Cinta itu, Ya kamu!

522 37 3
                                    

🫣🔞❤️😘🔞
.
.
.

Khao merasa frustasi, ia pergi bersama teman-temannya menuju Bar phi'Bai seperti biasanya.

"Ada apa dengan teman kita ini sih?, Kenapa murung terus?" tanya Sky.

"Paling juga lagi patah hati." jawab King.

"Dari pada patah hati, mending pesan pria cantik buat malam ini. Hahaha!" Sky yang telah mabuk.

"Sky!, Berhenti minum!" pekik King merasa frustasi melihat temannya.

"Aku juga patah hati, bisakah kau menghiburku King?" Sky mulai bersikap manja kepada King.

"Iya, kita bertiga sedang patah hati. Jadi jangan merasa hanya kau saja yang terluka Sky!" King yang kini juga ikutan mabuk.

Melihat teman-temannya yang sudah tidak waras lagi, Khao pun membawa mereka ke kamar di Bar itu.

Setelah itu Khao duduk melihat Phi'Bai yang sedang meracik minuman. "Phi, adakah pria cantik malam ini?."

"Ada dong, ini kunci kamarnya. Dia ada didalam kamar." P'hi Bai memberikan kunci kamar.

Tapi tiba-tiba telepon Khao berdering, tak butuh waktu lama untuk Khao mengangkatnya.

"Kau dimana?"

"Di Bar."

"Mau menonton film bersama?, Aku lihat di lemari bawah TV mu banyak kaset drama."

"Baiklah, tunggu aku."

Khao pun meninggalkan kunci itu lalu bergegas pulang.

Sesampainya dirumah, ia melihat First yang sedang mengatur kasetnya.
"Kau sudah pulang?, Sini cepat bantu aku." First yang kesusahan mengatur Kasetnya.

Setelah selesai mengatur kaset, film pun akan segera dimulai. First duduk di sofa sembari memakan popcorn, Khao melihat di atas meja sudah penuh dengan berbagai makanan.

"Matikan saja lampunya." pinta First.

Khao pun ikut duduk di atas sofa, mereka menonton bersama. Khao sangat ingin makan popcorn yang di pegang First, tangannya mencari-cari keberadaan popcorn. Tapi tanpa sengaja Khao malah memegang paha First.

"Hei!, Jauhkan tanganmu dari pahaku!"

"Maaf, aku salah pegang. Dimana popcornnya?, Aku juga mau."

First pun menyuapi Khao, karena First melihat jelas Khao yang disinari cahaya TV.

"Aku sangat buta di tempat gelap, tapi kalau tidak gelap, menonton tidak akan seru."

First memberikan popcornnya pada Khao, "kenapa kau berikan padaku?, Lebih baik kau suapi aku lagi." godanya.

"Diamlah, aku tidak tau lagi jalan ceritanya."

Khao tersenyum licik. Dia sangat jahil, saat First menyuapinya, ia mengecup ujung jari First, membuat First kini merasa gugup.

Saat ini, adegan yang tidak terduga muncul saat si pemeran utama adalah seorang gay. Adegan dewasa muncul membuat yang menonton merasa syok. Semakin di tonton semakin panas, Khao suka melihatnya. Namun, tidak dengan First yang merasa malu.
"Lebih baik kita ganti filmnya."

First bergegas mengganti kaset itu dengan yang lain, karena merasa gugup, First tidak tau apa kaset yang ia putar selanjutnya.
Saat ia duduk sembari memakan sebuah permen untuk menenangkan pikiran dan hatinya.

"Kau yakin ingin menonton film horor?, Aku sangat suka film horor ini." Khao sangat bersemangat dengan film baru.

Namun, First membeku saat mendengar film apa yang ia putar. Film terlanjur mulai, First menahan rasa tegangnya agar Khao tidak mengatainya penakut.
Tapi, alur cerita itu sekarang semakin horror. Suara keras dan alunan musik seram itu membuat First merinding. Dan tiba-tiba....

My Rival Is Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang