William memegang pedang dengan kedua tangan, sorot matanya tertuju kepada leher rusa tersebut. Dalam sekejap, ia menarik napas dalam, mencoba menghilangkan ketegangan karena ini pengalaman pertamanya. Kemudian, dengan gerakan cepat dan pasti, pedang itu memotong melalui bulu, kulit, dan akhirnya menembus leher.
Darah segar kemudian mengalir, menetes ke tanah, dan membasahi pedangnya. Dadanya terasa berat diikuti oleh napas memburu, sesuatu yang tidak ia rasakan saat simulasi membunuh goblin.
Berbeda dengan Aeiry, Azlan, dan Halley yang biasa-biasa saja. Louis berbalik badan, tangannya begitu gemetar. Ingatan tentang eksekusi gila itu tiba-tiba terputar seakan menggerayangi dirinya.
Dengan pisau andalannya, Azlan memotong di sepanjang perut rusa. Suasana terasa aneh, saat Azlan memasukkan tangannya ke dalam rongga perut hewan itu. "Aeiry, Halley. Bagaimana kalau kalian membantuku mengeluarkan organ dalam hewan ini?"
"Jujur saja, aku takut memegangnya secara langsung, tetapi aku akan membantumu karena ini kepentingan bersama." Halley mengikat rambutnya dan mendekati Azlan.
Ide cerdik dari William tiba-tiba datang, tepatnya saat ia melihat Aeiry hanya diam menatap teman-temannya.
"Kalian bertiga lanjutkan saja. Aku dan Aeiry akan meminta izin kepada Pak Daniz untuk meminjam peralatan memasak," kata William.
Namun, Louis mengendus sesuatu yang tidak beres dari William. "Kau hanya ingin berjalan dan menghabiskan waktu dengan Aeiry, di saat kami sibuk memotong daging, 'kan!" Louis sedikit kesal.
William tersenyum konyol, menggaruk-garuk kepalanya. "Eh, apa? Tidak seperti itu, kita juga perlu peralatan untuk memasak, bukan?"
"Apanya 'peralatan memasak' lihatlah dahulu siapa yang kamu bohongi." Halley menirukan gaya bicara William. "Kami mengenalmu sudah sangat lama, William."
Aeiry tersenyum tipis sembari menggelengkan kepalanya saat melihat rencana William gagal total.
"Yang banyak bicara akan mendapatkan daging paling sedikit!" ucap Azlan, "Louis, bawalah Aeiry bersamamu dan ambilkan peralatan memasak, tolong, ya."
Sebelum Louis melangkah jauh bersama Aeiry, ia berbalik sebentar. Louis menarik salah satu bagian bawah matanya dengan telunjuk, sambil menjulurkan lidahnya, melepaskan kekesalannya dengan mengejek William.
William terlihat cemberut, diikuti oleh napas kasarnya. "Padahal aku sudah memotong leher rusa ini. Seharusnya giliran Louis yang memotong dagingnya."
Perdebatan kecil pun pecah di antara mereka, lebih tepatnya Halley merasa resah saat William terus mengoceh.
Azlan terpikir sesuatu untuk menghentikan debat itu. Tanpa peringatan, ia meraih tangan Halley, dan memasukkannya ke dalam perut rusa.
Halley spontan menjerit, sedikit geli, dan jijik saat tangannya merasakan sensasi lembek-lembek, lengket, dan hangat dari organ dalam rusa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Journey Of Five Child's Season 1 [End]
FantasyMenceritakan tentang kelima anak yatim piatu yang kebahagiaannya terenggut paksa akibat peperangan, tidak hanya itu. pemerintah juga mengambil alih kendali atas nasib mereka dengan mengirim ke kamp militer. Kehidupan di tempat pelatihan pun tidak b...