Ancaman Manis

787 59 4
                                        

🫣😍

.
.
.

Kelas di mulai, First dengan tenang mendengar penjelasan Guru. Tapi, ketenangannya terganggu karena Khao yang berpindah duduk di belakangnya. Entah kenapa beberapa hari ini Khao tidak terlambat memasuki kelas, Khao selalu mengganggu First yang fokus memperhatikan Guru. Lagi-lagi Khao menendang kursi First dengan senang. First hanya diam berharap Khao bosan terus mengerjainya.

"Hei!, Jangan diam saja. Mana keberanianmu?" tanya Khao.

"Ada suara tapi tidak ada orang." Gumam First yang masih terus mencatat setiap penjelasan Guru.

"Oke, tidak ada orang ya." Khao mengeluarkan pena nya, ia perlahan menulis di punggung seragam First.
"Orang bodoh" itulah kata yang Khao tulis. Melihat tulisannya Khao tidak berhenti tertawa. "Hahaha, memang orang bodoh,hahaha."

Karena sudah puas tertawa, Khao yang sering bergadang itu mulai mengantuk. Ia pun tertidur pulas di atas mejanya. Sampai jam istirahat pun berdering kencang membangunkan Khao. Melihat First yang sudah tidak berada di depannya, ia pun pergi menghampiri teman-temannya. Saat ia berjalan, semua orang melihatnya sembari berbisik dan tertawa. Khao tampak bingung dengan apa yang terjadi.

"Hahaha,badut. Capek jadi ganteng mungkin." ucap seorang wanita itu yang menanggapi temannya.

Khao yang mendengar itu langsung menghampiri wanita itu dan menatapinya dengan aura tampan yang biasanya ia tebar.

"Siapa yang kau sebut badut?"
tanya Khao yang mendekatkan wajahnya ke hadapan wanita itu dengan gaya kerennya.

"Hahaha." Wanita itu pun tertawa tak kuasa menahan apa yang ia lihat.

"Aku tau kalau aku ini tampan, tapi aku sudah punya pacar. Jadi jangan berharap lebih dari ini ya." kata Khao dengan percaya diri.

Khao terus berjalan dan menikmati suara bisik dan tawa semua orang yang mengaguminya.

"Astaga Bro!" Sky datang dengan ekspresi terkejutnya melihat sang teman yang ada di hadapannya. Begitu juga King yang merasa syok hingga terjatuh.

"Ada apa?, Jangan terlalu terpanah lah dengan wajah tampan ku."

"King, cepat bawa Cermin!" pinta Sky.

King pun berlari mengambil Cermin, dengan terengah-engah King memberikan cermin pada Khao.

Khao pun melihat dirinya di cermin, dan "First!!!" pekiknya.
Khao pun merasa malu dan bergegas pergi untuk mencuci wajahnya yang sudah seperti badut.

Sedangkan First yang berada di ruangan OSIS itu sedang tertawa terbahak-bahak sembari memukul meja beberapa kali. Padahal di depannya sudah di penuhi anggota OSIS lainnya untuk rapat. Nanon yang melihat pun segera memegang kening First, "Suhunya masih normal." ungkapnya pada semua orang.

"Ay..o hahaha, mulai rapatnya.. Hahaha...haha...haha."

Rapat pun dimulai walau sang ketua kini tampak sangat aneh.

.....

.
.

Khao merasa kesal, ia mengepalkan tangannya sembari memperlihatkan wajah marahnya di depan cermin kamar mandi itu. "First!!!" Geramnya.

Khao keluar menghampiri temannya di kantin,tapi hanya ada Joy di sana. Joy memeluk tangan kekasihnya itu dengan manja. "Sayang, kenapa?, Lagi kesal ya?" tanya Joy.

"Aku mau balas dendam, tapi bagaimana caranya?" Khao bingung memikirkan pembalasan untuk First.

"Hmm, aku tau." Joy membisikkan rencana nya.

My Rival Is Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang