my brother's obsession 4.

29.2K 674 17
                                    

"Mah, Pah. Calista mau nanya." Endah dan Angga seketika menghentikan aktivitas mereka, dan menatap wajah Calista dengan serius. Calista yang ditatap seperti itu meneguk salivanya secara susah payah.

"Tutor caranya deketin cowok dong." Calista tersenyum tanpa dosa yang membuat mereka tertawa kecuali Nathan. Ia meremas tangannya kasar, hatinya dipenuhi rasa cemburu.

"Minta tutor sama kakak kamu tuh." Endah menunjuk Nathan. Calista menatap tidak percaya Mamanya ini, secara kan kakaknya cowok yang cuek, mana mungkin mau.

"Gamau, Ma. Mending aku nanya ke kucing aja daripada sama kakak." Perkataan Calista yang membuat mereka tertawa lagi kecuali Nathan, Sialan. Jadi dirinya dibandingkan dengan seekor kucing?.

'Brakk'

Nathan menggebrak meja karena amarah yang sudah tidak tertahankan. Tawa mereka seketika berhenti digantikan suasana yang menjadi sunyi.

Calista makan sambil sesekali melirik Nathan yang terus menatap tajam kearahnya. Ia bisa menebak bahwa kakaknya sekali sedang marah kepadanya, yaampun baperan sekali.

Ah, sialan. Calista merasakan cengkraman kuat meremas diarea paha nya yang membuatnya meringis kesakitan.

"Awwhh, sakit."

Seketika pandangan mereka tertuju pada Calista kembali, "Ada apa, Calista?." ucap Endah. Calista hanya menggelengkan kepalanya.

"Gapapa, Ma."

•••


Setelah selesai makan Calista langsung pergi ke kamar dan tanpa ia sadari bahwa dirinya disusul oleh Nathan dari belakang dengan posisi tangan yang mengepal kuat.

Calista sampai dikamar langsung tiduran sebentar sambil menunggu waktu yang tepat untuk mandi. Nathan dengan tiba-tiba sampai dikamar dan langsung mengunci pintunya dan mengantongi kuncinya di saku kanan celananya.

"Apa maksud lo, samain gue sama kucing!." Nathan berbicara menggunakan nada rendah. Namun, di telinga Calista seperti nada tinggi yang membuatnya ketakutan.

"A—aku cuma bercanda doang, Kak." Calista terbata-bata. Matanya sudah berkaca-kaca seperti ingin menangis disaat itu juga.

Nathan yang melihat itu hatinya sedikit melunak, ia langsung memeluk Calista, "Gue gasuka, disamain sama apapun! Ingat itu!." Calista hanya mengangguk lesu.

Namun, seketika Nathan melepaskan pelukannya itu. Ia ingat disini ingin menanyakan sesuatu yang penting setelah lelucon yang payah tadi.

"Gue mau nanya sama lo."

"Siapa orang yang lo maksud tadi." ucap Nathan dingin sembari mencengkram pergelangan tangan Calista sampai membiru dibuatnya. Calista hanya meringis kesakitan.

"Emangnya kenapa, Kak?." Calista menepis tangan Nathan dan juga mengelus pergelangan tangannya yang sangat sakit. Nathan hanya menatap dingin Calista.

"GUE.BILANG.SIAPA." Nathan menekan setiap katanya yang membuat Calista ketakutan dengan perubahan sikap Nathan terhadap dirinya. Padahal tadi kita bercanda dengan bebas namun kenapa sekarang jadi seperti ini.

"Namanya Aden. Kak, Aku suka dia karena pinter main basket terus juga orang nya tinggi." Calista mengatakan panjang lebar yang membuat Nathan cemburu berat dengan orang yang bernama Aden tersebut, Calista mengatakan tanpa melihat perubahan kakaknya itu.

Nathan kemudian mendekati Calista yang membuatnya juga mundur perlahan kebelakang, "Gue ga mau, lo. Deket-deket sama dia." ucap Nathan memperingati Calista. Calista meneguk salivanya dengan kasar.

Nathan tanpa aba-aba menarik tengkuk Calista dan mencium bibir Calista.

Cup!

Nathan membungkam bibir Calista yang membuatnya memberontak untuk dilepaskan.

Nathan dapat merasakan kehangatan dan kenyal dari bibirnya Calista yang ia inginkan dari dulu, dan sekarang ia dapat menikmatinya sepuasnya.

"K—ak—hmmmpp!." Calista melepas tautan bibir mereka secara sepihak ketika nathan tak memberikannya jeda bernapas, namun ia malah menarik pinggang calista dan mencengkeramnya erat.

"Diem, gua belum selesai!." Nathan menggeram rendah, nafasnya terengah. Bibir mereka masih saling menempel.

Nathan kemudian melanjutkan ciumannya hingga beberapa detik dan melepaskan ciuman tersebut

Ia melihat Calista yang sedang terengah-engah mengambil nafas sebanyak-banyaknya membuatnya tersenyum puas.

TBC

⭐⭐⭐ 5

Obsesi My Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang