Pertandingan antara kedua gadis itu sudah berakhir dengan kemenangan Halley. Menyadari semua sudah usai, semua penonton kembali ke tempat semula tanpa memberikan sorak sorai ataupun ucapan selamat. Wajar saja, ini hanyalah sebuah latih tanding dan bukan sebuah kejuaraan. Meskipun begitu, Halley tetap bangga pada dirinya sendiri dan mensyukurinya.
Instruktur juga membawa gadis itu berobat, sehingga hanya menyisakan Halley, William, dan Aeiry. Untuk Azlan dan Louis, mereka memilih menjauh karena merasakan adanya sinyal bahaya kalau mendekati Halley.
"Aku sudah menduga kalau kau bisa mengalahkannya, Halley!" puji William, "aku mengucapkan selamat untukmu."
"Aku mengerti kenapa si babi hutan tidak datang. Namun, kenapa Louis juga sama? Ada apa dengannya?" tanya Halley pada temannya.
Aeiry mengembuskan napasnya dan berkata, "Mereka berjudi dengan menyepakati jatah makan siang selama seminggu. Namun, Kak Louis bertaruh untuk lawan Kak Halley."
Pernyataan dari Aeiry cukup untuk memantik amarah dari Halley. Ia tidak menyangka, seorang Louis yang rasional mau meladeni seorang Azlan yang sering bertindak konyol.
"Bisa-bisanya Louis tidak mendukungku!" Halley mengepalkan tangannya sampai bergetar. "Awas saja! aku akan mengurus mereka setelah lukaku selesai."
Halley yang terpincang-pincang kemudian dibantu William dan Aeiry menuju tenda penyembuhan. Seperti biasa, bau obat dan tanaman herbal menusuk hidung mereka. Namun, itu adalah aroma kesukaan Aeiry yang menyukai obat-obatan dan sihir penyembuh.
Tidak berselang lama, Rachel pun datang usai mereka membaringkan Halley dengan kondisi yang cukup memprihatinkan. Pipinya bengkak, luka memar di tangan serta lengan, dan kakinya terus merasakan nyeri dan berdenyut.
Rachel begitu terkejut ketika mendengar penjelasan Halley tentang kronologi kejadian. Wajar saja, ini pertama kalinya seorang anak perempuan berkelahi di sini. Terlebih, luka perkelahiannya lumayan mengerikan.
"Hei Aeiry, biasanya tanganmu bergetar, berkeringat dingin, bahkan pingsan ketika melihat kekerasan. Namun, kau tidak mengalami itu saat melihat Halley berkelahi, apa terjadi sesuatu?" tanya William.
"Berawal dari kejadian Kak Azlan dibanting, Kak William dihajar, kita membalas instruktur, sampai Kak Halley berkelahi. Ae merasa terbiasa melihat kekerasan," tutur Aeiry, "apalagi kota ini begitu suram dan keras. Jadi, Ae merasa harus beradaptasi di mana pun seperti kata Bibi Marie."
William merasa tenang dengan penjelasan Aeiry. Dengan begini, mereka tidak perlu repot-repot menutup mata, telinga, dan menjauhkan Aeiry jika ada kejadian serupa.
Selesai mengobati Halley, ketiganya pun pulang seraya mengucapkan rasa terima kasih kepada Rachel. Beberapa hari setelahnya, Halley benar-benar menepati janjinya dengan menghajar Louis dan Azlan di waktu yang bersamaan, keduanya tidak bisa membendung kekuatan Halley yang berapi-api.
KAMU SEDANG MEMBACA
Journey Of Five Child's Season 1 [End]
FantasyMenceritakan tentang kelima anak yatim piatu yang kebahagiaannya terenggut paksa akibat peperangan, tidak hanya itu. pemerintah juga mengambil alih kendali atas nasib mereka dengan mengirim ke kamp militer. Kehidupan di tempat pelatihan pun tidak b...