Hari kedua belas
Luka ditanganku masih memerah
Namun pipiku pun kini ikut memerah
Aku masih menatapmu yang berbicara tentang kegemaranmu
Aku merasa bahagia bisa berbincang denganmu
****
Sekali lagi dengan alasan menanyakan keadaanku- kamu menghubungiku pagi tadi. Mengajakku bertemu untuk melihat keadaan lukaku yang mulai membaik meski masih memerah.
Kita mulai berkenalan tanpa rasa canggung. Kamu mulai menanyakan beberapa pertanyaan klasik. Dan aku mulai meyakini perasaanku yang semakin terpesona akan semua hal tentangmu. Tanpa aku menanyakan apapun- kamu menceritakan banyak hal tentangmu.
Membandingkan kegemaran kita. Bersemangat saat mengetahui beberapa hal yang sama diantara kita. Tatap tidak percaya saat aku menceritakan beberapa kisah yang kamu anggap memiliki kesamaan denganmu. Senyum dan anggukan kepalamu saat aku menjawab pertanyaan yang membuatmu ingin tahu.
Rasanya- malam ini akan menjadikan hariku selanjutnya lebih indah. Senyum dan tawamu begitu menyejukkan hatiku. Tatap hangatmu memberiku ketenangan. Sikap ceroboh namun dewasamu- membuatku semakin ingin mengenalmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
May I?
PoetryAku dan secangkir kopi yang menemaniku. Kamu dan pesona cerobohmu yang memikatku. Aku dan kamu yang ditakdirkan bertemu.