my brother's obsession 3.

30.1K 718 16
                                    

Beberapa menit tiduran bersama kakaknya, Calista merasa bosan. Dirinya lalu berbisik di telinga Nathan, "Kak, tau nggak sih." Nathan yang mendengar itu menaikkan sebelah alisnya yang memberi tanda ingin tau.

"Dikamar kamu ini, Kak. Banyak hantunya." ucap Calista sembari melihat kesamping kanan dan kiri. Nathan yang mendengar itu hanya bisa menahan tawanya yang ingin keluar.

"Mana ada."

'Kruyuk'

'Kruyukk'

Wajah Calista seketika memerah karena malu, "Laper?." Calista menganggukkan kepalanya pelan. Nathan yang melihat itu justru tidak ingin melepaskan pelukannya, ia ingin melihat Calista memohon kepadanya.

"Lepasin, Kak. Aku laper banget kayak mau mati." Calista mengerucutkan bibirnya sembari menatap sendu Nathan. Yang membuat dirinya gemas terhadap adiknya ini.

"Cium pipi gue dulu." Calista yang mendengar hal itu membulatkan matanya. Kayaknya kakaknya ini beneran autis deh.

"Gamau, ihhh." Calista memukul dada bidang Nathan. Nathan yang yang melihat hal itu hanya tersenyum tipis, pukulan yang dilayangkan Calista bahkan tidak ada rasa apa-apanya.

Setelah melihat tingkah Calista yang menggemaskan, Nathan kemudian melepaskannya. Sebenarnya ia ingin sekali bersama Calista seharian sekalian mengkokop bibirnya.

Ah tidak, ia benci pikirannya saat sedang berduaan disini. Dengan Calista, membuat pikirannya menjalar kemana-mana. Mungkin yang dikatakan Calista benar adanya bahwa disini banyak setan yang membuat pikirannya seperti ini.

Calista yang sudah dibebaskan dari pelukannya Nathan, lalu berdiri tegap sambil membenarkan pakaiannya yang acak-acakan. Tanpa sadar Nathan memandang Calista dari bawah sampai atas, matanya tertuju pada bibir Calista yang pink menggoda.

Nathan ingin sekali melahapnya namun ia tahan, karena ia masih memiliki akal sehat, "Ayo, Kak!." ajak Calista.

"Lo duluan, gue mager." Calista menatap Nathan kesal. Sial, jika dirinya tidak membawa kakaknya, pasti tidak akan mendapatkan gotiao dari mamanya itu.

'Cup'

Calista mencium pipi Nathan yang membuatnya mematung ditempat. Ia menatap Calista yang terseyum kearahnya, "Ayo, Kak." ajak Calista menggandeng tangan Nathan untuk menuju kedapur bersama sama.

"Lo cium pipi gue?." Calista hanya mengangguk, ia tidak ingin ribet kalau ada yang mudah.

"Semoga lo ga akan nyesel nantinya." Nathan bergumam pelan sembari tersenyum smrik kearah Calista tanpa disadari oleh nya.

•••

Mereka sampai didapur. Calista langsung menghampiri Endah yang sedang berada dimeja makan disamping Angga, Papanya. Sedangkan Siti berada di ruangan belakang.

"Mah, itu udah. Mana uang aku." Calista merengek ingin segera mendapatkan uangnya agar bisa checkout skincare Innisfree sepaket.

"Ternyata ada maunya, toh. Bawa gue kesini." Nathan duduk di kursi sambil melihat Calista yang masi merengek.

"Biarin, wlee." Endah menggeleng melihat kelakuannya Calista yang kekanak-kanakan ini. Ia mengeluarkan 5 juta rupiah dari dompetnya dan memberikannya ke Calista.

Calista menerima segepok uang itu dan memasukkannya kedalam saku Celananya. Ia kemudian langsung mengambil piring dan mengambil beberapa centong nasi dan juga soup iga yang sangat ia ingin makan daritadi. Mereka makan sambil berbicara tipis-tipis.

"Natt, kamu cari pasangan lagi gih!."

"Padahal Mama udah nyaman loh sama si, Andini." lanjut Mama Endah sambil mengambil beberapa sedok nasi disertai daging lalu ia masukkan kedalam mulutnya.

"Udahlah. Ma, Nathan nggak mau bicarain dia lagi disini." ucap Nathan dengan wajah datar, Endah yang mendengar itu hanya menghela nafasnya.

"Soalnya, Nathan udah dapet yang baru." Nathan berbicara sembari tersenyum aneh. Entah mengapa wajahnya langsung sumringah seakan hidupnya berpusat pada orang itu.

"Emangnya siapa, Kak."

"Perasaan kamu nggak pernah ajak main kerumah deh. Cantik enggak?." Calista menghentikan aktivitas makannya karena penasaran dengan siapa gadis pujaan hati kakaknya ini.

"Ya pokoknya ada. Dia itu, seperti bidadari surga."

"Dia tidak mempunyai kekurangan satupun." ucap Nathan. Calista hanya mengangguk paham apa yang dijelaskan kakaknya itu, Nathan kembali tersenyum tapi sekarang kearah Calista.

"Kalau Calista, udah punya?." tanya Angga sambil makan roti selai sebagai hidangan penutup. Calista yang mendengar itu tersenyum malu.

"Belum, Pah. Tapi Calista punya seseorang yang dari lama Calista suka, tapi belum berani confess." Calista tersenyum lebar sembari membayangkan orang yang sangat ia cintai di masa SMA nya ini.

Nathan hanya mendengarkan pembicaraan mereka sambil menahan rasa cemburu nya. Sejak kapan adiknya ini tahu mencintai seseorang?

Tbc

8⭐ Gwe up

Obsesi My Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang