Kesedihan First

345 36 4
                                    


.
.
.

Adik kelas tahun ajaran baru akan segera mengikuti MPLS, First berdiri tegap sembari memberikan beberapa pidato dan pengarahan sebagai ketua OSIS. Semua adik perempuan tersenyum memandangi ketua OSIS mereka yang tampan dan berwibawa itu. First menjadi pria idaman di kalangan murid baru perempuan.

Hari pertama, semua murid diberi perkenalan tentang denah sekolah dan pembagian asrama yang akan mereka tinggali.
Tiba-tiba ada kabar kalau sepasang murid sedang berkelahi di asrama. Mendengar itu First segera menghampiri mereka.

Dari kejauhan First melihat kedua anak lelaki itu sedang berkelahi dengan sengit. Tidak ada siapapun yang mencoba tuk melerainya.

"First, ayo bubarin mereka." ajak Nanon cemas.

"Tunggu dulu." First masih memandangi keduanya berkelahi.

Nanon merasa khawatir dengan para murid baru itu. Hingga ada seseorang yang datang menghentikan keduanya.

"Tidak usah ribut-ribut, ada apa ini?" tanya anak lelaki yang menghentikan perkelahian.

"Aku menyuruhnya pindah, tapi dia malah menyuruhku pindah."

"Kenapa kalian tidak mau satu kamar berdua?"

"Kami bermusuhan sejak kecil. Aku tidak mau satu kamar dengannya."

"Aku juga tidak sudi satu kamar denganmu!"

"Oke, jangan ribut-ribut. Aku akan tinggal di kamar ini dengan kalian. Anggap saja kalian tidak di satu kamar berdua. Bagaimana?"

"Bukankah akan sempit?"

"Barang barang ku tidak banyak, kalau begitu kalian sekamar saja berdua." ia hendak pergi, tapi kedua pria itu menariknya.

Karena tidak ada kamar lain yang tersisa, keduanya menyetujui ide itu.

"Oke, ayo kita masuk."

"Dia sangat pintar." gumam First.

"Siapa?" tanya Nanon.

"Karena tahun ini kepala sekolah banyak menerima murid, jadi sekolah kekurangan asrama. Yang masuk dengan beasiswa akan tidur di gudang. Ia memanfaatkan keadaan itu agar dia bisa tidur di kamar yang bagus." jelas First.

.....

.
.

Hari kedua, ada pertunjukan yang di lakukan oleh setiap ketua club ekskul,
untuk menarik para adik kelas mengenal dan memasuki ekskul mereka.

"Para adik-adik, kalian sudah melihat penampilan dari kakak-kakak ini. Pilihlah ekstrakulikuler yang kalian minati, jangan pilih karena kakaknya tampan atau ceweknya cantik-cantik ya?. Pilihlah yang sesuai dengan minat, keterampilan kalian." ujar Ketua OSIS kita dengan senyuman.

"Iya...." jawab semua adik kelas.

"Ada yang mau bertanya?"

Banyak jari yang telah terangkat, namun pandangan First tertuju pada seorang adik laki-laki yang di lihatnya kemarin.

"Yang disana perkenalkan dirimu, katakan saja apa yang ingin kau tanyakan?"

"Nama ku Barcode, panggil saja Bar. Kalau boleh tau kakak ikut ekskul apa?"

Semua wanita menjerit mendengar pertanyaan Barcode yang memang mewakili semuanya.
Tidak menyangka ia akan bertanya seperti itu, First sedikit merasa malu.

"Saya anggota PMR." jawabnya.

"Apa motivasi kakak saat masuk ke PMR?" tanya Barcode lagi.

First tersenyum, "Karena aku suka mengobati orang yang terluka, apalagi kalau ia terluka karena kelakuan nakal mereka. Aku akan mengobatinya dengan kejam, dan aku juga akan mengomeli mereka yang suka berkelahi di sekolah. Jadi jangan terluka saat di sekolah ya?, Karena kalian akan berhadapan dengan saya." jawabnya dengan serius.

My Rival Is Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang