XXXII. VYLORIA IN WHITE PALACE

49 9 2
                                    

Di pohon magis itu Anna dan Neve akhirnya menjalin kontrak. Saat prosesi agar kontraknya bertahan sampai seumur hidup Anna, keduanya saling berjabat tangan dan muncul sulur-sulur cahaya berwarna biru terang. Sulur itu mengikat kedua tangan mereka, kemudian aksara asing bermunculan dari sulur, terbang mengitari pergelangan tangan keduanya hingga menyelimuti seluruh tubuh mereka. Setelah semua hal magis itu lenyap dari pandangan, prosesi menjalin kontrak telah selesai. Anna telah resmi menjadi kontraktornya Neve dan mereka akan berbagi kekuatan, termasuk dapat berkomunikasi melalui telepati. Akan tetapi, ada satu hal yang Anna lupakan, yaitu Neve perlu diberi makan oleh kontraktornya.

Anna cepat-cepat melepaskan jabat tangan dan kepalanya kembali memandangi pohon magis. Irisnya memperhatikan spirit-spirit es yang beterbangan, tidak menyadari jika Neve terus memandanginya disertai senyuman mencurigakan.

"Biasanya, apa yang dilakukan kontraktor saat pertama kali punya pet contract---eh maksudku ... emm, spirit yang menjalin kontrak?" tanya Anna dengan nada agak kikuk.

Neve sempat terkejut mendengar kata 'pet contract', tetapi raja spirit itu malah meresponsnya dengan tawa pelan. "Biasanya mereka memberi makan spiritnya."

Anna mengernyit, ia merasa jika jawaban Neve terdengar seperti candaan ketimbang jawaban serius. Lantas, bibir perempuan itu membentuk garis lurus seolah berkata bahwa ia tidak menerima jawaban bercanda.

"Kau tidak percaya, Vyloria? Memang seharusnya seperti itu."

Anna mengembuskan napas keras. "Baiklah. Aku bisa membuatkanmu masakan ala Jepang kalau mau mencoba masakan duniaku."

Neve masih tersenyum, tetapi kepalanya menggeleng pelan. "Spirit tidak memakan makanan yang sama dengan Elementalis. Meskipun setiap spirit punya preferensinya sendiri."

"Oh, aku tidak tahu. Kalau begitu apa makananmu, Neve?"

Neve sempat terdiam agak lama, lalu ia pun menyelipkan sejumput rambut pirang Anna ke telinga. "Aku lebih suka makan es batu, apalagi es batu yang terbuat dari mata air."

Seketika Anna langsung tercengang. Makanan kesukaan raja spirit benar-benar di luar ekspetasinya. Padahal awalnya ia mengira spirit akan meminta hal-hal mengerikan seperti darah atau daya hidupnya, tetapi jawaban sederhana macam es batu cukup mengejutkannya. Sekarang, Anna entah harus bersyukur atau tidak, sebab preferensi makanan Neve lebih mudah dibuat terutama menggunakan teknologi manusia. Satu hal yang menjadi masalahnya, Anna terlalu malas untuk mencari mata air.

"Bisa tidak es batunya terbuat dari air biasa saja?" tanya Anna. Sempat terbersit sebuah ide untuk membuat es batu dari air kemasan, tentu saja jika mereka sudah kembali ke London.

Neve tidak menjawab. Sebetulnya ia tidak mau memakan es batu dari air biasa, karena menurutnya tidak enak. Es batu dari mata air terutama dari mata air di Duchy Spring jelas lebih lezat.

"Bisa, ya?" tanya Anna lagi.

"Tidak bisa, Vyloria."

"Ah, kenapa begitu? Kau tahu aku terkurung di kuil dan tidak bisa menemukan mata air, lalu membuat es batu saja tidak bisa."

"Kalau begitu kau bisa membuatnya di sini."

Anna tidak bisa berkata-kata lagi, padahal ia mengira sudah berhasil membuat alasan untuk membujuk Neve. Sekarang, ia mau tidak mau membuat es batu di wilayah spirit es sebelum kembali ke tubuhnya yang kini berada di kuil pusat kekaisaran Greina.

[]

Ketika Anna terbangun dari tidurnya, langit di luar kuil sudah mulai berubah warna menjadi kelabu. Akhir-akhir ini cuaca di Greina sering turun hujan. Kadang saat siang hari panas begitu terik, malam harinya akan turun hujan besar. Beberapa penghuni kuil berkata bahwa hujan ini adalah pertanda dari kejadian besar yang akan terjadi, tetapi sisanya membantah dan mengatakan bahwa itu adalah berkat dari dewi.

A Crown of SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang