XIII. ANNA LOOKS FOR KAIRA (PART A)

67 13 25
                                    

Orang-orang berkumpul melihat lokasi ledakan, beberapa dari mereka membantu para korban. Dua orang berteriak sambil berlari, mengatakan kalau mereka akan mencari pasukan keamanan dan bantuan dari kuil. Sementara itu, empat orang lainnya berjalan memasuki gang tidak jauh dari lokasi ledakan, tujuan mereka adalah pintu belakang bangunan nomor 123B.

Pintu belakang ini digunakan para Elf pedagang untuk masuk ke lokasi lelang. Barang-barang yang akan dilelang pun selalu melewati pintu ini. Tidak seperti bagian depan bangunan yang langsung mengarah ke jalan besar serta terlihat bersih, bagian belakang bangunan justru kumuh. Setidaknya ada jarak 20-an meter dari pintu belakang ke pagar pembatas antar bangunan. Tempat sampah yang kotor juga berantakan tampak jarang sekali diurus. Di sana terdapat kandang kuda yang bau, gerobak, serta kereta kuda pengangkut barang.

Carsalor segera memasuki pintu belakang yang tidak tertutup, pedangnya digenggam erat untuk berjaga-jaga. Sementara Orisys berdiri menjaga Marrietta. Anna tidak bisa diam saja, jadi ia segera menyusul Carsalor ke dalam. Namun, mundur lagi tatkala Elf laki-laki itu memapah seorang Elf yang terluka.

Cepat-cepat Orisys membantu, lalu Marrietta langsung menghampiri dengan wajah khawatir. Ia terduduk di tanah, membiarkan pahanya jadi sandaran kepala Elf tersebut. Dari yang Anna lihat, sekujur tubuh Elf itu kotor terkena debu. Darah merembes dari pelipisnya, dugaan Carsalor mungkin tertimpa sesuatu. Wajah Elf itu rupawan, bahkan Anna mengakuinya cantik. Rambut berwarna pirang keemasan dikepang, mungkin jika bersih dari debu pasti akan berkilauan. Bulu matanya saja sangat lentik, hidung mancung, serta wajah tirus.

"Luci! Luci! Kau bisa dengar aku?" panggil Marrietta setelah meminumkan ramuan penyembuh pada Elf itu.

Seketika Anna membeku. Elf itu dipanggil Luci, Elf yang selama ini Anna cari. Namun, yang membuat perempuan itu terkejut bukan karena kondisi Luci, melainkan kenyataan kalau Elf itu laki-laki.

"Lu-Luci?" pekik Anna. "Jadi, Luci itu bukan perempuan?"

Orisys berdecak, lalu mengerlingkan mata. "Pelankan suaramu! Telingaku bisa tuli gara-gara suaramu."

Marrietta tersenyum, merasa bersalah karena Anna salah paham soal gender Luci. "Sebetulnya, nama dia Lucid. Aku memanggilnya Luci."

Anna merasa bahwa dirinya baru saja terkena pukulan di kepala. Ia merutuk dalam hati gara-gara panggilan ambigu yang digunakan Marrietta. Lagi pula, semua orang pasti akan mengira kalau Luci adalah nama perempuan.

Lucid mengerang pelan, meski matanya belum sepenuhnya terbuka. Ia mulai menggerakkan tangannya untuk meraih wajah Marrietta. Pemandangan itu seperti adegan tokoh utama perempuan yang akan ditinggal pergi oleh tokoh utama laki-laki, lebih tepatnya ditinggal pergi ke akhirat.

"Pu-Putri?" ucap Lucid lirih. Tak lama muncul senyum lemah di wajah Elf rupawan tersebut. "Su-suaramu ... seperti ... Putri Marrietta."

Marrietta tersenyum lembut, matanya berkaca-kaca. "Tentu saja ini aku Marrietta. Aku meminum ramuan skille."

Lucid tersenyum lagi, seolah lega karena sekarang ia berada di dekapan orang terkasihnya. Namun, adegan manis itu segera dihempas Anna. Baginya, saat ini bukan waktunya untuk adegan manis ala-ala drama, masih ada hal penting yang harus dilakukan. Keselamatan Kaira masih dipertanyakan.

"Hei, Lucid. Beritahu aku di mana para Manusia yang kalian bawa dari London?" tanya Anna seraya membungkuk dan memegang satu tangan Lucid.

Elf rupawan itu menoleh, samar-samar ia bisa melihat wajah Takuya. Akan tetapi, suaranya justru lebih mirip suara seorang perempuan. "Ka-kau si---"

"Tidak ada waktu lagi!" sela Anna cepat. "Mereka di mana?"

"Di ... ruangan bawah tanah."

Anna mengangguk, dan segera berlari masuk ke dalam bangunan. Sebelumnya Carsalor sudah kembali ke dalam bangunan itu bermaksud untuk menyelamatkan sesamanya. Saat ini, Anna hanya perlu mencari Carsalor.

A Crown of SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang