🧡🖤🧡🖤🧡🖤🧡🖤🧡🖤🧡🖤🧡
.
.
.Flashback saat Khao menyelamatkan First dari hujan.
Khao baru pulang dari tempat Ayahnya, ia membawa mobil ke asrama karena hujan yang deras menjebaknya di rumah, seorang Khao tidak akan pernah bertahan lama-lama di rumahnya sendiri, karena keberadaan Ibu tiri dan adik sambung yang sangat ia benci.
Derasnya hujan malam itu membuat kaca mobilnya berembun. Ia melihat sosok yang ia kenal sedang berdiri di tengah deras hujan, dengan tubuh yang bergetar kencang. Khao menghentikan mesin mobilnya dan keluar menembus hujan untuk menangkap First ke dalam pelukannya. Khao pun membawa First kembali ke kamarnya. Ia membuka seluruh pakaian First, menggantinya dengan pakaian baru yang cukup hangat untuk tubuh dinginnya. Khao berniat untuk memanggil dokter pribadinya, tapi hari sudah larut dan hujan akan menghambat kedatangan dokter itu.
Khao mengambil kain dan seember air untuk mengompres, ia juga memasakkan First bubur hangat.
Dengan sepenuh hati ia menyuapi First yang setengah sadar, lalu memberinya obat pereda demam.Semalaman Khao hampir tidak bisa beristirahat, karena ia merawat First dengan baik.
"Ibu, peluk aku." gumam First.
First memeluk erat Khao yang berada di sampingnya, mereka pun tidur bersama di atas ranjang besar nan empuk itu. Membuat Khao juga ikut membalas pelukan First, berharap agar ia tidak merasa kedinginan lagi.
.....
.
.🧡🖤
Musik mengalun lembut hingga menembus sampai ke dalam hati yang ragu, tiba-tiba seseorang merebut sebelah Earphone milik First.
Khao mendekatkan wajahnya, hanya tatapan kaget yang First tunjukkan. "Mengganggu!" ujar First sembari mengambil kembali sebelah Earphone nya.
"Malam ini aku mau keluar, jangan tunggu aku. Mungkin aku akan pulang larut."
"Siapa juga yang mau nungguin!"
"Oke, aku pergi ya." Khao mengelus kepala First dengan lembut.
"Apa sih!" First melempari Khao dengan bukunya.
First belajar sampai larut, ia terus menatap jam dinding. Seakan sedang menunggu, bibirnya tak mengakui tapi hati mengungkapkan segalanya.
Karena ia telah menyelesaikan tugas-tugasnya, First melirik meja belajar Khao yang terletak dekat ruang TV. Ia berjalan kesana karena penasaran, apakah Khao sudah mengerjakan tugasnya. Disana tidak banyak buku pelajaran, hanya ada beberapa novel dan sebuah buku diary yang sudah agak usang.
"Orang itu punya diary?, Cerita apa yang akan dia tulis?" gumam First penasaran, lalu First mengambil buku diary itu, lalu membaca salah satu tulisannya.
Isinya :
Kala itu, ibu dan aku sedang jalan-jalan di sebuah Mall mewah.
Karena ini adalah hari ulang tahun ku ke 12 tahun. Sayangnya Ayah tidak bisa ikut karena memiliki pekerjaan penting. Sebenarnya kami memiliki Mall sendiri, Ibu ku adalah pemilik mall termewah di beberapa negara. Tapi, karena sudah bosan kami memutuskan untuk pergi ke mall lain.
Ibu mengajakku bermain banyak permainan, aku senang sekali. Lalu ibu membelikanku ice cream Cokelat kesukaanku. Ia juga memberiku kejutan berupa kue ulang tahun yang besar dan cantik. Katanya ia sangat menyayangi ku, aku juga meminta ibu tuk membelikan aku pakaian berwarna ungu. Karena ungu adalah warna kesukaan ku.Saat hendak memilih sepatu, aku tidak sengaja melihat Ayah melewati toko sepatu bersama seorang wanita bule berambut pirang sembari bergandengan tangan dengan begitu mesra, ternyata tidak hanya aku yang melihat itu, ternyata ibu juga melihatnya. Lalu Ibu langsung meninggalkanku kepada asistennya, dan ia pergi mengejar Ayah.
Karena ibu yang tak kunjung kembali, aku pun pulang lebih dulu. Saat di perjalanan sang sopir menerima telepon, ia pun berbelok ke arah lain.
Aku sangat bingung saat itu, mereka tak menjawab berbagai pertanyaan yang banyak aku lontarkan kepada mereka, hanya raut wajah sedih yang mereka tunjukkan. Perlahan mereka membawa ku ke lorong rumah sakit yang sepi dan berhawa dingin. Aku melihat Ayah yang sedang menangis kencang di depan seseorang yang berbaring lemas didepannya."Khao, ibumu telah pergi lebih dulu nak." ucap Ayah sembari menangis kencang.
Aku perlahan berjalan menuju sosok yang berbaring lesu itu, ku lihat wajah pucat penuh darah.
Tanganku mulai menepuk-nepuk pipi ku sendiri, aku ingin bangun dari mimpi buruk ini. Tapi, berapa kalipun aku menepuk pipi ku. Mimpi itu tak kunjung usai, air mata mulai menetes dari mata kecil ini.
Aku mengelus surai rambutnya yang masih berbau harum Parfume limited edition yang ia sukai. Seketika aku menangis kencang, menyadari bahwa itu bukanlah mimpi. Aku kehilanganmu ibu, di hari yang seharusnya menjadi hari bahagia untuk ku."Ibu,,i...Buu....!" Pekik Khao kecil yang tak pernah menerima kepergian sang ibu dengan tiba-tiba.
Tahun-tahun berikutnya, tidak akan ada lagi ulang tahun.
Setelah beberapa bulan ibu pergi, Ayah pun menikah lagi, ia menikah dengan perempuan bule itu. Dan melahirkan satu anak perempuan.
Semakin dewasa, hubunganku dengan Ayah semakin menjauh. Ia lebih membanggakan anak perempuannya di bandingkan putranya. Sehingga aku menjadi orang yang berantakan. Mencoba tuk mengharapkan kasih sayang yang tak sempat penuh di rasakan.Selesai.
Itulah salah satu tulisan tangan Khao dari dalam buku Diary nya. First tanpa sadar menitikkan air mata.
"Pantas saja, dia lebih bahagia saat bersama ibu kandungnya yang ada di foto itu, dari pada dengan keluarga barunya."
First menghapus air matanya dan tanpa sengaja membuka halaman terakhir.
Isinya :
Harum di tubuhnya, tidak bisa aku lupakan. Manis senyumnya membuat aku terlena. Sikap nya yang tak bisa aku tebak, membuat diri ini selalu ingin menggodanya. Apakah aku telah gila?, Gila akan dirinya.
"Orang ini mesum, harum tubuh apaan?, Pasti dia lagi ngomongin pacarnya Joy."
Ia menutup buku itu dan meletakkannya kembali, First tidak menyangka kalau di balik sikap nakal dan angkuh nya itu di sebabkan oleh kesedihan dan rasa penghianatan yang Ayahnya lakukan.
Hidup orang kaya, tidak semuanya berakhir indah. Percuma hidup bergelimang harta kalau tidak punya kasih sayang dan juga Cinta.
....
.
.Hari sudah semakin larut, First hendak kembali ke kamar untuk tidur. Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka, yang menandakan bahwa Khao sudah pulang. First pun keluar mendapati Khao yang berjalan sempoyongan karena mabuk. Melihat Khao yang kesusahan berjalan, First pun membantunya kembali ke kamar.
Khao melepas pakaiannya dan langsung melemparkan dirinya di atas kasur, First hendak menjauh dari orang mabuk itu. Tapi, Khao menarik tangannya hingga ia pun terjatuh di dalam pelukan Khao.
Khao tampak sangat sedih, ia bergumam aneh.
"Ibu, jangan tinggalkan aku." ucapnya sembari terus memeluk erat First.
Mendengar itu First yang habis sedih membaca kisahnya pun tak bisa berbuat apapun. Ia membiarkan Khao memeluknya, First pun tertidur dalam pelukan Khao malam ini......
.
.
🧡🖤Bersambung....
.
Jangan lupa Tap ⭐ ya?.
🫣☺️
Terima kasih dukungannya, semua dukungan kalian membuat aku lebih bersemangat menulis kelanjutan cerita mereka.
❤️
![](https://img.wattpad.com/cover/360653674-288-k434977.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Rival Is Love
Fiksi PenggemarKhao pemuda kaya yang punya segalanya, dia tidak pernah kalah dengan apapun yang ia inginkan. Suatu ketika di pertemukan dengan First pemuda pintar, berani, tulus dan menghargai peraturan. Membuat keduanya tak berhenti bertarung. Sampai akhirnya wak...