II. DOWN TO THE WELL

300 45 70
                                    

Seumur hidup tidak ada yang pernah memanggil Anna menggunakan nama lain, apalagi dengan nama yang sama dengan Ratu Elizabeth II, ratunya sendiri. Panggilan lain yang biasa teman-temannya berikan adalah Otaku Girl, dan Gadis Isekai.

"Excuse me?" Anna berdiri di sana, terkejut mendengar pekikan kaget dari perempuan misterius.

"Kau masih hidup?" Perempuan bergaun kuning menghampiri Anna, lalu memeluknya erat hingga membuatnya nyaris sesak napas. "Aku sudah menduganya."

"Eh ... le-lepaskan aku!" Anna mendorong perempuan yang memeluknya, ia segera mundur perlahan sembari menatap perempuan tadi dengan horor. "Siapa yang Elizabeth? Namaku Anna, bukan Elizabeth."

Perempuan dengan gaun kuning terdiam, ia berkedip beberapa kali sambil menatap Anna dari atas ke bawah. Ada rasa aneh yang dirasakannya, orang yang ia peluk tadi memang terlihat lebih muda ketimbang dirinya. "Eh, kau bukan Elizabeth. Rambutmu pirang."

Anna tercengang, bertanya-tanya tentang orang yang mirip dengannya itu.

Setelah hening beberapa saat karena perempuan di depannya masih tidak percaya dengan perkataan Anna dan tampak sedang mengamatinya, nama Kaira muncul di kepalanya. Ia ingat bahwa alasannya masuk ke rumah tua yang dikira memakan manusia itu adalah mencari keberadaan adiknya. Anna berpikir mungkin orang dengan hawa musim panas yang dibawanya ini mengetahui di mana Kaira berada. Namun, siapa perempuan ini? Dan kenapa ia sama sekali tidak terlihat seperti hantu penunggu rumah tua?

"Apa kau ta---" Baru saja Anna hendak menanyakan keberadaan saudarinya, perempuan itu memotong cepat perkataan Anna.

"Apa rambutmu berubah warna? Apa dulu kau punya rambut putih?"

Dia ini kenapa? pikir Anna seraya mengernyit.

"Dari dulu juga rambutku pirang," pungkas Anna.

Perempuan di hadapannya mengangguk, sekarang mungkin waktu yang tempat untuknya bertanya soal keberadaan Kaira.

"Apa kau lihat adikku? Rambutnya cokelat gelap, ia memakai sweater ungu dengan syal cokelat. Tadi dia masuk ke sini, tapi aku tidak bisa menemukannya."

Perempuan itu terdiam sejenak, matanya bergerak ke atas seraya berpikir. Kemudian kilatan memori yang terjadi beberapa saat yang lalu sebelum bertemu dengan orang yang dikiranya adalah Elizabeth bermunculan. "Oh, gadis yang terus berteriak menggunakan bahasa aneh itu? Jadi dia adikmu?"

Pada awalnya Anna menggeleng, gadis yang diceritakan perempuan itu tidak terdengar seperti Kaira. Namun, sedetik kemudian ia sadar, Kaira pasti berbicara bahasa Jepang saat sesuatu terjadi padanya. Adiknya dalam bahaya.

"Di mana dia sekarang?" Serangan panik tiba-tiba saja menyerang Anna, hingga jantungnya berpacu dengan cepat. "Beritahu aku di mana dia sekarang!"

Perempuan di depannya tampak terkejut, kemudian berkata, "Luci membawanya."

"Membawanya ke mana?" Anna segera menghampiri perempuan itu, menatap marah sambil menggoyangkan tubuh si perempuan agar berbicara.

"Ke Greina tentu saja."

Anna terdiam, tidak tahu tempat apa itu. Seingatnya tidak ada nama daerah Greina di sekitaran London, bahkan di luar perbatasan London sekali pun. Otaknya berpikir keras, mengingat nama-nama kota di seluruh daratan Inggris yang pernah ia pelajari sebelumnya di sekolah. Namun, tak satu pun ia ingat ada kota dengan nama Greina. Rasa paniknya semakin menjadi. Bagaimana jika Greina ternyata berada di luar Inggris? Di Skotlandia? Wales? Luar Benua Eropa?

Melihat ekspresi Anna yang panik karena sepertinya gadis itu tidak tahu di mana Greina berada, perempuan dengan gaun kuning itu tersenyum seraya berujar, "Aku bisa mengantarkanmu ke Greina."

A Crown of SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang