Mie Instan

457 39 2
                                    


.
.
.

    Malam telah berlalu, hari ini terlihat begitu cerah. Secerah senyum Khao yang sedang duduk sambil melirik First yang sedang sibuk di dapur.

"Apa yang kau buat?"

"Seduh mie." jawabnya sembari memegang dua mangkuk berisi mie kuah panas.

"Makanan andalanku." First membawa mie itu ke atas meja.

"Ini kah tips pintar darimu?" Khao mencium aroma mie itu.

"Jangan bandingkan otak dengan makanan, kalau belajar keras pasti mendapatkan hasilnya. Walaupun makan sehat bergizi kalau malas, nggak ada artinya."

Khao melirik semangkuk mie itu dengan ragu.

"Kalau nggak mau, aku habisin." First menarik mangkuk Khao.

"Jangan!" Khao menarik mangkuknya kembali dan mulai memakannya.

Mata Khao tiba-tiba berbinar, ia pun memakannya dengan sangat bersemangat.

"Pelan-pelan aja, kau ini seperti orang yang baru pertama kali makan mie instan saja sih." ucap First sambil menuangkan segelas air putih untuk Khao.

Mendengar perkataan First, Khao hanya diam sembari menghirup kuah mie.

First menyadari Khao yang tak menjawabnya, "haha, jangan-jangan kamu memang baru pertama kali makan mie?"

Khao mengangguk sembari tersenyum malu. Mie berkuah itu membuat bibirnya belepotan. First pun mengambil tisu dan mengelapnya dengan pelan.
Khao pun menatap First, hatinya gelisah seakan sesuatu dari dalam hatinya ingin keluar. Perasaan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya membuatnya semakin penasaran.

Khao memegang pergelangan tangan First yang sedang mengelap bibirnya, First terkejut hingga keduanya saling bertatapan. "Bisakah kau terus membuatkan mie untukku?".

First hanya diam, wajahnya mulai memerah. First tersipu malu dengan perkataan Khao.
"Kau bisa memasaknya sendiri!" ucap First sembari melepas tangannya.

"Tapi aku nggak bisa masak." rengek Khao, sembari menarik-narik baju First dengan manja.

First segera membawa mangkuk kosong ke dapur. Lalu segera mencuci mangkuknya. "Apa ini!, Kenapa dadaku terus merasakan geli, seakan sesuatu menggelitik hati." gumamnya sembari menepuk-nepuk dadanya.
"Sadar First!" batinnya menjerit.

.....

.
.

Khao tak seperti biasanya, dia masuk kelas dengan tepat waktu. Ia juga membawa buku-buku pelajarannya. Pekerjaan rumah yang tak biasa ia kerjakan, hari ini dia selesaikan.
Melihat perubahannya, teman sekelas merasa heran. Guru-guru pun mulai takut, seperti seseorang sedang merasuki Khao.

Khao juga berpindah tempat duduk sesukanya, sudah tiga kali dia berpindah-pindah hanya untuk melihat First dari beberapa arah.

"Jangan pindah-pindah lagi, aku pusing!" tegur First.

"Oke, kalau itu mau mu." Khao pun kembali duduk di belakang First.

Melihat Khao yang sangat menurut, mereka kembali menjadi perbincangan hangat di platform sekolah. Semua orang sangat kepo dengan kedua orang itu, karena mereka adalah topik favorit penghuni sekolah. Hastag #ketuaosisXpemiliksekolah.

Jam istirahat...

Nanon, Bam dan Leng menghampiri kelas First. Untuk mengajaknya pergi ke kantin bersama. Di sana mereka juga bertemu dengan King dan Sky yang juga ingin mengajak Khao.

"Wah ada wakil ketua OSIS yang cantik nih!" King merangkul Nanon.

Nanon ingin melepas lengan King, tapi tenaganya sangat kuat.
Bam langsung menarik lengan King dengan amarah, "Kau ingin berkelahi?" tantang Bam.

My Rival Is Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang