Chapter Lima

329 244 202
                                    

Langit di Kerajaan Eribourne hari ini terlihat begitu menyeramkan dengan awan hitam pekat sambil diikuti beberapa suara petir, udara dingin juga perlahan menyergap tubuh mereka yang tidur dalam gereja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit di Kerajaan Eribourne hari ini terlihat begitu menyeramkan dengan awan hitam pekat sambil diikuti beberapa suara petir, udara dingin juga perlahan menyergap tubuh mereka yang tidur dalam gereja.

Rasa dingin itu pula yang membuat Robert dan Marie terbangun dari tidurnya. Mereka memasak kemudian menyiapkan apa saja yang diperlukan anak-anak.
William perlahan membuka mata kemudian membangunkan temannya yang lain. Setelah itu, mereka bergantian mandi lalu sarapan pagi bersama.

Usai mengisi perut, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu berkali-kali. Tidak salah lagi, itu adalah prajurit yang diutus oleh raja untuk menjemput anak-anak. Mereka berjumlah dua orang lengkap dengan kereta kuda.

"Kami diberi perintah oleh raja untuk membawa mereka!" ucap prajurit itu ketika pintu terbuka, "jika memberontak, kami akan melakukan kekerasan."

Marie dan Robert sebenarnya ingin menolak hal itu. Namun, jika melawan akan terjadi hal yang lebih buruk. Akhirnya mereka dengan berat hati merelakannya.

Anak-anak yang digiring ke luar oleh Marie dan Robert terlihat memancarkan ekspresi bingung serta ketakutan, terlebih saat melihat prajurit kerajaan. Kejadian kemarin masih melekat di kepala mereka tentang sumpah serapah, pemaksaan, serta kekerasan yang dilakukan kepada warga.

Salah satu prajurit mencengkeram tangan Halley dan Aeiry secara paksa, membuat keduanya mengerang kesakitan.

Louis yang melihat itu sontak naik darah. "Bisakah kalian lembut sedikit terhadap perempuan?!" anak itu menggeram.

"Kami hanya menjalankan perintah, cepatlah masuk!" perintah prajurit itu.

Menyadari teriakan Louis yang tidak digubris, Azlan pun mengambil batu dan melemparnya tepat ke kepala prajurit itu.

"Strike!" ujar Azlan dengan bangga, "kau lihat itu, William! Louis! Akurasi sempurna."

Dalam hati, William merutuk kebodohan Azlan yang berani memperkeruh suasana, sementara itu Marie dan Robert terkejut karena mereka tidak pernah mengajarkan kekerasan

Prajurit tadi pun langsung menatap tajam ke arah Azlan sambil mengusap kepalanya yang berdarah. "Aku akan memberikan pelajaran kepada anak nakal sepertimu."

Ia pun berlari serta menggenggam kerah Azlan, lalu membantingnya ke tanah dan menendangnya berkali-kali sampai membuatnya pingsan.

"Azlan!" jerit Marie dan Robert sambil berlari.

Keempat temannya juga mendekat sambil harap-harap cemas dengan kondisi Azlan. "Hei, apakah dia mati?" cemas Louis.

William yang mendengar hal itu langsung memukul kepala Louis. "Bodoh! Jangan bicara yang tidak-tidak!"

Aeiry begitu syok melihat kondisi Azlan, keringat dingin mulai mengucur dari wajahnya, sorot mata mulai kabur, kepala terasa pusing, dan seketika hilang kesadaran. Untung saja Halley dengan sigap menangkapnya.

Journey Of Five Child's Season 1 [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang