Dua tahun pun berlalu.
Selama itu juga anak-anak mulai dilatih bela diri, meracik obat-obatan, dan keterampilan lainnya oleh Marie serta suaminya, Yaitu Robert. terungkap juga identitas pria itu adalah seorang instruktur militer kerajaan.
Pria itu datang seminggu sekali setiap malam dengan kereta kuda, sambil membawa beberapa bahan makanan dan melatih anak-anak ketika ada waktu senggang.
Sementara itu Kerajaan Eribourne masih saja melakukan perang di perbatasan. Namun, kali ini raja memberikan pilihan yang begitu merugikan rakyatnya. Yakni, membayar dana perang sebesar dua koin emas putih per orang atau menggantinya dengan wajib militer.
Tidak hanya itu. Bahkan beberapa prajurit memblokade setiap jalan keluar dari kerajaan serta menangkap siapa pun yang berusaha melarikan diri, dan kemungkinan terburuknya ialah hukuman mati bagi yang melanggarnya.
Keterangan:
1 koin Tembaga 1000
1 koin Perunggu 10.000
1 koin Perak 100.000
1 koin Emas 500.000
1 koin Emas putih 1.000.000***
Di gereja, kelima bocah itu bermain bersama sembari menunggu kedatangan Marie seperti biasanya. Namun, sesuatu yang berisik dari luar mengagetkan anak-anak itu, membuat mereka beranjak keluar untuk memeriksa situasi.
Hari ini, kebijakan dari sang raja mulai dilaksanakan. Terlihat beberapa prajurit yang memegang tombak begitu gencar memasukkan beberapa orang ke dalam kereta kuda. Anehnya, orang-orang itu meronta untuk dilepaskan. Sebagian menangis, berteriak, meludah, dan memaki. Akibatnya, mereka dihajar sampai babak belur oleh para prajurit tersebut.
Kelima bocah itu seketika merasakan ketakutan serta kekhawatiran akan diperlakukan seperti itu. Tubuh mereka bergetar hebat dan kaki terasa lemas.
Beruntung, Marie datang di saat yang tepat. Wanita itu terkejut melihat orang-orang tengah dihajar oleh sekelompok prajurit. Menyadari anak-anak itu merasa ketakutan, Marie pun mendatangi mereka dan memeluk satu per satu lalu masuk ke dalam gereja.
"Bibi Marie, di luar kenapa?" tanya Louis.
"Sudahlah, tidak perlu memikirkan itu. Jangan keluar dulu, ya, Bibi akan memasak dulu."
Aeiry dengan bibir bergetar kemudian berkata, "Apa kita akan berakhir seperti orang-orang tadi, Kak?"
William mencoba menenangkan Aeiry, memeluknya, lalu mengusap air matanya yang turun.
Makanan Marie kali ini terasa berbeda sejak anak-anak melihat kejadian tadi, rasanya hambar dan menyebabkan tidak selera makan. Namun, mereka tetap menghabiskan karena menghargai Marie.
Situasi kali ini sangat tidak mengenakkan, Marie yang biasanya ceria mendadak membisu, Azlan dan Louis terlihat mengusap rambut mereka berkali-kali, begitu juga dengan William serta Halley yang memeluk Aeiry. Pikiran mereka semua tampaknya tidak bisa lepas dari kejadian hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Journey Of Five Child's Season 1 [End]
FantasíaMenceritakan tentang kelima anak yatim piatu yang kebahagiaannya terenggut paksa akibat peperangan, tidak hanya itu. pemerintah juga mengambil alih kendali atas nasib mereka dengan mengirim ke kamp militer. Kehidupan di tempat pelatihan pun tidak b...