Beberapa jam sebelum pertunangan~
Calista menatap tajam kearah kedua pelayan yang sedang asik bermain handphone, dengan langkah cepatnya Calista langsung menerjang leher mereka berdua dan menekuk lengan mereka yang membuat kedua pelayan itu terkejut dan tidak berdaya.
Dengan kekuatan penuh ia menekan leher mereka dengan kuat yang membuat mereka kehilangan kesadaran dalam hitungan detik. Kedua pelayan itu terjatuh ke lantai tanpa sempat melawan, ponsel mereka terlepas dari genggaman.
Dengan cepat Calista mengambil salah satu handphonenya dan menatap kearah jendela dengan jantung yang berdebar-debar, "Apakah ini rencana yang baik, Tuhan?." Dengan langkah cepatnya Calista berlari dan menubruk jendela yang membuatnya terpental keluar membuat suara pecahan kaca yang nyaring.
Sementara itu, Nathan sedang berada di ruangannya menatap geli ke arah CCTV yang menampilkan gadisnya yang berlari tergopoh gopoh untuk mencari perlindungan, "Haahh~ akan aku apakan kucing kecil yang nakal itu?" Nathan berdiri dan keluar.
***
"Aku tidak peduli meskipun bajingan itu menangkapku! Aku akan terus berjuang," gumam Calista sembari berlari tanpa tujuan yang jelas, hanya berpandukan insting semata. Di kejauhan, ia melihat secercah cahaya muncul di ujung pandangannya.
Disaat ia mulai mendekatinya, tubuh nya terhenti oleh sesuatu dibelakangnya. Ia terkejut, tubuhnya membeku seketika saat merasa pelukan kuat di punggungnya. Ia mencoba melepaskan diri, namun genggaman itu terlalu kokoh.
"Nah, nah... ke mana kau mau lari, sayang?" bisik sebuah suara dingin di telinganya. Calista mengenali suara itu-Nathan.
"Tega sekali kau kabur tanpa pamit," lanjut Nathan, suaranya penuh nada mengejek.
"Aku tidak peduli brengsek!" Calista mendorong kuat tubuh Nathan ketanah dan segera berlari, sebelum sempat ia berlari kakinya terhenti oleh genggaman tangan Nathan.
Nathan menarik lengan Calista dengan cepat, membuatnya tersentak dan Kehilangan Keseimbangan. Ia terjatuh ke tanah, namun segera berusaha bangkit, menatap Nathan dengan penuh kebencian.
"Jangan terlalu berlebihan, Calista," Nathan berkata dengan nada dingin, masih menggenggam pergelangan tangannya dengan Kuat. "Kau benar-benar membuatku lelah dengan semua ini."
Calista berusaha melepaskan diri, namun genggaman Nathan semakin erat. "Aku tidak akan pernah menyerah! Kau tidak punya hak atas hidupku!"
Nathan hanya tersenyum sinis, tatapan matanya menusuk. "Kau boleh berkata begitu, tapi Kau tahu Kan? Setiap Kali Kau mencoba Kabur, hanya akan semakin memperjelas bahwa Kau milikku."
"Aku bukan milikmu!" teriak Calista sembari berusaha menarik tangannya.
Nathan menunduk lebih dekat, suaranya berbisik di telinga Calista, namun terasa mengancam. "Kau akan segera menyadari bahwa tidak ada tempat yang bisa kau tuju, sayang."
Dengan satu tarikan kuat, Nathan menyeretnya kembali Ke vila, sementara Calista terus memberontak. Secara spontan ia merogoh saku celananya lalu mengeluarkan handphonenya.
Dengan cepat, Calista mengayunkan handphone itu kearah kepala Nathan membuatnya terhenti dan terdiam. Nathan meraba area yang terkena pukulan, dan merasakan darah keluar tak begitu banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesi My Brother
Ficção Adolescente•⛔⛔ ᴅɪʟᴀʀᴀɴɢ ᴍᴇᴍᴘᴇʀᴀɢᴀᴋᴀɴ ᴀᴘᴀᴘᴜɴ ʏᴀɴɢ ᴀᴅᴀ ᴅɪ ɴᴏᴠᴇʟ ɪɴɪ ᴅɪ ᴋᴇʜɪᴅᴜᴘᴀɴ ɴʏᴀᴛᴀ!!. ᴊᴀɴɢᴀɴ ʟᴜᴘᴀ ғᴏʟʟᴏᴡ ^^ Aku merasa aneh kepadanya, dia berubah, dia bukan kakakku yang ku kenal. Dia hewan ʙᴜᴀs. Kejanggalan ini terlihat setelah beberapa waktu yang...