.
.
.First mengambil semua barangnya di kamar asrama. Ia akan pindah ke tempatnya pertama kali tinggal, ruangan itu kini sudah di perbaiki oleh pihak sekolah.
Sembari mengemasi barang-barangnya, ia melihat ke arah polaroid yang tergantung cantik di tembok kamar itu, terlihat senyuman dan masa yang tak kan pernah ia lupakan. Sembari tersenyum mengingat kenangan indah itu, air matanya ikut mengalir. Perlahan ia menghapus tetesan kesedihan itu, kini dengan cepat ia mengemasi barang-barangnya. Membuatnya tergesa-gesa hingga ia tak sengaja menjatuhkan buku diary Khao yang dulu sempat ia intip.Buku itu terbuka lebar, memperlihatkan tulisan tangan yang indah. First pun kini duduk sembari membaca kertas terakhir kali yang Khao tulis.
"Hidup ku selalu tanpa tujuan, hingga akhirnya aku menemukanmu. Yang menggetarkan hati ku di setiap saat, kata-kata panjang sangat ingin ku tulis. Namun, semuanya tak bisa mengartikan rasa suka ku yang dalam. Hanya ada kalimat pendek yang akan ku simpan dalam hatiku. Bahwa aku mencintaimu First, untuk selamanya."
Bendungan air mata itu mulai rubuh, mengalir deras dengan rasa rindu yang tak bisa banyak di artikan.
First memeluk erat buku itu, ia mengambil polaroid bergambar Khao seorang diri dengan pose senyum yang hangat. "Aku juga mencintaimu." Hiks..hikss..hikkss.... Suara tangisan First memenuhi kamar itu......
.
.First memulai kelas pertamanya di kelas 12 yang penuh dengan teman baru, karena setiap kenaikan maka anggota kelas akan di rombak. Sekarang dia sekelas dengan Nanon dan King. First kini berpura-pura bahagia di depan teman-temannya.
Tidak menampakkan sedikit pun kesedihan di raut wajahnya saat ia bersama teman dan anggota OSIS nya.King datang bersama Sky menghampiri First.
"Dasar tidak tau malu!" King memukul First hingga sudut bibirnya berdarah.
"Hei, apa masalah mu!" tanya Nanon yang sedang bersama First.
"Kalian sama saja, image baik kalian itu hanyalah topeng!, Dasar manusia licik!" King terus memarahi mereka dengan amarah.
"Kami mengaku kalah, Khaotung sudah pergi. Nikmati masa SMA mu yang damai itu!, Dasar penghianat!" King ingin memukul First lagi, tapi Sky menghalanginya.
"First, Oh seharusnya aku memanggilmu Ketua OSIS yang baik. Kau bisa membodohi teman kita, tapi tidak dengan kami. Jangan harap hidupmu akan lebih aman setelah dia tidak disini." kecam Sky dengan penuh emosi. Sky pun membawa King pergi menjauh.
"First?, Ada apa?" tanya Nanon bingung karena menghawatirkan temannya.
"Tidak ada apa-apa Non. Mereka memang begitu kan, tidak usah di perbesar." jawab First dengan senyuman.
Di ruang UKS, Nanon ingin mengobati luka First. Tapi, First menyuruhnya segera masuk kelas.
Cahaya matahari yang hangat masuk kedalam ruangan itu lewat jendela yang sedikit terbuka, kain hordeng yang berterbangan di hembus angin sejuk itu membuat suasana menjadi sangat sepi. First mulai mengelap sisa darah di sudut bibirnya, ia mengeluarkan salap yang sering ia bawa. Bukannya segera mengobati luka, First malah memandangi salap itu dengan penuh arti. Beberapa kenangan lagi-lagi membuatnya merasa sedih, teringat wajah tampan Khao yang penuh luka dan lembutnya tatapan Khao yang diam-diam memandanginya. "Aku merindukanmu." gumam First, yang menahan bendungan air matanya.
.....
.
.First di ruang OSIS nya.
"Syukurlah, pembuat onar itu pindah sekolah." ucap Leng.
"Iya, semua orang sangat senang. Kita tidak perlu merasa takut lagi." Jawab anggota OSIS yang lain.
Semua anggota OSIS bersorak untuk ketua OSIS mereka. Tapi, hanya diam yang mereka dapatkan. First melanjutkan rapat mereka, tentang murid baru yang akan masuk ke sekolah, mereka harus mempersiapkan diri dan keperluan untuk acara MPLS besok.
First berusaha keras membuat acara MPLS berjalan dengan baik. Ia memendam kesedihannya dengan kesibukan yang terus ia kerjakan. Sekarang dia sedang membantu pekerjaan Nanon.
Sampai Nanon menyadari sikap berbeda dari temannya itu, "First, istirahat lah dulu. Biar aku yang mengurus hal ini."
"Tidak bisa, aku harus membantu."
First terus mengerjakan."First!" Nanon menarik First hingga kini First menatap Nanon.
"Aku teman mu kan?, Tolong jangan memendam semuanya sendirian. Bicaralah supaya hatimu merasa lebih baik." Nanon meyakinkan First.
Mata First mulai berkaca-kaca, ia menghapusnya perlahan. "Aku mencintainya Non. Hiks...hik..ss..."
Nanon mengerti dengan maksud First, ia langsung memeluk First dengan pelukan seorang teman yang menyemangati.
First sudah pernah cerita dengan Nanon dan Bam tentang hubungannya dan Khaotung. First juga sudah memberitahu Nanon dan Bam kalau dia tau mereka sedang pacaran. Jadi Nanon paham kalau First sedang menahan sedih karena Khao tak ada di sisinya untuk saat ini.
"First, kalau dia mencintaimu. Dia akan kembali untukmu dan dia tidak akan mudah percaya dengan kata-kata disurat itu. Percayalah, saat-saat bahagia kalian tidak akan pernah membuatnya lupa."
"Terima kasih Nan, aku akan semangat belajar. Dan mengejarnya kesana, apapun akhirnya nanti. Aku akan selalu mencintainya."
Semangat First kembali, berharap Bulan dan Bintang menyatukan mereka kembali.
.....
.
.Bersambung....
Jangan lupa Vote ⭐ dan Comment ya?
Terima kasih atas dukungannya 😍
KAMU SEDANG MEMBACA
My Rival Is Love
FanficKhao pemuda kaya yang punya segalanya, dia tidak pernah kalah dengan apapun yang ia inginkan. Suatu ketika di pertemukan dengan First pemuda pintar, berani, tulus dan menghargai peraturan. Membuat keduanya tak berhenti bertarung. Sampai akhirnya wak...