Kelulusan 🎓

321 30 3
                                    


.
.
.

Ujian kelulusan telah berakhir, hari ini mereka mengadakan upacara kelulusan.

First menerima penghargaan sebagai ketua OSIS terbaik di sekolah. Dia juga mendapatkan penghargaan sebagai siswa terpintar pada masanya. Tahun sebelumnya, semua kakak kelas mencoret-coret pakaiannya sebagai tanda kelulusan. Tahun ini berbeda, mereka lebih memilih untuk membagikan pakaian mereka pada murid lain yang lebih membutuhkan. Karena tahun ini sekolah banyak memberikan beasiswa.

"Kak, selamat ya atas kelulusannya."

"Iya, kamu juga harus lulus dengan banyak penghargaan ya?, Ketua OSIS baru." lalu First mengelus rambut Bar dengan senyum semangat.

"Kak, berikan aku semua seragammu ya?" pintanya.

"Iya, memang aku akan memberikannya padamu, terutama jas Ketua OSIS ini. Walaupun nanti pihak sekolah akan memberikan jas baru yang bertuliskan namamu. Tapi, untuk berjaga-jaga di saat hujan. Kau bisa memakainya." First memakaikan Jas OSIS nya itu kepada Bar.

"Terima kasih, Jas ini bagaikan keberuntungan yang kau berikan padaku. Aku akan menyimpannya dengan baik."

"Oke, terserah kamu saja."

Di ruang kepala sekolah, sudah ada lima orang yang menunggu pengumuman tentang beasiswa.
Kali ini First merasa gugup karena pihak sekolah akan mengumumkannya. Ia berharap bisa mendapatkan beasiswa ke negara yang ia inginkan.

"First, nilai mu paling tinggi. Kau sudah mengikuti ujian beasiswa, ada 3 kloter negara yang menerima mu, yaitu Jepang, China, dan Korea. Kau harus memilih di antaranya."

"Bagaimana dengan inggris?, Bukankah aku juga mengikuti ujiannya?"

"Mereka sudah menerima banyak orang, jadi kau harus memilih di tiga negara ini saja, batas waktu pemilihan adalah besok. Kau harus segera menyerahkan berkas-berkasnya."

First pun keluar ruangan dengan bingung, disaat hampir mengejar cinta yang jauh. Sekarang harus pergi lebih jauh dari cinta itu.

"First, bagaimana?" tanya Nanon yang menghampirinya.

"Aku di terima di tiga negara, tapi negara yang aku inginkan tidak menerima orang lagi. Aku tidak bisa menghampirinya." ucapnya dengan nada sedih.

"Bukannya dulu kau ingin ke jepang?, Karena Khao kau jadi berusaha ingin ke Inggris?"

"Aku sudah berjanji akan menghampirinya disana."

"Jika kalian memang berjodoh, kalian akan di pertemukan kembali. Entah berapa lama waktu kan memisahkan kalian. Semangat ya First, jangan bersedih."

"Terima kasih untuk semangatnya Nan."

.....

.
.

First membereskan barang-barangnya di asrama. Di bantu oleh Sky dan King, "First, hari ini adalah hari terakhir kami membantumu, perjanjian kita sudah berakhir. Ternyata lebih mengenalmu juga tidak terlalu buruk, sekarang kita adalah teman. Walaupun tanpa perjanjian itu, kami akan siap membantumu." ujar Sky.

"Aku ingin memberitahumu, kalau Khao dipaksa Ayahnya untuk menikah dengan seorang gadis. Tapi ia dengan kuat menentangnya, kau harus menghubunginya dan berbicara kepadanya. Selama ini kalian hanya berpesan lewat kami, tapi aku harap kau bisa berbicara langsung dengannya dari telepon. Jelaskan padanya tentang beasiswa mu, dan beritahu dia kalau kau akan kuliah di Jepang. Dengan begitu tidak akan ada salah paham yang lebih parah dari sebelumnya." pinta King.

"Baiklah, aku akan berbicara dengannya. Terima kasih sudah membantuku selama ini, kalian lah yang memberikan dokter dan pengobatan terbaik untuk memulihkan kaki ku, dan kabar yang kalian bawa membuat aku merasa terhubung dengannya. Terima kasih Sky, King." kini First memeluk keduanya.

My Rival Is Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang