Tokyo aku datang

383 27 4
                                    


.
.
.

Tokyo Jepang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tokyo Jepang.

Terik matahari menyala hangat menghampiri jajaran pohon Ginkgo biloba atau ginkgo yang dikenal sebagai pohon yang memiliki daun berwarna kuning ketika musim gugur. First berjalan di bawah pepohonan itu sembari membawa ranselnya, awal baru baginya memasuki dunia perkuliahan. Dia mengambil jurusan Ekonomi, karena ia begitu mudah bergaul. Membuatnya tak butuh waktu lama untuk mendapatkan teman.

Saat hendak masuk kedalam gedung, langkah First terhenti saat melihat beberapa anak dari jurusan teknik menghadang dia dan teman-temannya.

"Kalian harus membayar biaya jalan." ujar seorang pria Jepang bermata sipit itu dengan gayanya yang tampak seram, namanya Haruto.

"Sudah jaman apa ini, kau masih memilih trik ini untuk mencari keributan?" jawab teman First yang berperawakan bule tapi lancar berbahasa jepang bernama Ray.

"Jangan banyak alasan kalau tidak mau bayar, ketua kami sangat galak. Jangan sampai dia menghampiri kalian untuk memberi kalian pelajaran!" tegas Haruto yang kini mendekati mereka dengan tatapan tajam.

"Cuih!, Panggil saja ketua teknik kalian. Kami juga memiliki ketua disini." Ray menarik First kehadapan mereka.

"Hei?, Apa maksudnya ini?" First bingung kenapa malah dia yang di tarik Ray untuk maju.

"Owh, Ketua anak Ekonomi juga orang luar ya?, Ketua majulah." Haruto memanggil ketuanya.

Sang ketua perlahan keluar dari beberapa gerombolan anak Teknik dengan gayanya yang terbilang keren dan sombong.

First terkejut saat ia melihat bahwa ketua teknik mereka adalah Khaotung. Seketika dedaunan kuning itu berhamburan memenuhi keduanya yang saling menatap. Tatapan itu sangat lah berarti, ada pancaran haru dan kerinduan yang selama ini mereka pendam. Mata First mulai berkaca-kaca, Khaotung yang tersenyum untuknya sebagai tanda bahwa ia juga merindukannya.

"Maafkan aku yang meninggalkanmu sendirian." ucap First sembari menangis.

"Maafkan aku juga, karena aku kita harus berpisah."

"Aku janji tidak akan meninggalkanmu, walaupun Ayahmu menentangku."

"Aku juga akan berusaha mengatasi Ayahku, dan menggenggam mu dengan sangat erat. Aku mencintaimu First."

"Aku juga mencintaimu Khao."

Di depan Anak Ekonomi dan Teknik mereka pun berpelukan, suara tepuk tangan memenuhi tempat itu. Angin sepoi membawa dedaunan kering itu berhamburan menghiasi udara. Suasana yang romantis dengan orang yang dicintai, membuat hati tak henti berdetak tanda kebahagiaan yang akan segera muncul.

 Suasana yang romantis dengan orang yang dicintai, membuat hati tak henti berdetak tanda kebahagiaan yang akan segera muncul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Rival Is Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang