Hari kelima belas
Dua hari ini kita hanya saling sapa
Dirimu terkesan selalu terburu-buru
Tapi kamu masih menyempatkan bertanya bagaimana keadaanku
Dan itu sudah membuatku bahagia
****
Terima kasih masih menyempatkan menyapa meski kemarin aku pergi begitu saja tanpa pamit. Kamu dengan senyum manismu masih dengan ramah menyapa dan menanyakan keadaanku. Ada raut cemas dan gelisah yang aku tangkap dari sorot mata beningmu.
Luka lamaku membuatku membatasi diri untuk berharap pada kenyataan yang belum pasti.
Namun tatap teduhmu dan senyum ramahmu membuatku menyerah sekali lagi. Aku selalu memberi diriku alasan untuk memaklumi kesibukanmu yang masih meluangkan waktu menyapa. Memahami keinginanmu menikmati waktu sendiri dan memilih tidak lagi duduk semeja denganku.
Perasaan yang tidak lagi aku kenal ini— membuatku berusaha menenangkan kegelisahan diriku sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
May I?
PoetryAku dan secangkir kopi yang menemaniku. Kamu dan pesona cerobohmu yang memikatku. Aku dan kamu yang ditakdirkan bertemu.