Berbeda dengan Spring Castle yang dipenuhi berbagai jenis tanaman dan bunga, Summer Castle justru dipenuhi oleh patung-patung bermacam bentuk seperti orang, hewan, bahkan benda. Summer Castle juga tidak dikelilingi oleh sungai, melainkan hamparan bunga matahari sejauh mata memandang. Istana tersebut dikelilingi pagar batu setinggi dua belas meter, juga di atasnya terdapat api biru yang tidak pernah padam.
Saat memasuki halaman istana, kanan kiri jalanan bata putih dihiasi patung-patung wanita dengan api di tiap ujung tangannya. Anna juga bisa melihat ada cabang-cabang jalan yang mengarah ke taman istana. Ketika hendak sampai di depan pintu utama istana, kereta kuda bergerak mengitari patung phoenix. Kolam bundar di bawahnya bukan berisi air, melainkan api biru.
Kembalinya Marrietta ke Summer Castle disambut oleh seorang pria berbadan kekar dengan baju khas kesatria. Jika menurut Anna, lebih mirip pakaian khas tokoh pria di komik-komik genre kerajaan. Rambut hitam pria itu terlihat lebih panjang di bagian belakangnya, mata cokelat yang teduh, dan senyum hangat khas seorang ayah. Nyaris saja Anna mengira pria itu adalah ayahnya Marrietta.
"Your Highness, selamat datang kembali," ucap pria tersebut lalu membungkuk hormat.
Marrietta mengangguk, senyuman sehangat musim panas itu terukir di wajahnya. Kemudian, ia langsung berjalan mendekati pria tersebut dan membisikkan sesuatu. Obrolan mereka cukup lama sampai Anna memperhatikan sekitarnya dengan canggung. Sebetulnya, Anna ingin menanyakan soal pria yang sedang bersama sang putri, tetapi Elf kembar sudah menghilang sejak mereka sampai di Summer Castle.
Setelah mengobrol cukup lama, akhirnya si kesatria mengangguk. Kemudian pergi lebih dulu ke dalam Summer Castle. Melihat ia punya kesempatan, Anna cepat-cepat menghampiri Marrietta.
"Dia siapa?" tanya Anna penasaran.
Marrietta memperhatikan punggung kesatria tadi, lalu menoleh kembali pada Anna. "Dia Komandan Pasukan Musim Panas."
"Wow, kukira tadi dia ayahmu," ujar Anna.
Marrietta terdiam sejenak, kemudian menatap Anna dengan kening mengernyit. "Emm, bukan. Ayahku tinggal di Duchy Spring."
Anna tidak berkata-kata lagi, dan hanya mengikuti ke mana pun Marrietta membawanya. Saat mereka memasuki bagian dalam Summer Castle, terlihat banyak corak matahari, api, bunga matahari, dan burung phoenix di dindingnya. Lantainya terbuat dari marmer dan tampak mengilat. Meja-meja kayu segi empat bertaplak putih dengan ornamen serba kuning dan merah. Pot-pot bunga di sana bahkan lebih banyak bunga berwarna kuning. Lampu gantung yang cantik menghiasi koridor dengan ratusan lilin berapi abadi, juga patung kesatria bisa dilihat di mana-mana.
Anna menengadah, memperhatikan lukisan burung phoenix dan Spirit Api lain di langit-langitnya yang cukup tinggi. Perempuan itu terpukau, istana Marrietta sangat berbeda dengan istana milik Genevieve. Anna mengakui bahwa kesan yang diberikan Summer Castle adalah ceria dan hangat, berbeda dengan Spring Castle yang terkesan elegan dan mewah.
Di beberapa koridor, dindingnya dihiasi oleh lukisan-lukisan wanita beserta papan kayu informasi di bawahnya. Anna yang penasaran, langsung mendekati setiap lukisan untuk melihat informasi di bawahnya. Dari sana ia mengetahui bahwa lukisan-lukisan wanita di sana bergelar Duchess of Summer.
"Duchess of Summer? Apa mereka leluhurmu?" tanya Anna pada Marrietta.
Si putri yang sedang berjalan menuju persimpangan koridor langsung berhenti, lalu menoleh pada lukisan yang ditunjuk Anna. "Hmm, bisa dibilang begitu."
"Wow, berarti ibumu seorang Duchess?"
Marrietta menggeleng. "Bukan. Ibuku itu mendiang Empress of Greina."
![](https://img.wattpad.com/cover/70142497-288-k659267.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A Crown of Season
FantasyGara-gara Kaira diculik oleh sekelompok Elf pedagang manusia, Anna jadi harus pergi ke Greina bersama Marrietta, Putri Musim Panas. Di tempat serupa dongeng itu, Anna malah menjadi buronan paling dicari karena wajahnya mirip Elizabeth, Putri Musim D...