IV. ANNA IN SPRING CASTLE

174 35 39
                                    

Beberapa menit yang lalu, Marrietta datang membawakan Anna gaun berwarna ungu muda yang tampak norak jika dipakai olehnya. Bagian rok yang mengembang dengan hiasan bunga-bunga berwarna putih dan pink, juga terdapat renda di ujung bagian lengannya. Anna merasa jika ia memakai gaun ini, ia akan mirip tokoh barbie di Barbie Fairytopia. Mau bagaimana lagi, ia tidak bisa meminta gaun lain pada Marrietta. Lagi pula hal itu sama sekali tidak sopan.

Saat Anna memandangi dirinya di cermin rias, ia mencibir selera mereka. Genevieve bisa saja meledek setelan pakaian musim dingin Anna yang terkesan aneh untuk orang-orang di Greina. Maka, ia pun bisa meledek selera mereka yang kekanakan. Sekarang perempuan itu sudah menemukan dua keanehan yang tidak sesuai ekspetasinya untuk dunia dongeng seperti Greina. Pertama, peri-peri di sana tidak sebaik yang ada di film dan ternyata bisa memakan manusia. Kedua, selera pakaian mereka kekanakan.

Selain itu, di atas meja rias tidak ada krim pelembab atau sunscreen yang bisa Anna pakai. Di atas meja hanya tersedia sisir dan botol parfum yang aromanya tidak disukai, meski botol itu terlihat cantik dan mengilap.

Ia mengambil sisir berwarna putih, rambut pirangnya tampak berantakan, jadi ia memutuskan untuk merapikan rambut. Gadis itu bahkan membiarkan rambut panjangnya terurai bebas, sebab malas untuk menata rambutnya serumit mungkin.

Setelah dirasa cukup, Anna segera mengambil sepatu musim dinginnya. Dua orang bangsawan itu tidak memberinya sepatu, jadi mungkin memakai sepatu musim dingin tidak akan terlalu mencolok karena tertutupi gaun panjang. Lagi pula, Anna sama sekali tidak keberatan menggunakan setelan yang sama sekali tidak serasi, toh orang-orang yang ia kenal tidak ada di sana.

Tak lupa, Anna memeriksa setiap inci roknya, memastikan ada saku yang bisa ia gunakan untuk meletakan barangnya. Betapa bahagianya ia ketika menemukan saku tersembunyi di sana, dengan begitu ia bisa menyembunyikan ponsel, arloji, dan pisau lipat.

Di depan pintu, telah berdiri seorang kepala pelayan yang tampak sudah tua. Kepala pelayan itu mengantarkan Anna menuju ruang makan, katanya Genevieve dan Marrietta sudah menunggu di sana. Selama berjalan di koridor dengan dinding berwarna pink pastel dan banyaknya lukisan wanita yang terpajang, Anna merasa berada di dalam Buckingham Palace. Semua interior dan furniturnya sangat mewah, benar-benar terasa seperti mimpi karena akhirnya ia bisa melihat dengan matanya langsung.

Ruang makan berada di lantai dasar, pintu menuju ruangan itu memiliki gagang berwarna perak yang mengilap. Ketika pintu dibuka, mata biru itu melebar melihat betapa luasnya ruang makan. Ruang makan di kastil ini berukuran empat kali lipat dari ruang makan di rumah Anna, itu pun dapurnya menyatu dengan ruang makan. Di tengah-tengah ruangan terdapat sebuah meja persegi panjang lengkap dengan taplak berwarna putih dan dua belas kursi berwarna krem. Di ujung kepala meja, Genevieve telah duduk seraya menyeruput teh dari dalam cangkir porselen yang bercorak bunga biru mini melingkari cangkir. Sementara Marrietta duduk di samping kanan Genevieve tengah merobek roti lalu melahap potongan kecil rotinya secara perlahan.

Kepala pelayan menarik kursi di sebelah kiri Genevieve, mempersilakan Anna duduk di sana. Kemudian pria tua itu menuangkan teh hangat dari teko porselen yang serasi dengan cangkirnya. Saat cangkir teh itu diletakan di hadapan Anna, hidung gadis itu bisa menangkap aroma teh yang membuat ia tak sabar untuk mencicipi. Tangan kanan Anna meraih telinga cangkir, ia menghirup aroma teh itu sebelum menyeruputnya perlahan.

"Kau telat 1 menit 23 detik," celetuk Genevieve tiba-tiba.

Anna nyaris tersedak, lalu meletakan cangkir itu kembali dan menatap Genevieve dengan tatapan "What the hell?!"

Ia sama sekali tidak ingin berkomentar, tatapannya beralih ke atas piring berisi roti bundar. Perutnya yang sudah kelaparan, membuat ia segera meraih roti itu dan melahapnya cepat. Setelah roti itu habis, barulah Anna kembali meminum tehnya.

A Crown of SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang