Perkataan William menyebabkan Louis dan Aeiry terkaget-kaget. Khususnya Louis, ia memang sering berkelahi dengan William saat masih di gereja. Namun, situasi kali ini sangat berbeda. Jika biasanya William tenang dan penyabar, tetapi kali ini William terlihat seperti orang yang kehilangan akal sehat dan penuh amarah.
Louis juga tidak menyangka. Akan ada hari di mana dirinya bertarung dengan William. Sungguh, ini hari yang sial menurutnya. Begitu juga dengan Aeiry, detak jantungnya terpompa sangat cepat berpadu dengan rasa gelisah, ia begitu takut akan kejadian yang sebentar lagi akan terjadi.
"Sudahlah, Kak William. Bertarung tidak akan menyelesaikan masalah," bujuk Aeiry.
Amarah sepenuhnya sudah menguasai William. Kata-kata Aeiry, seorang adik yang ia cintai pun tidak ia dengarkan. Dalam sekejap, dirinya langsung melayangkan pukulan ke pipi Louis yang membuatnya seketika terjatuh.
Aeiry hanya bisa menutupi mulutnya dengan tangan, dirinya begitu terguncang dengan kejadian barusan, kepanikan juga mulai menyebar ke seluruh tubuh gadis kecil itu.
"William ... kau sungguhan menyerangku!?" Louis menyeka darah yang menetes dari bibirnya.
William berjalan mendekat. "Apa salahnya menyerang seseorang yang mengabaikan temannya?"
Mata Louis bergerak cepat mengamati setiap gerak-gerik William sambil memikirkan cara untuk mengalahkannya. Dilihat dari mana pun, memenangkan pertarungan dengan cara adil itu mustahil kalau melawannya, karena tenaga yang dimilikinya begitu kuat.
Tiba-tiba saja, Louis menggenggam pasir dan melemparkannya ke arah William. Serangan balasan itu sukses mengenai matanya dan membuat William mengerang kesakitan.
"Brengsek, Louis!" Wiliam mengusap matanya yang perih. "Beginikah cara seorang lelaki bertarung?!"
"Cih! Kau melupakan kata Pak Robert?" tanya Louis. "Ia selalu berkata 'gunakan apa saja untuk membuat pertarungan menjadi mudah' kau ceroboh, William!"
Louis tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Dengan cepat, dirinya menghantam wajah dan perut William hingga membuatnya tersungkur. Tidak hanya itu, ia bahkan memberikan tendangan kepada William juga.
Untuk Aeiry sendiri, ia hanya mematung dengan perasaan khawatir. Ia ingin melerai keduanya. Namun, dirinya ragu karena menyadari keterbatasan kekuatan yang ia miliki. Ditambah, keduanya sedang marah besar.
William mulai berdiri kembali, perasaan marahnya bertambah berkali-kali lipat setelah menerima serangan Louis. Dirinya berlari begitu kencang dan menabrak perut Louis dengan kepalanya.
"Brengsek! Kenapa kalian melakukan hal konyol! Balas dendam? Persetan dengan itu, aku tidak meminta kalian melakukannya, sialan!" William duduk di perut Louis dan memukul wajahnya.
Louis yang tidak terima, kemudian menarik kerah William dan melayangkan sikutan di wajahnya.
"Kami menyayangimu, bodoh! Jadi, kami ingin membalaskan dendam!" Louis mencengkeram kuat rambut William dan menatapnya dalam. "Kau ingat kondisimu saat itu!? Apa kau pikir kami tidak marah dan sakit hati? Saat sahabat kami diperlakukan seperti itu! Sadarlah brengsek!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Journey Of Five Child's Season 1 [End]
FantasiMenceritakan tentang kelima anak yatim piatu yang kebahagiaannya terenggut paksa akibat peperangan, tidak hanya itu. pemerintah juga mengambil alih kendali atas nasib mereka dengan mengirim ke kamp militer. Kehidupan di tempat pelatihan pun tidak b...