Teman baru

565 47 5
                                    

👨‍❤️‍👨

.
.
.

First pergi ke asrama, ia ditempatkan di ruangan bekas gudang. Karena seluruh kamar di asrama sudah penuh. Wajah memar dan lengan yang terluka itu masih bisa merapikan tempat yang berdebu hingga larut malam.
First masih bersemangat walaupun ia akan menghadapi hal sulit untuk hari-hari esoknya, First tak pernah mengeluh. Kini ia duduk di atas kasurnya sembari memandang foto keluarganya.

Ke esokan hari nya, First mengunjungi ruang OSIS. Dirinya berdiri di depan pintu sembari memegang tangan pintu. Ia merasa gugup dan sedikit ragu, karena ia takut kalau anggota lainnya tidak akan menyukainya. Namun, First tetap menguatkan dirinya dan tetap masuk dengan percaya diri.

Tidak pernah ia sangka, bahwa semuanya menyambut baik kedatangannya. Di setiap sudut di pajang beberapa balon dan pernak pernik indah. Mereka tersenyum senang melihat First yang berdiri di hadapan mereka.

Seseorang langsung menarik First duduk di kursi jabatannya.

Nanon : Selamat bergabung dengan kami semua, Ketua. Namaku Nanon, sebagai wakil ketua OSIS yang lucu ini sudah menyiapkan semuanya untukmu.
ujarnya sembari memasangkan mahkota kertas di atas kepala First,
dan sebuah kue kecil yang lucu.

First : Terima kasih semua, sudah menyambut ku seperti ini. Semoga ke depannya kita bisa bekerja sama membantu para Guru untuk mengurus sekolah ini.

Semua anggota mengerumuni Ketua nya untuk kenalan. First sekarang merasa jauh lebih baik. Karena ia mendapatkan teman-teman baru yang mendukungnya, melakukan hal sama yang disukai.

.....

Kemarin First mengadakan rapat bersama anggota OSIS lainnya. Mereka membahas tentang kegelisahan para guru yang kesusahan dengan murid pelanggar aturan. Jadi anggota kedisiplinan di tugaskan untuk memeriksa seluruh kelas sebelum jam pelajaran di mulai.

Akhirnya terkumpul semua barang yang tidak boleh di bawa ke kelas. Semuanya di sita di ruangan OSIS hingga waktu pulang sekolah mereka harus mengambil barangnya dengan sebuah tanda tangan di buku kedisiplinan. Dan orang tua akan menerima surat peringatan untuk anak-anak mereka yang melanggar aturan sekolah.
Pemeriksaan itu dilakukan tanpa kecuali, semuanya harus di periksa. Khao dan teman-temannya pun ikut di periksa secara paksa. Banyak barang dari mereka yang disita.

Ke anggotaan OSIS semakin berani karena ketua mereka yang berani.
Khao pun tidak terima dengan tindakan mereka, Khao memukuli anggota OSIS itu sampai babak belur. Kemudian Khao pergi ke ruang OSIS bersama teman-temannya dengan perasaan kesal.

Khao berjalan masuk dan berhenti tepat di depan First yang berdiri tegap seakan siap akan apapun.
Khao mendorong First ke tembok dan dia menepuk keras tembok itu dengan telapak tangannya. First terkejut dan menutup matanya. Saat First membuka matanya ia merasa lega karena ia berfikir Khao akan memukulnya lagi.

Khao : Berhenti bersikap keren, aku tidak akan membiarkanmu berkuasa. Karena hanya aku yang boleh berkuasa disini.

First tersenyum menyindirnya, "Berkuasa?, Memangnya ini di zaman apa?. Jika membuat onar maka harus di beri hukuman. Kalau tidak menerima hukuman hanya ada satu cara, yaitu menuliskan nama mu di buku Hitam."

Khao berbalik dan mengambil papan nama First di mejanya, "Benda ini tidak cocok disini, lebih baik di jatuhkan."

Prang!!!

Papan nama berbahan kaca itupun pecah berhamburan di lantai. Beberapa anggota OSIS keluar dari ruangan, hanya ada Nanon dan Bam teman sekamarnya Nanon yang juga adalah anggota OSIS.

Khao pun pergi setelah memecahkan benda itu. Nanon menghampiri First dan memegang bahunya berharap sang ketua merasa lebih tenang.

.....

My Rival Is Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang