Tanpa ragu, Calista melangkah cepat masuk ke dalam lemari sebelum Nathan berhasil menghancurkan pintu kamarnya.

Dalam hitungan detik, pintu kamar Calista terbuka kasar.

BRAKK.

Atmosfer kamar berubah mencengkam, seperti hawa panas yang menyelimuti setiap sudut ruangan. “Ohh, mau main petak umpet?” Nathan menyeringai, matanya tajam melirik sekeliling, tetapi tidak menemukan gadisnya di mana pun.

Ia mulai mengelilingi kamar itu, membuka semua yang ada di dalamnya, mencari keberadaan Calista. Tatapannya tertuju pada lemari besar yang tertutup tidak begitu rapat, menampilkan sedikit celah. Seketika, ia tahu di mana Calista bersembunyi. Langkahnya perlahan mendekati lemari, dan Calista merasakan tubuhnya menggigil seperti berada di dalam freezer.

Kriettt.

Pintu lemari terbuka lebar. Calista bisa melihat dengan jelas ekspresi kakaknya yang dingin, datar, dan menakutkan. “Ketemu,” ucap Nathan sambil menyeret Calista keluar dari lemari dengan kasar, tubuhnya ditarik tanpa ampun.

“Kak...” suaranya bergetar, tak berdaya.

“Apa? Minta maaf lagi?” Nathan mengeluh, muak mendengar permintaan maaf Calista yang tak ada habisnya. Ia menggelengkan kepalanya, merasa sudah cukup dengan semua ini.

“Jangan seperti ini, Calista takut,” rayu Calista sambil berdiri dan memeluk tubuh besar Nathan, berusaha mencari rasa aman. Nathan, yang terkejut dengan pelukan adiknya, seketika luluh. Ia membalas pelukan itu, merasakan ketulusan yang menghangatkan hatinya.

It’s okay, jangan ulangi lagi,” bisiknya lembut, mengusap punggung Calista dengan penuh kasih sayang. Calista mengangguk, merasakan sedikit ketenangan, tetapi perasaan itu segera sirna ketika Nathan melanjutkan.

“Tetapi hukuman masih tetap berjalan, sayang.” Calista terkejut, matanya membulat tidak percaya. Rasa aman yang baru saja ia rasakan berubah menjadi ketakutan yang mendalam. “Kak, apa maksudnya?”

Nathan melepaskan pelukan, mengamati Calista dengan tatapan serius. “Gue kasih 2 pilihan. Pilihlah dengan bijak.”

“Pertama, lo pilih gue atau.”

“Aden.”

Jantung Calista berdegup kencang. Di lubuk hatinya yang terdalam, ia ingin memilih Aden, tetapi tatapan Nathan yang tajam seolah ingin melahapnya hidup-hidup membuatnya ragu. Ia merasa terjepit dalam situasi ini.

“Aku pilih, Aden.” Ucapan itu meluncur tanpa pikir panjang, tetapi seketika Calista menutup mulutnya, merasa kaget. Otak dan hatinya seperti tidak bekerja sama dengan baik.

Really?” Nathan bertanya, suaranya penuh harapan.

Calista menggelengkan kepalanya cepat, “Tadi typo, Kak.” Ia memejamkan mata, merutuki dirinya sendiri. Kenapa pikirannya harus bertentangan dengan perasaannya pada saat genting seperti ini?

“Jadinya aku pilih, Kak Nathan,” akhirnya Calista memutuskan dengan suara pelan. Kalimatnya membuat wajah Nathan berubah. Dari dingin dan datar menjadi sedikit tersenyum, meskipun senyumnya tipis.

Nathan meraih pergelangan tangan Calista, lalu menjatuhkan diri ke kasur yang empuk dan wangi. “You’re mine,” ucapnya dengan suara lembut, tetapi ada nada dominan di dalamnya. Nathan mencium leher Calista, meninggalkan bekas kemerahan yang menjadi tanda kepemilikan, seolah mengklaimnya di depan dunia.

Calista merasa terjebak antara keinginan dan ketakutan. Hatinya berdebar kencang, terperangkap dalam ketidakpastian, bertanya-tanya tentang masa depan mereka dan apa artinya semua ini.

TBC

voteeee.

Obsesi My Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang