.
.
.Suara kicauan burung yang berasal dari jam dinding membuat First terbangun. Ia mengusap matanya sembari melihat sekeliling.
"Aku dimana?"
Saat ia berdiri dari kasur, terjatuh secarik kertas yang berisi tulisan.Untuk Ketua OSIS Nakal.
"Istirahat dulu disini, jangan takut karena aku tidak melakukan apapun padamu. Cepat pergi makan!. Di dapur sudah aku siapkan sarapan. Semuanya ada di kulkas, tinggal di panasin. Tentang kelas hari ini kamu gak perlu khawatir, aku sudah minta izin ke guru.
Dari Khaotung mu.
Setelah membaca surat itu, First mencoba tuk mengingat kembali kejadian tadi malam. Tapi, First masih merasa sakit di kepalanya. Ia berdiri dan melihat-lihat tempat tinggal Khao.
"Jadi ini kamar Khaotung?, Sangat mewah. Si*l!, Kamar ini lebih luas dari pada rumah ku."
First pun mengelilingi kamar itu untuk mencari dapur, akhirnya ia berjalan menuju dapur yang letaknya agak jauh dari kamar.
Perut First sudah lapar, ia pun hendak membuka kulkas. Tapi, First di buat tercengang dengan kulkas yang tingginya melebihi dirinya. Tak kalah terkejut saat First membuka lemari es itu, ia melihat berbagai makanan didalamnya. Ia pun dengan bingung memilih, akhirnya ia memilih kotak makanan yang bertulis bubur ayam.Saat hendak membuka kompor, First terkejut melihat panci dan wajan yang ibunya idam-idamkan. "Kalau ibu ada disini, bisa gila dia melihat ini." First menggeleng-geleng kepalanya.
First ragu-ragu untuk memanaskan bubur di panci yang mahal itu.
"Apa boleh di pakai?" gumam First ragu. Karena ia sudah kelaparan, ia pun tidak memusingkannya lagi.Ia pun menyantap bubur itu dengan cepat, "Hmm, enak sekali."
Saat ingin mencuci piring, First melihat kertas kecil tertempel di keran air.
Tulisnya:
"Jangan lupa minum obat!"
First hanya tersenyum melihat persiapan Khao untuk mengingatkannya.
First pun mengambil kotak obat di atas meja dan ia langsung meneguk obat demam. Setelah minum obat First merasa bosan sehingga ia melihat-lihat ke ruang tengah. Disana terpampang jelas foto keluarganya dan beberapa bingkai Foto masa kecilnya yang berjejer rapi di atas meja TV nya. Satu persatu memperlihatkan Khao sewaktu kecil hingga terlihat satu Foto yang membuat First bingung, yaitu Foto yang berisi Khao kecil bersama seorang wanita dewasa yang cantik. Senyum Khao sangat lepas dan terlihat manis. "Tapi siapa orang yang bersamanya?" gumam First.
Kenapa dia lebih terlihat bahagia bersama wanita itu di bandingkan saat ia bersama keluarganya.
Suara pintu yang terbuka membuat First terkejut, Khao datang dan menemukan First yang berdiri di depan Tv nya. Khao pun menghampirinya sembari mengulurkan tangannya ke atas kening First.
First spontan terkejut hingga ia pun menepis tangan Khao.
"Apa yang kau lakukan?""Jangan marah, aku hanya memastikan suhu tubuhmu. Dan ternyata sudah lebih baik dari yang semalam."
"Kau yang bawa aku kesini?"
"Hmm." angguknya.
"Kau yang merawatku semalam?"
"Iya, ketua OSIS!, Lagian kenapa kamu berdiri di depan pagar disaat hujan deras begitu sih?, Kenapa nggak langsung ke kamar ku saja?" Mulai sekarang kau tinggal bersama ku."
"Aku akan tidur di sofa." First mengambil kopernya hendak menaruhnya di ruang tengah.
Khao pun menghentikannya, tangan mereka bersentuhan di atas gagang koper itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Rival Is Love
Fiksi PenggemarKhao pemuda kaya yang punya segalanya, dia tidak pernah kalah dengan apapun yang ia inginkan. Suatu ketika di pertemukan dengan First pemuda pintar, berani, tulus dan menghargai peraturan. Membuat keduanya tak berhenti bertarung. Sampai akhirnya wak...