Hari kedua puluh empat
Secangkir kopi yang dulu tak ku suka sekarang menjadi kesukaanku.
Karena dia membuatku bertemu denganmu dan mengenalmu
Kamu pun ternyata merasa begitu
Bolehkan aku percaya bahwa kamu juga menyukaiku?
****
Aku mengatakan bahwa aku lebih menyukai teh— beberapa saat yang lalu sebelum mengenalmu. Dan datang ke tempat ini, membuatku ingin mencoba berbagai macam kopi yang aromanya ternyata lebih menenangkan daripada teh kesukaanku.
Kamu tampak terkejut lalu tersenyum senang.
"Tampaknya kesamaan kita bertambah satu. Aku dulu juga tidak begitu suka kopi." Ujarmu yang membuatku tertegun.
Benarkah? Batinku terkejut. Namun aku hanya menunjukkan senyum padamu.
Kamu dan kopi datang disaat yang tepat. Saat aku membutuhkan kafein sebagai penenangku dari kegelisahan dan rasa sakit yang membuatku mati rasa dari waktu yang melelahkan beberapa saat lalu. Dan kamu menambah efek menenangkan yang melebihi dua gelas kopi yang biasanya aku habiskan di tempat ini.
Kamu lebih dari sekedar kafein untukku.
Bisakah aku memiliki efek yang sama untukmu?
KAMU SEDANG MEMBACA
May I?
PoetryAku dan secangkir kopi yang menemaniku. Kamu dan pesona cerobohmu yang memikatku. Aku dan kamu yang ditakdirkan bertemu.