Tantangan Cinta

321 36 4
                                    

.
.
.

Khao berdiri di atas kursi, sedang memperbaiki lampu di kamarnya yang mati. Tiba-tiba ia kehilangan keseimbangan dan terjatuh, dengan cepat Jeff menangkapnya dalam pelukan. Mata mereka saling memandang, Khao pun segera menyingkirkan dirinya dari Jeff.

"Biar aku saja." Jeff mengambil bola lampu itu dari tangan Khao dan mulai memperbaiki lampu itu.

"Terima kasih." ucap Khao sembari menyingkirkan kursi itu kembali pada tempatnya.

"Lain kali panggil saja aku."

"Baiklah, saudaraku."

Seketika lampu mati, membuat keduanya berada dalam gelap. Khao menarik saudaranya itu sehingga mereka begitu dekat satu sama lain.

"Kenapa lampunya mati?" tanya Khao panik.

"Mungkin mati lampu. Sebentar lagi dia hidup lagi." yakin Jeff.

"Jeff, aku ingin kau mengklarifikasi tentang rumor itu."

"Kenapa?, Kau tidak suka?"

"Bagaimana aku bisa suka?, Katakan pada mereka kalau kita ini saudara. Tidak akan terjadi apapun diantara kita hari ini maupun kedepannya."

Jeff tidak membalas perkataan Khao, "Hei!, Apa kau mendengarkan?"
Khao pun memegang kedua pipi Jeff.

Tiba-tiba Jeff mencium bibir Khao, hal itu membuat Khao sangat terkejut. Ia langsung mendorong saudaranya itu hingga hampir terjatuh.

Seketika lampu menyala, mereka saling menatap. Khao pun segera keluar dari kamar dengan perasaan kesal. "Khao!" panggil Jeff. Di ruangan tengah, Jeff mengejarnya dan menarik kuat tangannya.

Khao dengan paksa melepas tangannya, ia pun berjalan hingga berdiri tepat di depan Jeff.

"Kau menyukaiku?" tanya Khao.

Jeff tak bisa berkata-kata, "Sebaiknya berikan hatimu pada orang lain, karena aku sudah mempunyai seseorang yang aku sukai."

"Bukankah dia mencampakkan mu?" Jeff dengan matanya yang berbinar meyakinkan Khao.

"Dia tidak akan pernah bisa meninggalkanku, hanya keadaan yang memaksa kami berjauhan. Kau saudara ku yang baik, aku menganggap mu sebagai saudara ku sendiri. Aku harap kau mengerti dengan apa yang aku katakan saat ini, jeff tetaplah jadi saudaraku."

Jeff memegang telapak tangan Khao lalu ia mengulurkan tangan itu ke pipinya dengan lembut. "Saudara, walaupun aku tidak bisa memilikimu sebagai kekasih, tapi aku bisa memilikimu sebagai saudaraku. Terima kasih sudah hadir melengkapi hidupku." Merekapun kini berpelukan hangat sebagai saudara.

Dari kejauhan terlihat Ayah Khao tanpa sengaja melihat adegan itu tanpa tau percakapan apa yang mereka mulai. Membuat sang Ayah salah paham dengan apa yang ia lihat, ekspresi marah terlihat di raut wajahnya.

Malam hari, Ayah mengunjungi Khao dan kedua orang tua Jeff.
Setelah Ayah,Om dan Tante selesai berbicara. Ayah masuk ke kamar Khao dan berbicara.

"Apa rumor itu benar?"

"Ha?" Khao terkejut dengan pertanyaan pertama sang Ayah, semenjak ia ke luar negeri, baru hari ini mereka bertemu kembali.

"Aku sudah jauh-jauh mengirim mu kesini untuk memisahkan kau dan First, tapi apa ini?, Kau malah menggoda sepupu mu?, Apa sebegitu bencinya kau denganku, sampai harus berbuat sampai sejauh ini?"

Khao menatap sang Ayah dengan ekspresi kesal dan tak percaya dengan apa yang Ayah nya ucapkan.

"Bagaimana bisa kau mengatakan itu Ayah?"

My Rival Is Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang