Atta & Sofia

3.1K 325 26
                                    

Astaghfirullah, Mbak, sakit!"

Irsyad mengeluh karena mendapat serangan bertubi-tubi di perutnya. Kakak semata wayangnya itu tak pernah ragu ketika meluapkan kekesalan padanya.

"Kamu kenapa susah banget sih, Syad, buat nurut apa yang aku katakan?"

"Aku nurut, lho, Mbak! Ini pas emang lagi liburan aja. Banyak teman yang lain yang juga memanfaatkan liburan untuk nyambi kerja."

"Tapi kamu nggak usah!"

Dua kakak beradik itu masih berdebat dengan keinginan masing-masing. Irsyad pernah diam-diam kerja menjadi ojek online untuk membatu mencari biaya untuk diri sendiri namun berujung ketahuan dan mendapat omelan panjang dari Sofia. Kemudian setelah mendapat nasehat dari beberapa orang termasuk Atta, akhirnya Irsyad nurut. Dia tidak lagi mencuri-curi waktu untuk kerja dan kembali fokus pada kuliah dan mondoknya.

Akan tetapi, ketika sedang libur kuliah, gejolaknya sebagai lelaki yang tidak ingin membiarkan kakak perempuan nya susah sendiri kembali muncul. Dia kembali diam-diam menginstal aplikasi ojek online dan mulai mengais rupiah darinya. Padahal dia sudah berjanji pada dirinya sendiri bahwa hanya akan melakukan ini ketika liburan kuliah. Namun belum sampai libur usai, Sofia sudah mengetahuinya. Terkadang Irsyad bingung, segitu banyaknya kah kenalan kakaknya sehingga bisa dapat info dari mana saja. Karena sejauh yang ia tahu, Sofia mendapat info dari seseorang yang juga berprofesi sebagai ojek online. Sayangnya Irsyad tak mengenal orang tersebut.

"Ya Allah, Mbak. Aku itu hanya mengisi waktu liburan. Kalau sudah kembali masuk kuliah, aku juga berhenti,"

"Buat apa?" sahut Sofia cepat. "Nanti, kalau sudah waktunya kamu kerja, silakan kerja! Tapi sekarang jangan. Cukup kerjakan apa yang menjadi tugasmu sekarang. Tidak usah memikirkan urusan yang belum menjadi tanggung jawab mu!"

Seperti yang sudah-sudah, jika ada hal yang diperdebatkan, keduanya akan sama-sama keras. Dan jika seperti itu, Wulan hanya bisa diam. Menunggu keduanya sama-sama dingin baru bisa memberikan nasehat. Kali ini dia tidak sendiri, dia ditemani Atta dalam hal menjadi wasit antara kakak beradik ini.

Irsyad menghela napas panjang. Mau sekeras apapun didebat, jika kakaknya sudah begini maka akan sulit untuk dilawan. Akhirnya dia berdiri meninggalkan dapur, tempat dimana mereka berdebat. Irsyad pergi sambil berdecak kesal, sesusah itu membuat kakaknya paham apa yang ia lakukan.

Sementara itu, mendengar adiknya berdecak sebelum pergi membawa motornya, tentu membuat Sofia semakin emosi. Bahkan tanpa sadar wajahnya memerah lalu menangis.

Merasa butuh menenangkan diri, Sofia juga beranjak meninggalkan dapur menuju kamarnya. Sebenarnya dia sendiri juga bingung kenapa bisa se-emosi ini jika melihat Irsyad tidak nurut. Padahal tujuannya baik, dia hanya ingin Irsyad tidak kesusahan dan kuliahnya berjalan baik hingga lulus. Tapi sesusah itu menasehati adiknya.

"Atta ke kamar ya, Buk."

Lantas dia beranjak ketika mendapat anggukan dadi ibu mertuanya.

Sepeninggalan kedua kakak beradik itu, di dapur tersisa Atta dan mertuanya yang hanya bisa ikut menghela napas melihat ketegangan yang terjadi. Atta sendiri pun kaget, dia tidak tahu menahu bahwa adik iparnya kembali nekat bekerja. Tahu-tahu ketika sang adik pulang, Sofia langsung naik pitam dan berujung keduanya berdebat.

Bagi Atta, apa yang dilakukan Irsyad sama sekali tidak masalah. Toh jika dilihat, Irsyad bukan pemuda yang suka macam-macam. Jika dia mempunyai niat bekerja seperti itu, berarti murni memang berniat membantu kakaknya. Akan tetapi kembali lagi, lawannya adalah Sofia. Sudah pasti akan sulit membuatnya menerima keinginan Irsyad.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Seindah Bunga Hydrangea Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang