my brother's obsession 14.

18.7K 398 47
                                    

Calista terbangun dari tidurnya dan mendapati dirinya berada diruangan yang berbeda dibandingkan ruangan sebelumnya. Sial, tubuhnya sangat mati rasa saat ini. Ia meraba di leher, Calista sudah tidak mendapati rantai di leher dan kakinya lagi.

Luka-luka ditubuhnya juga sudah diobati. Calista melihat kesekeliling ruangan dan tidak mendapati siapapun disini. Sialan, dirinya ingin sekali pergi dari sini dan memulai hidup baru dikota orang.

'Kreet'

Pintu terbuka dan menampilkan sesosok perempuan muda dengan pakaian pembantu yang lusuh panjang berwarna hitam pekat. Perempuan itu menatap Calista dengan tatapan jijik, Calista ingin sekali mencakar wajahnya namun niatnya terhalang oleh luka yang ada ditubuh nya.

Jahro, kepala pembantu yang menurut rumor disini ia sangat menyukai Nathan. Setelah mengetahui bahwa Nathan lebih memilih adiknya sendiri 'Calista', dirinya sangat membenci kehadiran Calista jika berada disini.

Jahro berusia 18 tahun. Dirinya bekerja disini karena terlilit hutang 217 triliun oleh perusahaan ikan. Menurutnya, bodynya lebih unggul daripada Calista. Tapi entah mengapa Nathan lebih memilih Calista daripada dirinya.

Jahro meletakkan nampan yang berisi susu, nasi, daging, sayur, dan kacang-kacangan. Calista menatap sinis ke Jahro, Jahro yang ditatap seperti itu langsung menghampiri Calista.

Jahro tertawa terbahak-bahak sambil menatap bagian tubuh Calista yang dilapisi beberapa perban untuk menutupi luka dari perbuatan Nathan, Jahro mengangkat dagu Calista dan menatapnya remeh.

'Bugh'

Satu pukulan mendarat di pipi halus Jahro yang membuat dirinya terpental. Calista tidak menghiraukan rasa sakit di pergelangan tangannya yang terjadi akibat ia melayangkan pukulan itu, Calista menatap Jahro yang masih syok akibat pukulan tanpa aba-aba darinya.

"Enak' kan, Pembantu?." tanya Calista. Perkataan tersebut membuat Jahro membulatkan matanya. Tanpa aba-aba Jahro menyerang leher Calista dengan mencekiknya.

Calista kaget. Ia tidak menyangka Jahro akan melakukan tindakan seperti itu, Calista tidak bisa menghindar.

Bukannya sedih, dirinya terlihat sangat bahagia. Ia akan terbebas dari belenggu Nathan yang menurutnya sikapnya sangat amat gila terhadap dirinya.

Jahro tersenyum smrik, "lihatlah wajah keputusasaan mu itu, Calista." ucap Jahro. dirinya tertawa sambil membayangkan Calista yang mati dan dirinya akan bersama Nathan tanpa adanya penggangu.

Dor.

Dor.

Dor.

Mata Calista terbelalak. Tubuhnya dibanjiri darah segar yang kental, bau amis darah membuat Calista ingin memuntahkan isi perutnya yang belum di isi apapun itu.

Tubuh Jahro tergeletak jatuh dengan kondisi mata terbuka. Jari Calista gemetar dan jantungnya terdetak cepat, Jahro mati dengan 3 luka tembak di dadanya.

Calista spontan melihat kearah pintu dan melihat Nathan yang sedang senyum smrik sambil melihat kearah mayat Jahro. Nathan berjalan dengan santai diantara darah Jahro yang berceceran di lantai, Nathan berdiri disamping jasad Jahro. Ia langsung menginjak jasadnya berkali-kali hingga wajahnya hancur.

Calista merinding melihat wajahnya Jahro yang hancur. Kenapa kakaknya bisa sekejam ini, padahal dia dulu seorang kakak yang penyayang. Ini semua pasti karena cinta!.

"Kalau lo main-main, inilah akibatnya." ucap Nathan sambil menunjuk kearah jasad Jahro yang sudah hancur.

Ini sangat mengerikan. Walaupun Calista ingin sekali mati, tapi dirinya tidak ingin mati konyol ditangan kakaknya sendiri.

Nathan kemudian menggendong Calista ala bridal style. Mata Nathan tertuju pada manik biru nan indah milik Calista dan juga wajah cantik disertai rambut pendek sebahu yang lurus.

Nathan berjalan ke arah kamar mandi. Setelahnya, sesampainya dia dikamar mandi ia mendudukkan Calista di bathtub.

Calista yang sudah tahu tindakan yang ingin dilakukan Nathan langsung memasang raut wajah marah.

"Tenang gue gabakal kayak gitu, Okey?." ucap Nathan yang mengerti apa yang sedang dipikirkan Calista. Ia lalu mengelus rambut Calista dan berjalan pergi menuju ke luar.

Setelah beberapa saat menunggu, Calista melihat seorang pembantu yang seumuran dengannya dengan paras cantik khas orang asia masuk kedalam kamar mandi.

"Halo, Nona. Saya ditugaskan untuk menjadi pengawal pribadi anda oleh Tuan, Nathan." ucap Pembantu tersebut dengan senyuman ramah.

"Nama saya, Nina." lanjut Nina yang dibalas anggukan oleh Calista.

"Kamu disini disuruh sama Kak, Nathan. Buat?." tanya Calista sembari melihat Nina dari atas sampai bawah. Menurutnya, dari penampilannya ia lebih baik dibandingkan Jahro.

"Saya diperintahkan untuk membantu anda mandi oleh Tuan, Nona!." jawab Nina.

Calista mendengus kesal. Ia sangat jengkel jika ada orang yang berbicara dengan bahasa formal dengannya.

"Bisa enggak pakai aku-kamu, sama panggilnya pakai nama aja?." ucap Calista. Nina hanya mengangguk patuh terhadap perintah yang diberikan oleh Calista.

Nina pun melakukan tugas yang diperintahkan oleh Nathan. "Kamu beruntung." ucap Nina disela-sela membersihkan tubuh Calista dengan sabun. Hal itu membuat banyak tanda tanya di kepala Calista, apa yang dimaksud dengan 'beruntung?'.

Setelah selesai melakukan tugasnya. Ia pun menuntun Calista untuk duduk diranjangnya, lalu Nina pamit untuk mempersiapkan makan siang dan meninggalkan Calista sendirian di kamar ini.

10 menit berlalu. Nathan datang membawa senampan makanan baru yang berisi soup iga sapi, juga biskuit disertai susu vanilla.

Nathan duduk disebelah Calista. Calista merasakan sikap yang berbeda dengan kakaknya. Dia lebih, hangat.

"Makan dulu nanti bisa sakit, Cassie." ucap Nathan. Setelah mendengar kata 'Cassie', Calista sedikit tersipu karena kakaknya memanggilnya dengan sebutan yang spesial untuknya.

Namun, rasa senangnya harus ia hempaskan sejauh-jauhnya. Ia harus mengingat perlakuan Nathan terhadapnya beberapa hari belakangan ini.

Nathan kemudian mengambil beberapa daging lalu ia campur dengan nasi. Nathan menyuapi makanan ke mulutnya, membiarkan rasa lembut makanan menyentuh lidahnya.

Calista menyukai sikap Nathan yang seperti ini, baik, penyayang, dan perhatian dengannya.

Hi!. Cheese back!, jangan lupa vote nyaa 💀 (35→UP).

SPM.

Obsesi My Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang