XXV. I KNEW YOU'RE THERE

45 6 0
                                    

Langit selepas hujan badai tidak kembali berubah cerah seperti yang diharapkan Anna, sebab kini awan-awan abu-abu dan putih bergerak menutupi langit pesisir pantai Chrone. Es tebal yang menutupi Laut Venska membentang luas dan tampak kokoh, tetapi jika dilihat dengan saksama terdapat retakan-retakan yang mungkin saja jika diinjak akan pecah.

Anna berjongkok di dermaga, tangan kanannya menyentuh es tersebut sembari membatin. Laut Venska jadi membeki gara-gara kekuatannya, tetapi ia sendiri tidak bisa mencairkannya lagi. Rasa bersalah gara-gara ulah yang tidak disengaja, membuat perempuan itu berpikir untuk mencoba sekali saja kekuatan tersembunyi itu. Jadi, Anna diam-diam membayangkan sihir mengalir keluar dari telapak tangan kanannya, lalu mencairkan es di bawahnya.

"Percuma saja, kau tidak akan bisa," ucap Seryl di belakang Anna. Perempuan yang menurutnya mirip villain di anime itu berdiri sambil berkacak pinggang.

"Aku cuma mencobanya, siapa tahu bisa, kan?" timpal Anna seraya berdiri dan menengadah. Netranya menangkap seekor naga ungu kehitaman—sebenarnya Nidrin di wujud naganya—tengah terbang di langit. "Kau yakin dia bisa menarik kapal ke pulau utama? Esnya tebal, kalau dipaksakan kapalnya bisa tenggelam gara-gara menabrak es dan dipenuhi air."

Sontak saja Seryl tertawa terbahak-bahak, perempuan itu lantas mengibaskan tangan. "Tentu saja tidak, bisa-bisanya kau percaya."

Anna mengerling, malas untuk menjawab perkataan penguasa Grand Duchy. Jadi, yang dilakukannya hanyalah memperhatikan Laut Venska yang membeku. Sementara Seryl berdiri di samping Anna, tangan kirinya memegang pundak perempuan berambut pirang. Meski berdiri di tempat yang sama, fokus mereka berbeda. Satunya memperhatikan laut dan memikirkan cara mengeluarkan kembali kekuataannya, dan satunya lagi memperhatikan langit demi melihat ke mana Nidrin terbang. Di belakang mereka, Count Foard dan para penyihir bawahannya sedang mengobrol sambil sesekali menatap ke arah Anna dan Seryl.

Nidrin terbang rendah, kemudian mendarat tepat di depan dua perempuan yang berdiri di dermaga. Begitu naga ungu kehitaman itu menginjak es, Anna bisa melihat retakannya makin terlihat. Mungkin saja nanti Nidrin akan tercebur.

"Jadi, bagaimana?" tanya Seryl.

"Elementalis Winter sedang bekerja mencairkan esnya. Sepertinya akan selesai malam ini," jawab Nidrin.

"Pantas saja esnya retak," celetuk Anna sambil menunjuk ke arah es yang dipijak naga tersebut. "Kutebak sebentar lagi esnya menipis dan pecah."

Seolah mengamini perkataan Anna, ujung telunjuk Anna mengeluarkan cahaya putih sebelum akhirnya lenyap. Tepat sesuai dugaannya, es yang diinjak Nidrin pecah. Naga malang itu tercebur ke dalamnya, tetapi sayap hitam yang kuat berhasil menarik tubuhnya dari air dan kembali terbang di udara.

"Oh, aku bisa rupanya," pungkas Anna dengan wajah tampak bangga, seolah menyombongkan pada Seryl yang tadi percaya ia tidak akan bisa mencairkan lautnya.

"Iya memang aslinya kau bisa, tapi ada sesuatu yang menahan sihirmu."

"Apa maksudmu?"

Mata semerah darah Seryl menatap mata biru Anna, ekspresinya terlihat serius. "Ini hanya dugaanku, sepertinya ada yang menyegel sihir Winter dan memorimu. Saat aku membaca semua isi kepalamu, aku bisa lihat kau sudah sepenuhnya terlihat seperti Klan Winter saat ulang tahunmu yang ke-10."

Anna terbelalak, ia tidak berkata apa-apa sebab mencerna semua hal yang dikatakan Seryl. Dugaan kalau sihir elemennya sudah ada sejak sebelum berumur 10 tahun terdengar masuk akal, sebab di umur sebelum 10 tahun saja Anna tidak bisa mengingat apa pun.

Jangan-jangan Elizabeth atau Tuan Archie yang menyegelnya? pikir Anna.

"Bukan mereka," kata Seryl.

A Crown of SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang